Aku juga sama seperti gadis lainnya, ingin tau bagaimana rasanya berdebar untuk seorang lelaki. Tapi mengapa harus kau? Seorang sepupu yang tidak akan pernah direstui untuk berada disampingku.
~Kim Dahyun~
.
.
.
Aku bukan laki-laki yang sedatar itu...
Winwin dengan sejuta kejutannya. Dia menjemputku, menungguku selesai ujian - karena dia semester 7 jadi sudah tidak ada ujian - bahkan sampai mengantarku pulang.
"Kau tau, jika kau terlalu baik seperti ini mamamu bisa berfikir aku membabukanmu" ucapku sarkas saat membuka pintu mobil Winwin dan mendapatinya sedang sibuk bermain PUBG di handphonenya.
"Tenang saja, hari ini aku tidak bilang akan pulang. Jadi mama tidak akan tau aku yang mengantarmu" ia langsung senyum sumringah begitu melihatku duduk di bangku sampingnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maksudnya?" tanyaku bingung yang tidak mendapatkan jawaban apapun darinya setelahnya.
Tentu saja aku tau aku tidak lebih berarti dari PUBG-nya. Ia masih bermain sampai game nya itu selesai, dan ya aku hanya menunggunya sambil membuka olshop yang menjual segala macam pernak-pernik EXO.
"Maaf, kau jadi menunggu" ucapnya saat sudah selesai bermain game.
"Santai, lagipula disini aku yang merepotkan" ucapku sok sopan, padahal aku sudah sangat kesal melihat dia sibuk sendiri sampai tidak menjawab seperti tadi.
"Bagaimana jika hari ini kita jalan-jalan dulu?" tanyanya sambil melihatku dengan senyumnya yang akhir-akhir ini sering membuatku lupa kalau kita adalah sepupu.
"Maaf Win, tapi asal kau ingat aku besok UAS, bukan seperti kamu yang sudah sibuk menyusun skripsi" tolakku secara implisit.
"Tenang saja, aku tau besok kau hanya ujian satu matkul, dan itu mudah" jawabnya enteng.
"Tau darimana kau soal jadwal ujianku?" aku kaget begitu mendengar pernyataan Winwin.
"Dari Sistem Informasi Akademik, Hyun.. Kau tau kampus kita buruk soal keamanannya" ia masih tampak tidak merasa bersalah sama sekali.
"Apa tujuanmu Win sampai kau harus meng-hack akun SIA ku?" aku tak habis fikir dengan orang seperti Winwin.
"Sekedar informasi, bukan aku yang meng-hack aku SIA-mu, tapi kau sendiri yang membukanya di handphoneku" jelasnya sambil mulai menjalankan mobilnya.
Shit!!
Aku lupa aku sendiri yang membukanya di handphone Winwin. Saat itu handphoneku mati, dan aku belum sempat menge-print kartu ujian. Jadilah aku menumpang buka SIA di handphonenya dan sekalian menge-print nya si kamar Winwin yang ada printer nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
