That is How I Met You

17 2 0
                                    


Inara

It's been three days after Quorra told me about that Bagas guy. Aku masih aja merasa gugup tidak jelas. How to explain ya? Aku masih merasa, kopi darat macam begini tuh kok, malu-maluin banget nggak sih? Belum lagi dengan embel-embel, Bagas is looking for a future wife, yang bolak balik diucapkan oleh Quorra, aku langsung merasa terbeban sekali. Selain itu, I imagined a cold guy who has a creepy personality macam dr.Jekyll pada diri Bagas ini. Intinya, aku sudah berpikir yang tidak-tidak. Padahal ketemu saja belum.

Thanks to Lian, sekarang Mama dan Appa jadi kelewat excited pada niat Quorra ini. Sekali-kali memang Lian perlu disambelin banget mulutnya!

Tadi pagi waktu aku mengantar Quorra ke bandara, she told me more about this Bagas guy. Paling tidak apa yang Quorra jelaskan padaku, lumayan membuatku sedikit tenang. Biarpun wajahnya kelewat serius, katanya, Bagas sebenarnya orang yang ramah.

"And remember, Ms.Jung. I warned you, he's dangerously hot. You gonna love it," kata Quorra tadi pagi, memberikan penekanan pada kata hot yang serta merta membuatku langsung berpikiran kotor.

Bagas Adithya, 34 tahun, a lawyer. Graduated from University of Washington, Seattle dan mulai magang pada sebuah firma hukum yang cukup punya nama di Amerika Serikat setahun sebelum kelulusannya. Dua tahun setelah menyelesaikan pendidikan khusus profesi advokat, Bagas terpaksa meninggalkan Amerika dan kembali ke tanah air karena almarhum ayahnya mulai sakit-sakitan.

Di Indonesia, Bagas harus memulai semuanya dari awal lagi. Beberapa bulan setelah kembali ke tanah air, Bagas diterima bekerja di kantor firma hukum Tara Nasution & Partners. Dirinya dikenal sebagai pengacara muda yang berkepribadian tenang tetapi bermulut pedas. Namanya mulai melejit setelah dirinya berhasil memenangkan sebuah kasus perdata Internasional mengenai pelanggaran hak cipta sebuah brand parfum ternama. Tahun ini, ia masuk dalam urutan kelima daftar 20 Most Wanted Guy versi majalah Haute Couture, di bawah dr.Oliver Pranadipa, Sp.OT di urutan kedua dan dr. Daniel Delano, Sp.BTKV. 

Quorra count is as a big achievement.

"Gue inget deh,Ra. Once, lo pernah bilang ke gue kalau man with intelligent is sounds so sexy. Nah, Bagas masuk hitungan man with intelligent loh!"

"Ya karena si Bagas ini sounds sexy, gue jadi gugup nggak jelas gini. Gimana kalau gue nanti udah fly banget sangking terpesonanya, terus si Bagas ini ternyata nggak mau dikenalin ke gue? Gimana kalau nanti dia merasa dijebak? Kan kata lo, yang minta tolong lo cariin calon istri tuh nyokabnya. Bukan dia kan? Atau the worst case, he's a gay. Gimana kalau...?"

Quorra menjepit bibirku dengan kedua jarinya. "Breath, Inara..."

Menuruti kata Quorra, aku menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. Lagi, sampai tiga kali. Setelah tenang sejenak, aku kembali melanjutkan pembicaraan kami.

"Are you sure everything's gonna be alright? Gue belum desperate banget kok habis ditinggal Alex. Lagian masih setahun ini,Ra... Gue juga belum tua-tua amat..." kataku dengan nada merajuk. 

Aku juga tiba-tiba mulas.

"Darling, lo worried too much deh. I told Bagas about you kok, and he said yes. Lagian ini ada hubungannya dengan amanat bokapnya sebelum meninggal."

"Ha? Amanat? Mau dapat warisan yah dia?"

Quorra menyentil dahiku, "Matre lo! Emangnya kalau ngomongin amanat pasti hubungannya sama warisan? Nggak juga keleus..."

Love ActuallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang