11. Umji Menghilang

182 35 0
                                    

Ckiiiiiiittttt!!

Bunyi rem mobil yang sangat melengking memekakkan telinga. Aku berpengangan erat pada kursi yang ku duduki sekarang. Aku bisa melihat Umji berusaha menginjak rem sekuat mungkin agar tidak menabrak truk yang ada di depan kita.

"Kau bodoh?! Kalau lelah ya istirahat, jangan memaksakan diri" teriakku pada Umji saat mobil kita sudah benar-benar berhenti.

Sebenarnya ini bukan murni salah Umji. Truk di depan kita memang sedikit konyol juga. Dia mundur karena beban yang dibawa berlebihan. Dan Umji yang tidak biasa menyetir mobil di medan yang seperti ini tentunya menjadi kesulitan dan hampir saja menabraknya. Syukur saja truk itu bisa kembali berjalan maju, kalau tidak sudah tidak tau akan jadi apa sekarang kita.

"Turun sekarang Ji.. Biar aku saja yang menyetir" Moonbin membuka pintu kemudi dan menarik paksa Umji keluar.

Umji masih tak bergeming, terlalu syok bahkan untuk sekedar menjawab dengan anggukan atau gelengan.

Melihat itu Eunbi langsung keluar dan memeluk Umji. Seharusnya aku juga keluar tapi entah ada apa dengan kakiku. Rasanya masih terlalu lemas untuk berdiri. Aku hanya bisa melihat Eunbi yang memeluk Umji, dan perlahan Umji mulai menangis kencang di dalam pelukannya.

"Eun, lebih baik aku pindah ke mobil sebelah. Kau harus menenangkan dia" Kyu meninggalkan mobil kita, seperti sedikit emosi.

Aku tidak mengerti dengan Kyu sekarang. Mengapa ia yang sangat malaikat itu bisa sangat tidak peduli dengan Umji?

Eunbi masuk ke mobil dengan Umji yang masih menangis. Sekarang aku yang bingung. Satu sisi aku merasa bersalah pada Umji karena telah membentaknya tadi dan ingin bisa menghiburnya bersama dengan Eunbi disini, tapi di sisi lain aku merasa khawatir dengan Kyulkyung yang pergi dengan emosinya yang sangat tidak biasa itu.

"Eunbi, sepertinya aku di mobil sana saja. Aku sedikit tidak enak kalau Kyu menjadi perempuan satu-satunya di mobil itu" ucapku begitu aku menentukan pilihan.

Aku bisa melihat sorot kekecewaan dari mata Umji. Ia selalu merasa tertekan atas hal-hal yang bahkan bukan perbuatannya. Apalagi jika seperti sekarang yang jelas karena dirinya, pasti ia akan merasa sangat buruk.

"Maafkan aku ya Umji, aku sudah kasar tadi" aku mengusap lembut rambut Umji sebelum keluar dari mobil Umji dan masuk ke mobil Winwin.

"Kenapa kau kesini?" tanya Winwin.

"Kau tidak mau aku kesini? Baiklah, aku akan balik ke mobil Umji" ucapku sambil berbalik, tapi tanganku di tahan olehnya.

"Tidak bukan begitu" Winwin turun dari kursi di samping kemudi.

"Yuta Hyung, boleh kau duduk di depan? Aku ingin duduk dekat dengan Dahyun dan Kyu" ucap Winwin yang lebih terdengar seperti perintah.

Oke, dia memang benar-benar baby Winwin. Anak manja yang harus dipenuhi semua keinginannya.

Yuta sekilas tersenyum mencurigakan kepadaku, dan tentu saja itu membuatku sedikit takut. Tapi tetap saja akhirnya aku duduk juga, karena Johnny sudah mau menjalankan mobilnya.

Aku duduk di tengah-tengah Winwin dan Kyu. Sejak aku datang Kyu sama sekali belum bersuara. Sampai dia tiba-tiba menangis. Tentu saja itu membuatku dan yang lainnya bingung seketika.

"Ada apa Kyu?" tanyaku sambil merangkulnya, dan Winwin merangkulku.

Salah, lebih tepatnya Winwin seperti merangkulku karena tangannya menepuk-nepuk pelan pundak Kyu untuk menenangkannya.

"Kyu, kau kenapa? Tidak biasanya kau menangis seperti ini" ucap Winwin khawatir.

Hmm, disini aku sadar satu hal. Bahwa Winwin memang sangat baik kepada orang yang cukup penting di dalam hidupnya. Jadi tentu saja perlakuan khususnya kepadaku bukan karena hal lain, melainkan hanya karena dia merasa bahwa aku adalah sepupu terdekatnya, tidak kurang dan tidak lebih.

C O M P L I C A T E D - (Winwin NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang