03

15 2 0
                                    

"Ah.. Juan perasaan baru kemaren deh gua bilang, gua kan mau berubah" ucap Beby resah.

"Softlens lo ga di buka pas tidur?" sangat datar. Pertanyaan Juan bukan seperti pertanyaan. Benar benar bisa membuat Beby mati kutu. Sang juara akting disekolah berhasil dibuat mati kutu saat seharusnya ia melaksanakan aktingnya.

"Aah, softlens? Ini minnus, jadi di buka beberapa bulan.. Emm, pas waktu yang.. Emm udah di.. Tentuin dokter. Iya itu, kan kalau di pakai terus lepas terus pakai lagi, ga baik buat mata gua" Beby menggaruk kepalanya gatal, kebanyakan mikir dialog.

"Ck, akting lo kurang bagus. Udah deh, siapa pun lo gua ga peduli. the important thing is, now I pay my promise to take you to the park. Come on" Juan berjalan mendahului Beby kearah pintu luar.

Drttt drttt drttt

"Gabby, lo kemana aja sih!" Beby berbisik mengingat dirumah ini tak hanya ada dia saja, tetapi ada Juan. Bisa bahaya kalau sampai Juan mendengar Beby berbicara memanggil nama Gabby, yang Juan tau adalah namanya sendiri.

"Hehe sorry, kan aku bilang sms aja oke"

"Sms sih sms, tapi tadi hp lo ga aktif. Mau gua sms sampe besok juga kalau ga aktif mah ga akan masuk ke lo Gabby. Gini deh, gua cuma mau nanya, eskrim kesukaan lo apaan?" terdengar jeda cukup lama.

"Vanilla strowberry. Io ngajak kamu ya?"

"Gatau dah gua kaga ngerti. Yaudah gua matiin ya, byee Gabby. Thanks es krim gratisnya" ucap Beby sembari terkekeh.

Beby lari ke arah pintu depan, menyusul Juan yang pasti sudah gondok setengah mati karenanya hari ini.

Dilihatnya Juan sudah berjalan sekitar dua meter meninggalkan rumah Beby. Bener kan Juan gondok dengan Beby.

Beby menyusul Juan, namun setelahnya tak ada yang memulai percakapan terlebih dulu. Juan asik dengan pikirannya, dan Beby asik melihat pemandangan yang susah ia temui di Indonesia. Yaitu kebersihannya.

Tanpa sadar Beby berdecak kagum dan geleng geleng kepala barusan. Juan tentu aneh dengan sikap gadis cantik di sampingnys ini.

"Lo kenapa?" tanyanya heran.

Karena respon yang cukup baik dari Beby ia menjawab tanpa sadar. "Bersih banget gila. Kok Indonesia gak bisa sebersih ini ya" beby tetap meneruskan langkahnya saat sebuah tangan menarik paksa tubuhnya menghadap belakang. "Bersih?

"Oh, saudara gua sering kasih gua foto foto kondisi Indonesia" ucap Beby lancar. Mereka kini saling menatap dalam masing masing lawan bicaranya sekarang. Juan yang terlebih dulu mengalihkannya. ia berjalan cepat mendahului Beby yang tak tahu sedikitpun jalan disini.

"Juannnn, tungguin gua ngapa" Beby menghentak hentakan kakinya kesal, dia di buat berlari lari sedari tadi oleh Juan.

"Lo lama, kaya siput" balas Juan dengan teriak pula. Sedangkan dari jauh Beby mendelik kesal saat mendengar dirinya di bilang siput oleh Juan.

Tanpa berniat mengejar Juan, Beby berjalan santai dengan jarak 1 meter dibelakang Juan, melihat kanan kiri mencoba menghapal setidaknya sedikit jalan kerumahnya.

"Ish. Buru kek lo kenapa kaya siput gini sekarang? Sini jalan sebelah gua"

Dengan cepat Beby menyamakan langkahnya dengan Juan. Ia sedang malas ber akting sekarang, jadi bukankah lebih baik jika menuruti kemauan Juan?

Walaupun terasa agak canggung, melihat Beby yang masih baru baru ini mengenal Juan dan lingkungan sekitarnya. Ini satu satunya cara agar ia tak terlihat bukan Gabby dan menyebabkan kecurigaan, hingga menghasilkan sebuah pertanyaan bagi lelaki disebalahnya kini. Hm berbelit ya gaez.

temporary life replacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang