Chapter 9 part A

937 98 22
                                    

~ My Seme is Beautiful ~

Pairing : SasuNaru

Rate : M

Genre : Romance/Humor(gak yakin) '-')a

Disclaimer : Masashi Kisimoto

Warning : BOYxBOY, YAOI, AU, alur gak jelas, cerita pasaran, gajenes, bikin mual dll..

Summary : Naruto yang seorang gay ingin kembali menjadi straight, dan ketika ia bertemu dengan seorang gadis cantik ia merasa dirinya sudah 'berubah'.. sampai akhirnya dia menerima kenyataan yang
sebenarnya/"W-WHAT? A-ARE YOU, SHEMALE?- BRUAGH/"NARUTO!"
.
.
.
~ DrakKnightSong ~
.
.
.
Itachi merenggangkan otot tangannya yang terasa pegal. Akhirnya jam terakhir kelasnya selesai juga. Ukh, sungguh melelahkan sekali hari ini. Batinnya, menghela nafas.

Drrttt Drrttt

[ Kafe Love Shot ya ]

"Oh, hampir lupa" gumamnya, setelah membaca pesan tersebut. Hampir saja ia langsung pulang kerumah, jika tidak diingatkan oleh orang ini. Dengan sedikit bergegas Itachi keluar kelas dan berjalan menuju halte bis. Ia hampir melupakan janjinya dengan seseorang. Beruntunglah ia sesampainya disana bis sudah ada, dengan segera ia pun memasuki bis tersebut.

[ Oke! ] balasnya.

Langkah lebarnya mulai memasuki kafe, dan tidak membutuhkan waktu ia langsung bisa melihat posisi temannya itu berada, "maaf membuatmu menunggu" ujarnya, yang dibalas gelengan pelan dari kepala bersurai cokelat panjang itu.

"Tidak kok, aku pun baru sampai" tuturnya, senyum kecil terpasang dibibir pink itu. Membuatnya terlihat semakin cantik.

"Sudah lama sejak terakhir kita bertemu ya" ujar Itachi, memandang teduh sosok gadis didepannya.

Sang gadis yang bernama Yuki itu mengangguk kecil, "bagaimana kabar Shisui dan Obito? Apa kalian masih bersama?" tanyanya.

"Ya begitu lah" Itachi tertawa malu, mengingat seberapa konyolnya jika ia sudah bersama kedua sepupunya. Dan sial baginya wanita yang sudah mengenalnya sejak SMP ini sangat mengetahui masa kecilnya seperti apa. Dan mengingat itu sungguh membuatnya amat malu.

"Ah, aku merindukan Bibi Mikoto" ujar Yuki, mengejutkan Itachi yang teringat jika siang ini ia memiliki makan bersama dengan keluarga Namikaze. Menyadari perubahan sikap pemuda didepannya, membuat Yuki penasaran. "Ada apa? Apa kau memiliki janji lain?" tanyanya, mengira jika Itachi memiliki janji dengan wanitanya. Selain mengetahui seberapa konyol kelakuan Itachi jika sudah berhubungan dengan kedua sepupunya, ia pun sangat tahu jika Itachi sangat suka gonta ganti pasangan.

"Ah, iya" angguk Itachi, yang langsung mendapatkan tatapan jail teman wanitanya. "Ada apa dengan tatapanmu, hm?" tanyanya, merollingkan bola matanya. "Jika kau berpikir aku masihlah playboy, kau salah" lanjutnya, menyeringai.

Yuki menggangguk sungkan, "benarkah?" tanyanya, balas mengerling jail, yang langsung mendapatkan tarikan gemas pada hidungnya. Ia mengaduh sakit seraya menyingkir tangan Itachi dari hidungnya. Itachi tertawa melihat hidung mancung itu memerah karena ulahnya.

"Menyebalkan" sungutnya, kesal.

Itachi terkekeh kecil,"baiklah, aku pamit dulu" ujarnya, "aku senang kau kembali lagi ke jepang, lain kali aku akan mengajak Shisui dan Obito. Mereka pasti senang bertemu denganmu" lanjutnya, diangguki mengerti sang gadis. Mengusap sebentar surai panjang itu, ia pun pergi meninggalkan Yuki yang terduduk dikursinya.

Yuki masih setia menatap punggung lebar itu menjauhi kawasan kafe, sampai akhirnya tatapannya tanpa sengaja bertabrakan dengan sepasang mata rubby yang menyorot tajam padanya. Sejenak ia bergidik ngeri tidak mengerti mengapa pemuda itu menatapnya demikian. Yuki pun memilih berpura-pura sibuk memainkan hpnya, sampai ia merasa sosok tersebut beranjak pergi meninggalkan kafe.

"Astaga, ada apa dengan orang itu?" gumamnya, bergidik ngeri.
.
.
.
Kyuubi menendang kesal ban mobilnya, giginya bergemeletuk menahan amarah. Sialan! Kenapa ia harus melihat Itachi berduaan seperti itu. Siapa gadis itu? Kenapa mereka terlihat mesra?

"Ck, menyebalkan!" umpatnya, marah. Ristu yang sejak tadi berdiri disamping Kyuubi hanya bisa terdiam. Tidak mengerti mengapa sang bos tiba-tiba bermood buruk.

"K-Kyuubi-sama" panggilnya, ragu. Dan begitu mendapatkan perhatian bosnya, ia langsung berkeringat dingin saat Kyuubi menatapnya tajam. "A-anoo..." menyadari ketakutan sekertarisnya, Kyuubi pun dalam hati mengumpati sikapnya.

"Ah, maaf. Ada apa, Ritsu?" tanyanya, berusaha melupakan sejenak emosinya akan sosok Uchiha sulung di kafe tadi.

"J-jam makan siang dengan keluarga Uchiha--"

"Ah, iya, masuklah" ujar Kyuubi, membukakan pintu untuk Ristu yang berdiri mematung, dan jangan lupakan wajahnya yang memerah malu. Menyadari sikap sekertarisnya, ia terkekeh kecil, untuk sejenak Kyuubi melupakan amarahnya pada Itachi. "Silahkan, Tuan muda" godanya, seraya memegang tangan Ritsu yang berkeringat. Astaga! Kyuubi sangat suka jika sang sekertaris mulai salah tingkah.

"K-Kyuubi-sama!" gugup Ritsu kesal, mengetahui atasannya kembali menggodanya. Kyuubi hanya terkekeh kecil dan berjalan menuju kursi pengemudi. Dan saat akan melajukan mobilnya, ia diintrupsi oleh Ritsu. "Apa tidak apa-apa jika saya ikut acara makan itu? Apa saya tidak mengganggu?" tanyanya, masih sungkan mengikuti ajakan Kyuubi.

"Tentu saja. Kenapa masih bertanya?" tanya Kyuubi, "pokoknya tenang saja, kau tidak menganggu sama sekali. Lagian ini hanya makan siang biasa" tuturnya, meyakinkan pemuda disampingnya. Ritsu pun mengangguk pelan.
.
.
.
Naruto dan Sasuke memarkirkan motor masing-masing didekat sebuah mobil yang cukup asing bagi Sasuke, dan sangat dikenali baik oleh Naruto. Ternyata Tousannya sudah sampai.

"Kita keduluan oleh Tousan" ujar Naruto memberitahu jika mobik yang terparkir itu milik sang Ayah. Sasuke hanya mengangguk kecil dan masuk kedalam rumah. Dan langkahnya diintrupsi oleh suara mesin mobil yang baru saja memasuki gerbang rumahnya. Dilihat dari mobilnya, ternyata sulung Namikaze pun mengikuti makan siang ini.

"Ck" decak Sasuke tanpa sadar mendengus saat tatapannya bertemu dengan manik Rubby yang baru keluar dari mobilnya. Dan ia menyadari jika Kyuubi tidaklah datang sendiri melainkan dengan sosok pemuda yang Sasuke akui cukup manis.

A-anak itu.. Ritsu tanpa sadar terus menatap Sasuke. Ia cukup terpesona dengan ketampanan bungsu Uchiha. "Tampan" gumamnya, amat lirih. Ritsu sadar jika saat ini kedua pipinya memerah malu. Ia meruntuki sikapnya yang mudah terjatuh pada ketampanan bungsu Uchiha.

"Kyuu-nii" panggil Naruto, dan ia sedikit mengeryit heran melihat tingkah sekertaris kakaknya, lalu ia pun sadar jika sang sekertaris terus melirik malu Sasuke. Menyadari itu, Naruto lantas mengandeng tangan Sasuke, mencoba memberitahu jika bungsu Uchiha hanya miliknya. Dan bibirnya menyeringai begitu mendapati tatapan kecewa pemuda tersebut.

"Lepaskan , Dobe" ketus Sasuke, merasa kurang nyaman dengan perlakuan Naruto. Ditambah sejak tadi Kyuubi tidak melepaskan tatapan matanya darinya. "Berhenti menatapku" ujarnya, dingin.

Kyuubi menyeringai sinis mendengar ucapan bocah Uchiha didepannya, "So, what?" sinisnya, dan dengan acuh melangkah memasuki kediaman Uchiha.

"Ck" Sasuke merasa acara makan siangnya akan sangat tidak menyenangkan.

"Apa aku terlambat?" tanya Itachi yang baru datang.

"Tidak, kurasa Tachi-nii datang tepat waktu" ucap Naruto. Dan ketiganya pun mulai memasuki kediaman Uchiha. Berharap acara makan siang ini akan berjalan lancar. Harap Itachi dan Naruto, yang cukup was-was akan perseteruan Sasuke dan Kyuubi.
.
.
.
_ TBC _

My Seme Is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang