14: even the shadow needs the light to exist.

897 147 71
                                    

"look back at the path you've taken

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"look back at the path you've taken

suddenly, you're this far

you came too far to give up

hard times will always pass"

(stray kids)

//

(bagian ini dikerjakan keroyokan oleh saya dan yeolbaeby)

//

"Jadi bentar lagi bakal ada pensi sekolah. Terus Abang ikutan dong. Masih tiga bulan lagi padahal, tapi Abang latihannya ampun-ampunan. Yulia sampai cerita kalau Abang terlalu maksain diri."

Sore itu, Fajar kembali menumpahkan isi hatinya kepada Dira. McDonalds saat itu masih sepi, hanya ada beberapa orang yang datang untuk bercengkrama seraya membeli es krim. Ada jeda beberapa menit yang diambil menunggu Fajar menenggak float di hadapan dan mengunyah kentang sejenak. Burger mereka telah kandas bersamaan dengan sebagian besar rasa lapar.

McDonalds selalu dipilih mereka berdua sebagai tempat bercengkrama semenjak Dira sudah bisa mengendarai motornya sendiri dan membonceng Fajar tanpa limbung (pilihan kedua, warung bakso di depan lorong rumah Dira). Lokasinya cukup jauh dari rumah mereka berdua, tetapi terbilang menengah jika ditempuh dari sekolah. Seragam putih abu-abu Dira sudah acak-acakan, milik Fajar pun masih basah karena peluh berkat terik matahari tadi siang. Niatan makan siang yang terlambat dan singgah sejenak berubah menjadi lebih lama. Mereka bercerita akan banyak hal seperti kisah lucu teman sekelas masing-masing, atau lelucon yang sering dilemparkan oleh anak-anak klub basket di lapangan.

Dalam hati, Fajar teramat lega karena hubungan mereka berdua yang sempat menjauh karena berpisah jurusan mulai kembali merekat.

"Buat Abang, musik itu udah kayak dunia buat dia. Aku enggak ada hak buat larang."

"Kamu enggak mau coba ikutan? Katanya, OSIS masih butuh banyak orang buat tampil."

Dan kalimat itu membuat Fajar meringis. Ada sebuah alasan besar mengapa Fajar turun dari panggung dan berhenti menekuni musik seperti Jingga. Karena ia memang tidak bisa. Pertunjukkan terakhirnya dikacaukan oleh kegugupan di atas panggung dan menyisakan trauma mendalam. Sejak itu, jarinya tak lagi menyentuh piano. Kontradiksi dengan Jingga. Lagipula sekolah punya Jingga dan kawan-kawannya yang lebih berbakat di bidang musik, siapalah Fajar di hadapan mereka?

"Aku tuh siapa, Dira? Aku cuma kentang."

"Kalau Ajar kentang, Ajar tuh kentang McD."

Fajar menatap sahabatnya tak percaya (yang sedang memasukkan sepotong kentang goreng ke dalam mulut). Dilihatnya Dira memasukkan satu potong kentang lagi ke dalam mulut dengan santai, mengunyahnya seraya menaikkan alis. Tatap mata Fajar menuntut penjelasan lebih, dan Dira mengerti.

[2/3] day by day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang