4. Four

31 6 0
                                    

"Sherly?" Shelly memeluk erat Sherly yang berdiri di ambang pintu ruangan Shelly. Shelly hari ini diperbolehkan pulang setelah 3 hari dirawat disana walaupun masih ada perban di kepalanya.

"Shelly? Lo gapapa kan? Maafin gue ya? Gue gabisa ngejagain lo! Dan seharusnya gue ikut sama lo ke toko buku itu. Biar gue bisa narik lo waktu lo mau ketabrak truk!" Lirih Sherly terisak. Pelukan mereka kembali erat.

"Nggak! Lo gak salah! Gue yang salah! Gue yang udah nyebrang nggak liat kanan kiri! Jangan salahin diri lo!" Jawab Shelly ikut mengeluarkan air mata.

"Nggak! Gue yang salah! Gue bukan sahabat lo!" Dorong Sherly dan pergi keluar dari ruangan itu.

"Sher? Lo gak salah! Sampai kapanpun juga lo adalah sahabat gue, Best Friend Forever Sherly!" Teriak Shelly yang melihat Sherly terhenti jongkok dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya hanya untuk menangisinya didekat dinding.

"Nggak! Gue bukan sahabat lo! Yang namanya sahabat gak bakalan pergi cuma karena alasannya lelah ataupun capek! Dan ngebiarin sahabatnya sendiri mengalami keadaan yang begitu menyakitkan!" Lirih Sherly namun masih terdengar oleh Shelly.

"Sherly? Ini kecelakaan bukan salah lo! Gue maafin lo kok!" Peluk Shelly kemudian. Sherly mendongakkan kepalanya dan melihat Shelly bangkit seraya mengulurkan tanggannya untuk membantu Sherly agar bangun.

"Mulai sekarang gue bakalan ngikutin apa perintah lo dan gue bakal selalu ada buat lo!" Senyum Sherly mengembang setelah mengatakan itu.

"Begitupun sebaliknya!" Balas Shelly. Mereka berpelukan erat sekali.

"Ehem" bunda Sisi datang membawa barang barang Shelly yang akan dibawa pulang hari ini.

"Udah nangisnya? Kasian nak Dafa menunggu kalian sudah lama!" Celoteh Bunda Sisi.

Shelly dan Sherly baru tau jika Dafa duduk di kursi ruang tunggu. Entah kapan dia datang dan bersama siapa dia kesini yang jelas mereka tidak tau keberadaan Dafa.

"Ayok pulang!" Ajak Bunda pada semuanya.

Mereka menuju mobil dan Dafa meninggalkan mobilnya hanya untuk menyupiri mobil bunda Sisi. Dafa terlihat tenang seperti biasanya.

"Nak Dafa?" Bunda Sisi memulai percakapan didalam mobil itu.

"Eh iya tan, ada apa?" Jawab Dafa lembut.

"Jangan tante deh panggilnya, mulai sekarang Dafa boleh panggil tante, Bunda ya!" Ucap Bunda Sisi tersenyum manis.

"Oh iya tan eh bun" Dafa menyengir.

"Terimakasih karna sudah menolong Shelly dan juga Sherly dan mau merawat mereka juga selalu menemani bunda nak!" Ucap Bunda Sisi kembali. Dua sejoli Sherly dan Shelly hanya bertukar pandangan, tak mengerti maksud Bundanya itu.

"Bun? Emang Dafa ngapain aja?" Tanya Sherly baik baik.

"Jadi gini..." bunda menceritakan semuanya dari kejadian Shelly dirumah sakit sampai sekarang ini.

Sherly dan Shelly cuma bisa melongo, mendengar penjelasan bunda. Menurut mereka, mereka nggak percaya akan itu. Mereka saja bahkan belum mengenal jauh Dafa.

"Sher? Lo yakin masih mau ngedeketin dia?" Bisik Shelly.

"Yakin, dia kriteria gue juga kok!" Sherly mengiyakan.

Mobil pun mulai terparkir dirumah Sherly. Untuk sementara Shelly akan tinggal di rumah Sherly dulu. Shelly sudah menelepon mbok Yati untuk ijin beberapa hari tidak ada dirumah.

