O N E

17.2K 615 31
                                    

Bisa dibaca tanpa membaca Dangerous Client 💜

***

Andrew Calri Anderson, yang kerap disapa Andrew saat ini terlihat tengah bangkit berdiri seraya berjalan menuju ke arah depan untuk mengumpulkan hasil ujian kepada dosen nya.

Pak Dani, hanya bisa mengangguk bangga ketika melihat mahasiswa kebanggaan nya yang telah menyelesaikan ujian nya dalam jangka waktu 20 menit saja. Ia pun segera membaca hasil ujian milik Andrew.

Andrew lantas berjalan menuju ke arah Alex yang saat ini tengah sibuk mengedipkan sebelah matanya kepada Andrew. Melihat hal tersebut lantas membuat Andrew mendekatinya.

Ya, Andrew terlihat tengah menyerahkan sebuah gulungan kertas kepada Alex. Gulungan itu berisi seluruh jawaban milik nya. Mendapatkan benda tersebut, membuat Alex tersenyum sumringah. Ia pun segera memanggil Anton yang terlihat tengah termenung.

"Thanks, bro." ujar Alex sedikit berbisik.

Andrew yang telah memegang kenop pintu ruangan tersebut hanya bisa mengacungi ibu jari nya saja. Setelah itu, ia pun pergi berlalu.

Saat berjalan di sepanjang koridor kampus, Andrew selalu saja mendapatkan tatapan memuja dari semua wanita yang berpapasan dengan nya. Melihat hal tersebut lantas membuat Andrew memutar kedua matanya. Ia pun mempercepat langkah nya menuju ke salah satu cafe langganan mereka bertiga.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara deringan ponsel milik nya. Ia pun segera mengambil ponsel tersebut seraya menerima nya.

"Hm?"

"Hanya itu?"

"Lalu apa, ayah? Katakan saja."

"Hahaha, baiklah. Tidak usah berteriak seperti itu. Tetapi, bagaimana dengan ujianmu?"

"Semuanya berjalan dengan sangat baik, seperti biasa. Lalu, ada apa?"

"Begini, satu minggu lagi adalah hari pernikahan kalian."

"Ayah sudah mengatakan nya lebih dari dua puluh kali. Sudahlah, to the point nya saja."

"Kau harus memulai sebuah pendekatan dengan Clara. Ayah melihat, kau sama sekali tidak ramah jika ia berkunjung ke rumah kita."

"Hm, baiklah. Aku akan mencoba untuk menjadi seorang pria yang ramah jika ia berkunjung lagi."

"Ya, kau harus mencoba nya. Selain itu lakukan lah pendekatan terhadap nya."

"Hm, nanti aku akan mencoba nya."

"Satu jam lagi. Ya, kau harus menjemputnya dari sekolah. Itu adalah waktu yang sangat pas untuk kalian berdua. Alamat sekolah Clara akan ayah kirimkan."

"Ayah, tapi-"

Belum sempat Andrew ingin menjawab nya, tiba-tiba saja panggilan pun terputus.

"Aku menjemput gadis itu dari sekolah nya? Yang benar saja?" gumam Andrew seraya duduk di sebuah tempat yang menjadi langganan nya dan juga kedua teman nya itu.

Tidak lama kemudian, sebuah pesan singkat pun masuk. Andrew lantas segera membuka nya sekaligus membaca isi nya.

"Sial! Ayah benar-benar menyuruhku untuk melakukan nya." umpat Andrew ketika ia telah membaca isi pesan tersebut secara keseluruhan. Ya, pesan itu berisi alamat lengkap dari sekolah Clara.

Baiklah, apa boleh buat. Andrew harus tetap melakukan nya. Ini demi posisi nya yang menjadi seorang anak semata wayang. Selain itu, yang terpenting adalah ia harus menjaga nama nya sendiri agar tidak tercoret dari dalam kartu keluarga.

Wonder Bridge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang