02

19 4 2
                                    

"Gilaaa baru beberapa menit dia ketemu gua. Masa udah curiga aja, buset dah jadi ga yakin gini gua akting jadi Gabby" Beby mondar mandir sendiri di kamarnya. Huft percayalah, Beby melewati menit demi menit yang sangat menegangkan tadi.

Beby menghempaskan diri di kasur milik Gabby. "Enak juga, dari awal dateng, belom sama sekali gw tiduran disini"

Nah kan Beby ngomong sendiri lagi. Inget ya readers, Beby itu emang suka ngomong sendiri, jadi kalau ga ada yang jawab jangan di ejekin gaez😂.

Drttt drttt drttt

Dering telepon miliknya membuat sang empunya menghela nafas kasar. "Baru juga rebahan"

"Hello!" ucap Beby ketus tanpa melihat sang penelponnya.

Yang di kasih garis bawahi adalah percakapan lawan teleponnya.

"Lo masih marah ternyata, please forgive me Gab" jelas Beby sekarang mengernyitkan dahinya. Marah? Bahkan ini siapa saja Beby tak tahu.

'Call from Mario'

Setidaknya hanya itu yang tertera di handphone sementara nya sekarang.

"Hello? Are you still there?"

Tut

Panggilan diputuskan sepihak oleh Beby. "Marah? Mario? Masih? Maaf? Napa dah si Mario Mario Bross itu" gumam Beby.

Tangannya mengetik lincah di atas keyboard handphone sementaranya itu. Saat di temukannya nama Beby Aulia Dexandra, ia menekan tanda telepon, dan menyimpannya tepat di telinga. Yap mereka bertukar handphone, sesuai peran masing masing.

"Heh, kang nyusahin. Bisa gak sih lo sebutin siapa aja musuh lo, siapa aja temen lo, dan tunjukin tu muka muka mereka biar gua ga pusing" Gabby terkekeh geli di sebrang sana.

"Cari tau ndiri gih, biar sehat"

"Sehat mata lu di gigi. Pusing tau gak sih. Oh iya gua mau tanya, Mario siapa? he called you, talking about anger, still, and sorry. What should i do"

"Jangan pernah maafin dia sebelum kamu tau masalahnya, jangan mudah terbuai oleh orang yang berbicara denganmu nanti Beb. we cannot distinguish between honest and not"

Beby menyimak dengan kuat pesan saudari kembarnya itu, ia tak ingin menambah runyam permasalahan di hidup Gabby.

"Wait. Now i ask Gabby. Explain" lagi lagi Beby mendengar kembarannya itu terkekeh di sebrang sana. "eh gua heran deh, kok kata si Juan Juan sahabat lo itu, lo susah ketawa ya. Nah barusan lo ketawa dua kali. Jangan jangan lo setan yang masuk ke tubuhnya kembaran gua ya! Keluar lo tan!!" lanjut Beby dengan agak teriak membuat Gabby menjauhkan handphone seketika.

"Dengar ya. Pertama, aku ga budeg Beby. Kedua, setiap orang yang teleponan itu simpen hp nya di kuping, jadi jangan teriak oke? It's easy Beb"

"Hehe okey Gabby, calm down"

"Aku tutup ya, bye. Oiya mending kamu kalau mau tanya tanya chat aja ya Beb, jangan telepon. Kayanya aku bakal jarang jawab telepon dari handphonemu"

Belum sempat Beby menjawab, Gabby memutus teleponnya sepihak. "Apa ini yang di namakan karma? Lo matiin sepihak telepon dari Mario, dan lo di gituin sama Gabby kembaran lo sendiri Beby" oceh Beby.

***

"Beby... Wake up darling, Juan nyariin Gabby tuh" Bunda Gabby mengguncang pelan tubuh Beby agar lekas bangun.

"Hoaaam.. Siapa Bun? Beby ga pesan paket, bilang aja dia nyasar Bun. Beby ngantuk" racau Beby dengan mata yang masih terpejam, tangan mendekap guling, dan tubuh tertutup selimut sampai atas kepalanya.

temporary life replacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang