"Kau ngapain butler sialan?" tanya namja mungil berambut burnet itu dengan nada sinis. Orang yang tadi dipanggil butler itu menelan ludah, ia melirik kantong yang tak lain berisi perhiasan sangat banyak di kedua tangannya yang ia sembunyikan di balik punggungnya.
"Hei, park chanyeol!" panggil byun baekhyun-namja berambut burnet tadi. Melihat gelagat butler yang sering memerintahnya itu menjadi aneh, dengan perlahan ia berjalan mendekatinya.
Rasanya bagai slow motion bagi chanyeol sang butler, melihat majikannya tersebut berjalan ke arahnya. Berkali-kali ia menelan ludah, memikirkan kata-kata apa yang harus dia keluarkan saat majikannya itu bertanya padanya. Sebenarnya bisa saja chanyeol memukul namja tersebut hingga pingsan dan langsung membawa kabur kantong-kantong perhiasan yang ada di tangannya. Kabur sejauh-jauhnya dari tempat itu, menghilang di tengah kabut dan tak akan pernah kembali.
Tapi tidak, chanyeol tidak bisa melakukannya.
Sebenarnya bukan tidak bisa, tapi chanyeol tidak mau melakukannya. Menyakiti namja mungil itu tidak bisa dilakukannya semenjak ia merasakan perasaan itu. Perasaan yang aneh. Mau tak mau chanyeol harus membuang perasaan ini, cepat atau lambat. Banyak alasan untuk itu, terutama statusnya yang sangat berbeda dan kedudukannya jauh di bawah baekhyun. Apalagi di luar sana, sehun dan kris-partner sekaligus penyelamatnya dulu kini tengah menunggu bantuannya. Chanyeol membuka mulutnya, hendak mengatakan sesuatu pada namja mungil di depannya...
"Hei Pendek"
Malah itu yang bisa diucapkannya.
baekhyun melotot kaget, "Apa? Pendek katanya? Kurang ajar!" dengan kesal namja mungil itu menendang kaki chanyeol walau bagi yang bersangkutan tidak merasakan apa-apa. Jelas saja, kekuatan seorang namja mungil itu biasa tidak akan bisa menyakiti kekuatan pencuri nomor satu di korea selatan tersebut.
"Apa yang kau lakukan di sini butler jelek?" tanya baekhyun setelah kelelahan memukul chanyeol-yang anehnya tidak dibalas sama sekali. Chanyeol mengangkat bahu, sementara kantong perhiasan tersebut diselipkannya di antara celana yang kemudian ia tutupi dengan baju kaos merah yang dipakainya.
Chanyeol melihat-lihat ke arah lain, tidak mau menatap mata sipit di depannya, "Tidak, aku tidak melakukan apa-apa," jawab namja tinggi bermata bulat tersebut. Bohong.
"Hn," respon baekhyun, ia sempat melirik kedua tangan chanyeol yang berada di balik punggung namja tinggi itu, "aku akan pergi ke luar bersama daehyun, katanya ada yang ingin di bicarakannya. Kau jaga rumah ya," ujar baekhyun dan berbalik keluar meninggalkan chanyeol yang terpaku lega.
Langkah namja mungil itu menggema di dalam kamar berbentuk persegi dan bernuansa putih itu. Rambutnya yang coklat halus itu bergerak ke kanan kiri mengiringinya berjalan. Chanyeol hanya memperhatikan dalam diam hingga baekhyun berjalan keluar kamar. Bibirnya bergetar, ia harus mengatakan yang sesungguhnya-itu teriakan dalam batinnya. Ya, chanyeol sudah memantapkan hati. ia akan mengatakan yang sesungguhnya. Tapi sekarang bukan waktunya.
Lagipula sepertinya tadi baekhyun mengatakan sesuatu, chanyeol berpikir keras sebelum akhirnya ia tersadar.
"Aku akan pergi ke luar bersama daehyun, katanya ada yang ingin di bicarakannya. Kau jaga rumah ya,"
Mata bulat itu membulat dan semakin bulat.
"Sial!, tidak akan kubiarkan!"
.
.
.
Hari ini baekhyun berdandan sedikit keren tetapi tidak mengurangi kecantikannya untuk ukuran namja. ia memakai baju hoodie dan celana panjang dan sedikit ketat namun masih terlihat lekuk tubuhnya padahal ia namja tapi tubuhnya tak kalah seperti yeoja. Sekarang ia sedang menunggu di taman yang ada di tengah kota seoul. Baekhyun datang dengan muka bad mood gara-gara tadi sebelum berangkat ia harus adu mulut dengan butlernya itu. Hampir saja ia tidak boleh pergi bersama daehyun, seandainya tidak ada telpon masuk yang sepertinya penting dari Hp chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Butler Sucks! [chanbaekRemake] END
HumorMain chas :-Park chanyeol -Byun baekhyun Other. : -wu yi fan (kris wu) : -oh sehun : -jung daehyun : -im yonna : -shim changmin Genre...