Clara telah tiba di rumah nya lebih awal. Saat ini masih pukul 7 malam, biasanya ia akan kembali ke rumah pukul 9 atau pun 10 malam karena mencari angkutan umum yang berlalu-lalang di sekitar nya.
Tetapi untuk hari ini, Anton lah yang mengantarkan nya kembali pulang. Ya, sejak kejadian di dalam dapur tersebut, Anton dengan setia nya menunggu dirinya sampai selesai bekerja. Ia juga telah menceritakan semuanya mengenai Andrew walaupun diakhir cerita Anton mengatakan bahwa ia telah mengetahui semuanya secara diam-diam. Mendengar hal tersebut membuat Clara terkejut, tetapi apa daya, Anton telah mengetahui nya.
Dan satu jam lagi, Anton akan menghubungi nya. Entahlah ada apa, tetapi Clara hanya bisa mengangguk seraya menyetujui nya saja.
"Kau sudah pulang rupanya." ujar Candra seraya memasuki kamar sang adik.
Clara sedikit terperanjat, tetapi ia pun tersenyum ke arah pria itu. "Iya, aku baru saja sampai."
"Siapa yang mengantarkan mu pulang? Andrew?" tanya Candra.
Clara terdiam. Apakah ia harus mengatakan secara jujur mengenai Anton?
Tetapi ia pun menggeleng. "Bukan. Dia, temanku."
Candra lantas menaikkan sebelah alisnya. "Siapa dia?"
"Namanya Anton." jawab Clara.
Candra lantas mengangguk. "Hm, begitu. Lalu, mengapa bukan Andrew saja yang mengantarkan mu tadi? Dimana dia? Apakah ia terlalu sibuk dengan urusan nya sendiri?"
Clara menggeleng. "A-aku tidak tahu. Mungkin saja ia sibuk dengan urusan kampus nya."
"Baiklah." setelah mengatakan hal tersebut, Candra pun pergi berlalu dari kamar sang adik. Mendengar seluruh cerita dari Clara membuat Candra menjadi geram kembali.
"Apa yang sebenarnya Andrew inginkan? Bukankah sebentar lagi ia akan menjadi seorang suami untuk Clara?" gumam Candra.
Mungkin ia harus melakukan sesuatu.
***
"Kemari kau." ujar Calvin yang saat ini tengah duduk di ruang keluarga. Wajah nya terlihat sangat sulit untuk ditebak.
Andrew yang akan pergi, terpaksa menuruti perkataan ayah nya. Ia pun mendekati pria itu. "Ada apa, ayah?"
Calvin lantas menyuruh sang putra untuk duduk di hadapan nya saat ini dan Andrew pun melaksanakan nya. Setelah itu, terlihat secarik kertas yang diberikan oleh Calvin untuk Andrew.
"Tandatangani itu." ujar Calvin seraya menatap sang putra yang saat ini terlihat sedikit bingung akan hal tersebut.
"Apa ini?" tanya Andrew seraya mengambil nya. Ia pun membaca secara keseluruhan.
Tidak lama kemudian, Andrew terlihat membulatkan kedua matanya. "A-ayah, apa maksudnya ini?"
"Kau buta? Atau tidak mengerti dengan isi dari surat itu?" tanya Calvin balik.
Ya, surat itu berisikan bahwa Calvin akan mencoret namanya nya dari dalam kartu keluarga. Hal itu dikarenakan banyak laporan yang ia terima mengenai putra nya ini. Apalagi ia terlihat sangat kesal ketika mengetahui bahwa Andrew sempat menampar Clara tadi siang. Selain itu, ia juga mendengar bahwa Andrew sempat bertemu dengan wanita sialan itu, Carla.
Andrew terdiam. Ia tidak berani untuk menatap atau pun menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Calvin.
"Nikahi saja wanita murahan itu dan pergi dari rumahku." ujar Calvin.
Andrew terperanjat. Ia pun memberanikan diri untuk menatap Calvin. "Tetapi, mengapa ayah melakukan ini semua terhadapku? Apa salahku?"
Brak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder Bridge
Romance~Andrew Calri Anderson~ Aku tidak akan menyentuhnya sampai kapan pun, tidak peduli ketika kita telah resmi menjadi sepasang suami istri, aku akan tetap terhadap pendirianku. Lagi pula aku tidak memiliki perasaan sama sekali terhadap gadis itu. ~Clar...