Baca secara tenang,di nikmati apa yang ada di cerita ini👐
Happy reading...
Arka memutar bola mata nya malas,ia terus berjalan tidak menghiraukan teriakan-teriakan Eric yang ditunjukan untuk nya. Meraih kunci motor ninja nya yang tergeletak di meja ruang tamu.
"ARKA!!!"
•••
Arka melangkah kan kaki nya dengan santai di koridor. Sambil memutar-putar kunci motor milik nya. Arka menuju satu tempat yang jadi rutintas pagi hari nya.
Kantin.
Kedua teman nya sudah berada disana dengan seputung rokok yang diselipkan di jari-jari mereka. Wilayah kekuasaan nya berada di kantin pojok,hingga tidak ada guru yang bisa melihat kenakalan mereka. Tentu saja karena bagian nya tertutup tembok jika dilihat dari luar kantin.
Arka menduduki diri di depan keduanya. Mengambil nya seputung rokok dari sebungkus rokok yang tergeletak di meja dan menyalakan nya menggunakan pematik api milik Joe. Tempat yang di diduduki nya memang sangat strategis maka dari itu mereka memilih tempat tersebut.
Selain tidak terlihat dan dipojok,disana mereka bisa merokok bebas karena tidak akan mengganggu yang lain. Penjual kantin sudah sangat akrab dengan ketiga nya. Meskipun sering menasehati,mereka bisa apa? Jika Arka dan kawan-kawan saja tidak mendengarnya.
"Besok jadi?" Tanya Joe kepada Arka.
"Ya,mereka harus dikasih pelajaran" Jawab Arka dengan nada serius,sambil menghisap rokok yang masih ia nikmati.
"Oke,lo atur aja ar,gue sih seterah lo tinggal tunggu aba-aba dan baru kita serang!" Balas Steven.
Arka terlihat berpikir,ia berusaha mengatur strategi yang ampuh untuk rencana nya kali ini. Arka menghelas nafas nya kemudian ia melanjutkan menghisap rokok nya ia berusaha tenang.
"Oke,gua ada ide" Entah ide apa yang muncul di pikiran Arka kali ini. Kedua sahabat nya menoleh ke arah nya terlihat penasaran apa yang Arka rencana kan.
Arka terlihat serius "Gini aja, nanti pulang sekolah kita pancing kemarahan mereka dan lo Joe tugas lo datang ke sekolah mereka lalu lo bocorin ban motor mereka semua,sedangkan lo Steven tugas lo jaga-jaga di gerbang sekolah kita pastikan semua siswa jangan ada yang melewati jalan biasa. Dan tugas gue sama anak-anak yang lain menghajar mereka setelah Joe pancing ke marahan mereka,gimana setuju?"
"Kenapa gue lagi yang harus ngalangin jalan?" Protes Steven kepada Arka.
"Udahlah Stev masih mending kaya gitu tugas lo! Kan lo bisa modus sekalian sama cewek-cewek cantik." Ejek Joe,kemudian Joe melihat jijik ke arah Steven yang sedang tersenyum-senyum sendiri.
"Ck,lo benar juga joe tumben ya lo pinter siapa tau gue bisa sekalian minta nomer cewek-cewek itu hahaha,oke Ar gue mau!" Steven menepuk bahu arka dan memperlihatkan senyum yang menjijikan.
Arka memutar bola mata nya,jujur ia sangat malu terhadap sikap Steven jika sudah membicarakan soal cewek.
"Gimana Joe lo juga setuju?" Arka memastikan Joe agar dia setuju dengan ide nya barusan.
"Setuju gue mah",Ujar Joe.
Ketiga nya terus menghisap rokok yang diselipkan dijari-jari mereka. Tanpa mereka sadari jika seorang pria sudah mendekati ketiganya,dengan membawa setongkat kayu yang sudah menjadi ciri khas nya.
"Enak ya kalian? Sudah bolos pelajaran,merokok pula!"
Mendengar sebuah suara yang amat sangat dikenal nya Arka menyahutinya, "iya dong nama nya juga enggak belajar jadi gak pusing. Kalau rokok kan udah jadi kebutuhan",Arka terlihat tenang dan masih melanjutkan untuk menghisap rokok nya.
Joe dan Steven mengerjap kan mata nya beberapa kali sebelum melirik satu sama lain. Sadar ada yang salah disini. Joe memukul bahu Arka berkali-kali agar Arka sadar siapa orang yang baru tadi menegur nya. Arka menoleh ke arah pria tersebut. Lalu ketiga nya buru-buru mematikan putung rokok nya meski tau jika mereka sudah terlambat.
Ketiga nya hanya tertawa lugu dihadapan pria tersebut,ya itu pak Joni selaku guru kesiswaan berdiri tegak dan menyorotkan mata tajam ke arah mereka sambil memegang senjata andalan nya yang berada ditangan kanan nya.
Joe dan Steven merutuki kebodohan Arka dalam hati,sudah tau itu suara Pak Joni kenapa masih saja dijawab. Begitu juga dengan Arka yang merutuki orang di depan nya itu."Kenapa gak sekalian,habis pulang sekolah aja ketahuan nya", Batin arka.
•••
Dan disinilah ketiga nya berakhir dengan tangan di posisi hormat. Berdiri penuh peluh di depan tiang bendera,apalagi jika bukan hormat ke bendera merah putih. Arka dan kawan-kawan melaksanakan perintah dengan sesuai lagi pula sejujur nya mereka sangat menikmati hukuman tersebut.
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi,beberapa siswa terlihat berhamburan keluar kelas. Semua pasang mata menatap ke arah mereka bertiga dengan pandangan yang berbeda-beda. Kemudian terlihat beberapa orang datang menghampiri mereka. "Ketauan kali?" tanya Dimas,kemudian melirik ke arah mereka bertiga.
"Hmm",gumam Arka sambil menaikan sebelah alis nya tanpa mau memandang orang disamping nya.
Kemudian orang itu bertanya lagi "kenapa lo ketahuan?" lirik mata nya ke arah Steven.
"Ck,biasa nongkrong dikantin sambil bahas misi",jawab Steven.
"Udah lah cabut aja lagian guru nya gak ada",Tio menyambar bicara.
"Kenapa enggak bilang dari tadi pentol korek",decak Joe kesal.
"Lah kita bertiga aja baru keluar kelas,lagian main lo kurang bagus sih",ujar Dino.
Mereka berenam berjalan santai menuju kantin. Arka bernafas lega dia merentangkan kedua tangan nya. Untung aja kesialan nya cuma sebentar walaupun di hukum cuma hormat kepada bendera.
__________________________
Hai para penggemar setia ARKA,maaf baru update nih. Jangan pada bosan ya liat cerita nya😊
Ayo like dong,dan share agar cerita aku banyak yang baca semoga kebaikan kalian di bales TUHAN.
Amin.Maaf ada kata yang salah,saya baru belajar menulis.
Thanks you
(Terima kasih)Salam manis
Debya denira❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Teen FictionRevando Arka Zona,Siapa yang tidak mengenal diri nya? Sih Pembawa masalah yang terkenal di sekolah nya. Semua hal masalah dan pelanggaran sudah menjadi teman setia nya. Menjadi Ketua Geng motor yang dipimpin nya membuat dia ditakuti oleh siapapun. T...