DKS - 12

351 26 6
                                    

Mama gue yang mendengar langsung senyum genit ke gue. Gue cuman bisa senyum-senyum terus buang muka. Pokoknya nggak mau liat muka mama yang emang lagi ngeledek gue.

"Aduh, nggak perlu izin langsung kamu jadiin pacar juga nggak pa pa kok, Kyung. Mama udah ngerestuin kalian dari jauh-jauh hari. Asal jangan ngelewatin batas aja ya, Kyung. Aduh senangnya.." balas mama dengan senyum senang.

Sedangkan Kyung Soo udah senyum malu sambil garuk-garuk tengkuknya yang emang kalo gue liat sih gak gatal sama sekali.

"M-makasih, ma. Kyung Soo janji bakal jagain Surin selalu. Sepenuh hati." Kata Kyung Soo dengan serius.

"Iya, mama percaya kok. Yaudah makan malam dulu yuk. Kebetulan udah waktunya makan malam." Mama gue langsung berdiri dari sofa terus pergi ke dapur.

Setelah mama pergi. Kyung Soo langsung nengok ke gue terus senyum-senyum nggak jelas.

"Kenapa sih?" Tanya gue yang emang penasaran sama mukanya.

Kyung Soo ketawa kecil. "Nggak nyangka aja. Kita bisa jadi sedekat ini." Balas dia.

Gue langsung pukul lengannya pelan. "Apaan sih. Udah yuk makan."

Gue langsung pergi ke ruang makan diikuti Kyung Soo di belakang gue. Sampai di ruang makan ternyata udah kumpul semua. Ada mama, papa, sama abang Lay.

Untungnya Kyung Soo udah akrab sama abang Lay jadi dia fine-fine aja. Tapi, kalo sama papa mungkin ini kedua atau ketiga kalinya dia ketemu. Jadi, masih agak canggung.

Kyung Soo duduk di samping gue. Gue juga duduk di samping abang Lay. Di tengah yang pasti papa dan di samping kanan papa itu mama.

Kita makan dengan tenang. Karena emang peraturan papa yang nggak ngebolehin makan sambil bicara.

Selesai makan kita semua pergi ke ruang keluarga. Di situ Kyung Soo di tanya-tanya sama papa sampai akhirnya Kyung Soo pulang. Gue anterin Kyung Soo sampai pagar rumah.

Kyung Soo pakai helmnya. Terus kaca helmnya di buka.

"Aku pulang dulu ya." Dia pun nyalain motornya.

"Iya hati-hati." Balas gue.

Terus dia ngangguk sambil nutup kaca helmnya. Gue pun masuk ke dalam rumah. Langsung ke kamar. Soalnya ini mata sudah tak sanggup untuk terbuka. Ingin tidur rasanya. Gue pun rebahan di kasur. Badan gue tengkurap terus kaki sama tangan gue lebarin.

Udah mau masuk ke alam mimpi tiba-tiba abang Lay buka pintu kamar. Terus dia nindihin gue.

"Abang! Bangun ih! Nggak bisa napas ini!" Kata gue yang udah kelabakan.

Abang Lay ketawa kenceng. Emang abang laknat. Suka banget jailin adeknya. Dia langsung gulingin badannya ke sisi kanan gue.

"Dek, lo pacaran ya sama adeknya temen gue?" Tanya abang Lay sambil godain gue.

"Iye, emang kenapa?" Balas gue males. Udah ini mah jadi bahan dia jailin gue sampai besok.

"Cie..cie..jangan lupa pj. Beliin gue McD ya?"

Baperzone - DKS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang