Perihal Rindu

104 23 19
                                    

Perihal rindu ini, ternyata ia lebih keras kepala dari dugaanku
Berbeda dariku yang telah mendeklarasikan berada di titik akhir, ia masih menggebu, masih ingin tetap terus maju
Tak henti menyusup ke dalam waktu-waktu ternyamanku
Menggelitik hati, menabur titik-titik kenangan tentang langkah yang pernah berderap
Tak lebih demi menyongsong secercah harap
Namun kandas ditentang realita yang hadir mendekap
.
.

Bagai senja yang hilang ditelan gelap
Kemudian bergulir, malam pun bersembunyi oleh hadirnya fajar tanpa sedetikpun terlelap
Pun dengan rindu ini yang setia menggelayut hebat
Walau terus kutelan bulat-bulat setiap saat
Ia tetap tangguh kembali menyapa tanpa bisa ku debat
Tanpa bisa ku cegah walau sekejap
Lalu aku bertanya-tanya, bagaimana bisa kau yang mengaku setia berpaling dengan begitu cepat?

***
novpsa97

Sajak Tentang KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang