1.1 vílífícαtíσn

1.1K 242 3
                                    

❝kαtα σrαng, fítnαh ítu lєвíh kєjαm dαrí pєmвunuhαn❞
⊱━━━━━━━━⊰

Gosip beredar dengan cepat kepenjuru sekolah. Semua siswa dan guru tahu tentang kasus pembully-an Aira. Kecuali Hyunjin. Memang aneh.

Mereka percaya hanya dengan bukti Yireon yang mengaku membully Aira karena diperintah oleh Hana.

Hana drop. Yang ada didalam pikirannya semua orang benci sama gue, gue orang jahat  Ntah kenapa, walau Hana tidak melakukan pembully-an itu dia merasa bersalah. Kelebihannya memang begitu, merasa bersalah meski bukan dia yang melakukan kesalahan.

"Han, lo gak salah. Gue tau itu" Ucap Irma berusaha menenangkan. Hana acuh, masih sibuk dengan pikirannya.

"—Gue janji, gue bakal nyari bukti buat ngelawan Airin. Lo jangan murung gini terus dong han" sambungnya.

Hana menggigit ujung kuku jarinya, risau. Cacian dan makian siswa-siswi terngiang kembali ditelinganya.

"Hana kenapa?"

Irma yang menyadari adanya Guanlin mencibir, "Gue yakin lo tau Hana kenapa, mendingan lo pergi kalo niatnya cuman mau ngecaci"

"Kok lo ngomong gitu? Gua bener-bener nggak tau Hana kenapa!"

"Hana depresi, puas lo?!"

━━━━━━━━

Mau tahu keadaan Hyunjin?
Cowok itu sama sekali nggak tahu menahu soal keadaan Hana. Padahal, katanya berita sudah menyebar keseluruh plosok sekolah.

Buktinya Hyunjin ayem-ayem aja kok. Memang, dia jarang berpapasan dengan Hana akhir-akhir ini.

"Hyunjin" panggil Felix, Hyunjin yang sibuk mencatat menyilihkan opini.

"Kenapa?" bukannya menjawab, cowok bule itu malah meneliti setiap inci wajah Hyunjin. Ntah lah.

"Felix?"

"Eh, itu jin—udah beneran move on ya?" Felix menggaruk tengkuk kikuk, sementara Hyunjin menyingit bingung.

"Move on? Dari siapa?"

"Dari Hana lah, siapa lagi emang? Kan dari dulu gebetan lo dia" jawabnya.

"Bukan gebetan, cuman temen"

"Ya, terserah sih. Beneran udah move on ya?" tanyanya sekali lagi.

"Apa sih? Kalo nanya yang jelas. Jangan bikin bingung, gua nggak paham" Hyunjin menutup buku, lama-lama geram dengan Felix.

"Lo kayaknya beneran udah move on. Soalnya kalo lo belum move on lo pasti bakal bolak-balik nyari info tentang keadaan Hana, karena lo khawatir"

Lagi-lagi Hyunjin menyingit, "Kenapa?"

"Yaampun jin. Kok lo bisa lemot kayak gini sih? Atau jangan-jangan lo belum tau kalo Hana—"

"Hyunjin!" Hyunjin maupun Felix sama-sama menyilihkan opini. Yuri ternyata.

Felix mencibir, bisa-bisanya Hyunjin yang alim bisa selalu dekat dengan cewek ini setiap hari.

"Mau ke kantin?" tanyanya pada Hyunjin.

"Enggak. Mamah bawain bekel, mamah juga bawain kamu"

"Yaudah kita makan di taman yuk!"

"Eum, kayaknya aku makan bareng Felix aja deh. Kamu sama temen kamu aja ya?" ucapnya hati-hati.

"Tapi jin—aku nggak punya temen"

"Yaiyalah nggak punya temen, kerjaannya nempel terus. Kasian Hyunjin" gumam felix.

"Kan ada Hana?" raut wajah Yuri seketika berubah. Dia memasang ekspresi datarnya.

"Aku sama yang lain aja. Aku duluan" ucapnya setelah mengambil kotak tupperware di meja Hyunjin.

"Tadi lo mau ngomong apa lix?"

"Oh iya, itu Hana—"

"HYUNJIN UDAH MAU MASUK WAKTU DZHUHUR, CEPETAN KE MUSHOLAH"

━━━━━━━━

Kangen ngga? heheh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen ngga? heheh.
Mon maap jelek bngt huhu.

raindrop 。 hyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang