Prolog

715 32 6
                                    

"Matahari mengajarkan kita bahwa pada setiap pertemuan yang hangat terdapat sebuah perpisahan yang indah."
-unknow-

✳✳✳✳✳✳✳✳✳

Gadis polos asal New York itu terlihat sangat tergesa-gesa. Sambil menyeret koper yang ia bawa, gadis itu berlari. Seolah dikejar-kejar setan, gadis itu tak hentinya menengok ke belakang untuk memastikan tidak ada yang mengikutinya.

Namanya Rose Hilton. Gadis cantik yang bernasib malang usai ditinggal orangtuanya. Orangtuanya tewas dalam kecelakaan pesawat sehabis dari perjalanan bisnis di Korea. Rose yang saat itu masih berumur 5 tahun hanya bisa meratapi kepergian orangtuanya. Rose hanya memiliki Uncle dan Aunty di New York sehingga ia terpaksa harus tinggal dengan mereka. Seluruh kekayaan peninggalan orangtuanya juga diberikan kepada Uncle karena Rose belum cukup umur saat itu.

Namun, Rose harus sabar dengan sikap Uncle dan Aunty yang sering berfoya-foya menggunakan uang dari orangtuanya yang seharusnya hak Rose. Hingga sekarang, seluruh kekayaan yang seharusnya miliknya telah habis oleh mereka. Dan yang lebih parahnya lagi, karena mereka kehabisan uang, mereka dengan teganya menjual Rose pada seorang pengusaha kaya untuk dijadikan wanita jalang.

Oleh sebab itu sekarang Rose berusaha kabur dari orang yang akan membelinya.

Sebenarnya sudah lama ia merencanakan untuk kabur dari Uncle dan Aunty. Namun ia butuh persiapan yang matang untuk menjalankan itu semua, terlebih lagi ia tidak tahu kemana ia akan kabur. Namun sekarang, ia telah memutuskan untuk pergi ke Korea, yaitu kampung halaman Ibunya.

Well, Rose memang seorang blasteran. Ibunya tidak punya keluarga, sehingga ia pindah ke New York dan bertemu dengan Ayahnya. Kisah cinta yang klasik namun sangat berkesan bagi Rose.

Dan kini, Rose bisa bernafas lega sebab ia telah berada didalam pesawat. Hanya butuh beberapa jam untuk sampai ke Korea, dan ia akan memulai hidup baru di sana. Sambil menunggu pesawat mendarat, ia lebih memilih untuk tidur dengan earphone di telinganya.

✳✳✳✳✳✳✳✳✳

Tak terasa Rose sudah sampai di bandara. Ia menatap negara kelahiran Ibunya dengan kagum. Namun, belum puas Rose menikmati pemandangan di bandara, tiba-tiba perutnya bergejolak. Seolah isi didalamnya akan keluar. Ia tau penyebabnya. Pasti ia mabuk udara. Karena ini adalah pengalaman pertama bagi Rose naik pesawat.

Karena sudah tidak tahan, ia pun segera mencari toilet. Tanpa sadar, ia meninggalkan begitu saja koper-koper yang ia bawa.

Sepulangnya Rose dari toilet dengan perut yang sudah nyaman. Dan kini, ia baru sadar kalau koper-kopernya tidak ada digenggamnya. Dengan segera ia menuju ke tempat tadi. Namun sepertinya Dewi keberuntungan sedang tidak di pihak Rose. Koper-koper yang berisi perlengkapannya selama tinggal di Korea telah lenyap.

"Astaga pasport aku..." Pekik Rose sambil menepuk jidat.

Habis sudah riwayat Rose, pasalnya pasportnya juga ada di koper tersebut.

"Ya Tuhan, baru sampai di bandara saja aku sudah terkena sial begini. Bagaimana selanjutnya, pasti aku akan jadi gembel disini."

Dengan malas ia berjalan menuju pintu keluar yang pastinya sudah dijaga oleh para petugas keamanan.

"Pasport?" Tagih salah satu petugas keamanan.

"Ah, anu... Itu Pak," Rose sangat gugup. Ia tidak tahu harus bicara apa.

"Mana pasport kamu? Apa jangan-jangan kamu ini ilegal ya?" Tuduh sang petugas keamanan.

"Hah? Enggak kok," elak Rose.

"Halah, ayo ikut saya. Kamu harus diperiksa lebih lanjut lagi," ujar lelaki itu sambil mencoba membawa Rose menuju kantor pemeriksaan.

Namun, dengan sigap Rose kabur dari petugas tersebut. Ia tidak mau diperiksa. Jika ia sampai dipulangkan kembali ke negara asalnya, pasti ia tidak akan bisa kabur lagi.

Rose menggerahkan seluruh tenaganya untuk berlari. Sedangkan petugas di belakangnya masih terus berlari mengejar.

"Hey, jangan lari kamu," teriak petugas itu.

Nafas Rose hampir habis, sedangkan petugas keamanan berada tak jauh dibelakangnya. Terlebih lagi petugas itu memanggil seluruh petugas yang lain untuk menangkapnya. Tak ada pilihan lain selain menyerahkan diri, karena memang tenaga Rose sudah habis akibat tadi ia memuntahkan seluruh makanan.

Namun bukan Rose namanya jika cepat putus asa. Dengan sigap ia mencari tempat persembunyian. Ketemu, batin Rose bersorak. Dengan segera ia menghampiri mobil yang tidak tahu milik siapa. Lalu ia membuka bagasi belakang mobil tersebut. Dan dengan segera ia bersembunyi.

Rose masuk kedalam bagasi tersebut, lalu menutupnya. Berharap petugas keamanan itu tidak tahu dimana ia berada.

"Dimana gadis itu?" Samar-samar ia mendengar suara petugas keamanan yang tadi mengejarnya.

Ya Tuhan, aku mohon selamatkan aku dari mereka. Aku mohon... Batin Rose berdoa.

"Ayo kita cari lagi!" Seru sang petugas. Kemudian terdengar derap langkah yang menjauhi tempat persembunyiannya. Rose kini bernafas lega, sebab ia bisa menghindar dari kejaran mereka.

Rose sudah mulai tak nyaman berada disana, sehingga ia memutuskan untuk keluar dari persembunyian. Namun bodohnya, Rose tidak bisa-atau tidak tahu caranya-membuka bagasi tersebut.

"Mampus," umpat Rose seraya berusaha membuka bagasi tersebut.

"Owh God, kenapa kesialan terus terjadi padaku," oceh Rose saat ia sudah mulai pasrah dengan apa yang terjadi.

Tak lama kemudian ia merasakan mesin mobil itu menyala. "Tolong. Hei, ada orang disini. Tolong saya. Siapapun tolong saya," teriak Rose berharap ada yang mendengarnya. Namun sepertinya Rose harus bersabar, karena mobil tersebut kini sudah berjalan.

Rose menghembuskan nafas pasrah. Niat awal dia datang kesini adalah untuk memulai hidup baru. Jika awalnya saja sudah seperti ini, Rose bahkan tidak mau memikirkan kedepannya.

Karena terlalu lelah dengan semua kehidupan yang sudah ia jalani, Rose pun memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Perlahan ia memejamkan mata, berjalan menuju mimpi yang sudah menunggunya sejak tadi. Dan akhirnya iapun terlelap diantara tumpukan kardus yang ada disana.

✳✳✳✳✳✳✳✳✳

Yuhuuu.... 🙌🙌🙌
Jangan lupa untuk VOTE & COMMENT yaa...

TO BE CONTINUED

The Miracle In Korea (CHANYEOL X ROSE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang