Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
menangkupkan wajahnya kasar, sambil menggigil karena angin malam mengintip culas masuk ke jendelanya. lalu menyapa halus tubuhnya.
malam ini, kartika tertelan hujan badai.
menyisahkan ia sendirian.
bisa saja ia ikut lebur bersama hujan. namun, ia masih punya akal waras yang bisa digunakan untuk berfikir. —agar tak mengambil resiko lebih besar. bisa - bisa besok ia ijin sekolah karena demam.
ah, ia sendirian, tidak ada yang dapat ia lakukan selain merutuk; merutuk; dan merutuk.
terbesit di pikirannya untuk membuka blokiran pengguna akun sosial bernama tuan hwang itu. namun, membukanya sama saja dengan mengundang emosi untuk datang hari ini.
ia bisa gila memikirkan laki - laki asing itu.
tangannya tergerak, melawan arus yang dibuat oleh otaknya sendiri. tidak hendak berkompromi. hingga akun itu dibebaskan dari masa pemblokirannya.
hhj.hwang | menyerah? | sudah tidak tahan ya menunggu pesan dari ku
sudahdibilangapa?!
carimatimemang.
| stopit. atau aku memblokirmu lagi.
hhj.hwang
| Ok
terasa cheesydan terlalu berbeda bila si tuan hwang hanya membalasnya dengan kata OK. biasanya remaja tujuh belas tahun itu akan berceloteh panjang walaupun tidak ditanggapi.
| disana hujan?
agaknya memang akal warasnya sudah hilang. seharusnya ia perlu mengucap syukur karena si tuan hwang sudah bertaubat. namun, ia malah mencari gara - gara
lagi,
hhj.hwang | hm.
gadis itu mengernyit heran.
adaapadengansituanhwang?
| areuokay?
menantang maut, memang. namun, mengganjal rasanya bila pemilik akun itu tidak secerewet biasanya.