"Ayok masuk!" Ajak Sherly pada Shelly untuk masuk ke kamarnya.

"Entar deh, gue mau ke kamar mandi dulu!" Ijin Shelly dan pergi ke kamar mandi dekat dapur.

"Lah, kan dikamar gue juga ada kamar mandinya, gimana sih tu anak." Sherly menggerutu. Dia mulai menaiki anak tangga dan mulai membuka pintu kamarnya, kemudian masuk ke dalam dan menutup pintu. Saat berbalik badan Sherly menemukan Dafa didepannya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Sherly.

"Anterin barang barang Shelly kata bunda suruh taruh sini!" Ucap Dafa dengan muka datarnya.

'An action' dewa batin Sherly memerintah.

"Boleh temenin gue disini?" Tanya Sherly seraya menggandeng lengan Dafa. Ini merupakan salah satu jurus Sherly untuk mendapatkan apa yang dia mau.

"Sorry, gue masih banyak urusan!"

"Ayolah, sebentar saja!"

"Sorry" Dafa membuka pintu dan "Aww, kepala gue!" Teriak Sherly mengaduh. Dafa kembali dan melihat Sherly yang memegangi kepalanya sambil meringis kesakitan di ranjangnya membuat Dafa panik lagi.

"Kenapa? Mana yang sakit?" Tanya Dafa lirih.

"Ini!" Tunjuk Sherly ke arah dadanya.

"Maksud lo?" Tanya Dafa tak maksud. Takut salah mengira.

"Dada gue Daf!"

"Emang dada lo kenapa?"

"Didalem dada gue, ada hati gue, barusan hati gue teriris sedikit!"

"Teriris?"

"Iya"

"Kok bisa?"

"Karna lo ga mau nemenin gue!" Jutek Sherly sambil melipatkan kedua tangannya didepan dadanya.

'Njir, gue kira lu kenapa kenapa!' Batin Dafa dalam hati mengelus dada.

"Daf! Temenin gue jalan jalan yuk! Gue butuh refresing!" Ajak Sherly nyengir.

"Gue tadi udah bilang kan? Kalo gue ada urusan!"

"Tapi kan Daf! Kalo gue gak refresing gue bakalan pusing lagi." Rengek Sherly.

"Oke tapi sebentar aja!"

"Oke"

□●□●□●□

"Ayok jalan!" Gandeng Sherly pada Dafa saat mereka sudah ada di taman dekat rumah Sherly.

"Kita duduk aja ya! Nanti lo capek lagi!" Perintah Dafa.

"Oke" Sherly mengiyakan ajakan Dafa.

"Daf? Gue pengen jadi temen deket lo!" Ujar Sherly.

"Boleh" jawab Dafa.

"Kalo lebih dari itu boleh?" Tawar Sherly.

"Maksud lo?"

"Gapapa, gajadi. Oh ya makasih untuk semuanya Daf. Gue gatau apa yang terjadi kalau gaada elo!" Ucap Sherly.

"Selow aja!"

"Daf! Kita pulang yuk! Gue pusing!" Ajak Sherly.

"Pusing? Yaudah kita pulang!" Dafa melihat Sherly beranjak dan ingin melangkah pergi.

"Tunggu!" Dafa menggendong Sherly di punggungnya dan melangkah pergi.

Sherly mengeratkan pegangannya dan terus menerus tersenyum. Dirinya merasa Dafa sangat menyayanginya. Entah Sherly yang terlalu percaya diri atau Dafa memang mempunyai rasa terhadap Sherly.

'Sher, gue tau sebenernya lo pengen jadi pacar gue, tapi gue takut gue gak bakalan bisa bahagiain lo! Gue tau kebiasaan buruk lo! Tapi itu bukan alasan yang tepat hanya untuk menolak lo!' Batin Dafa.

■hello dudu
Gimana nih? Kurang panjang? Besok ya! Lagi sibuk bener bener sibuk soalnya.

Gapapa deh.
Thanks for readers and vote commennya jangan lupain.

Salam manis

Possesif Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang