Journey Kupi {2018}

Akhir Desember

Kamu tau apa hal yang paling aku takutkan?~adalah melupakan kamu.
Yaa sedari awal aku tak pernah mau memiliki perasaan lebih padamu selebih persahabatan. bagai mana bisa, aku tidak merencanakan semuanya, tapi waktu yang merubah segalannya. Kau pernah berkata bahwa kita adalah bagai mana waktu membawanya, dan waktu memang benar. Kita terbawa perasaan oleh waktu sebab hari-hari lalu, dimana aku dan kamu selalu membuat waktu terasa berharga.
Salahnya, aku yang terlalu menjatuhkan hatiku kepada waktu. Waktu membawaku ke ruang tunggu berharap padamu.
Dan kamu tak pernah tau itu, kamu selalu mengaggap biasa saja atas hubungan kita yang sebentar lagi beranjak satu tahun.
Aku tau kita hanyalah sebatas teman yang saling mendukung dalam suatu hal. Tapi kau tak tau bahwa setiap kataku adalah nyata akan semua rasa yang ku pendam selama ini, aku mempunyai harap lebih padamu meskipun kamu tidak.

Saat ini, hari berganti, waktu berlalu dan aku akan segera melupakanmu. Aku melupakanmu bukan berarti aku berhenti mencintaimu. Hanya saja aku berhenti dalam suatu harap yang tiada arti.
Jika boleh mengeluh, aku lelah.
Aku lelah harus berpura-pura bahagia di depanmu, aku lelah ketika kamu tidak menghubungi aku sebelum aku yang menghubungi kamu. Terlebih hatiku rasanya sesak saat kau menceritakan hari-harimu bersama dia permpuan yang kau harapkan. Kau tak pernah sadar bahwa aku pun begiu berharap akan kamu.

Dengan ini, semoga saja kau tak pernah kembali untuk melukai hati. Jika kau telah benar-benar pergi semoga kau tak akan pernah kembali. Jikapun dia yang kau pilih tidak sebaik aku, ku harap kau tetap pergi meninggalkan aku. Aku tidak akan pernah berharap lagi. Sejak saat ini pun aku sudah merelakan kamu mengejar cinta permpuan lain dan itu jelas bukan aku. Aku hanyalah pengagum indahmu di kala senja menyapa, aku hanya harapan dikala langit malam menyembunyikan bintang-bintang dan kau hanya bisa ku kenang.
-Melineraa.
Bandung, 2018.