Keesokkan harinya Dani dan Kevin pamit ke Megan karena mereka ingin mengurusi pasal cerita blog Dani yang katanya akan segera dibukukan. Alhasil Megan memilih untuk bersantai sambil menonton televisi.
Saat sedang serius menonton, tiba-tiba saja iklan ponsel dan itu membuat Megan kesal. Tetapi juga membuat Megan ingat bahwa ia belum menggeledah ponsel yang ia temukkan dikamar misterius itu.
Akhirnya ponsel itu berhasil di hidupkan kembali. Saat Megan akan menggeser tombol unlock, beratus-ratus notifikasi masuk terlebih dahulu dan itu membuat kaget Megan.
Notifikasi itu masuk seperti tidak ada habisnya.
Setelah mereda akhirnya Megan membuka ponsel tersebut.
Ada 1385 missed call dan 1276 pesan yang belum dibaca.
"Anjir," ucap Megan setelah melihat notifikasinya.
Akhirnya Megan mencari tahu siapa saja yang menghubungi ponsel ini.
Ternyata hanya ada satu orang.
Dan itu,
Dani.
"Hah? Apaan sih? Ini hape ilang apa gimana?" Tanya Megan yang kembali menjelajahi isi ponsel tersebut.
Megan memeriksa galeri ponsel itu, tapi isinya kosong. Alhasil Megan kembali membuka aplikasi lainnya seperti e-mail yang ternyata kosong juga.
Akhirnya Megan membuka aplikasi SMS sebagai pilihan terakhir.
Megan hampir saja menjatuhkan ponsel itu saat ia melihat pesan masuk yang lagi-lagi hanya dikirim oleh satu orang.
Dan orangnya hanyalah Dani.
Megan langsung saja membuka pesan dari Dani. Dan Megan lagi-lagi dibuat terkejut setelah melihat pesan-pesannya.
Megan hampir menangis setelah membaca pesan terakhir dari Dani yang dikirim kemarin malam.
Dani
andira, cepatlah kembali"Tunggu, ini hape Andira?" Megan bermonolog sambil menahan air mata. Entah kenapa ia serasa sedang berada didalam sebuah rumah angker.
"Baju itu juga...?" Tanya Megan lagi.
Tubuh Megan melemas. Kakinya serasa menjadi lentur sehingga tidak kuat untuk berdiri lagi.
"Jadi.." Megan secara perlahan jatuh terduduk dilantai. "Andira udah meninggal, apa gimana?"
"Jadi, Dani itu sebenernya udah gila?"
"Jadi.."
Megan terdiam sembari terus-terusan menatapi ponsel hitam bergambar apel tergigit itu.
Tidak, Dani tidak mungkin gila.
Ada yang tidak beres disini. Megan yakin itu.
※
"Udah balik?" Tanya Megan menyambut kepulangan Dani dan Kevin.
"Udahlah anjir," jawab Kevin seraya merebahkan tubuhnya diatas sofa.
Kini Megan memperhatikan Dani. "Gimana tadi? Lancar?" Tanya Megan seolah tidak terjadi apa-apa.
Dani tersenyum seraya mengangguk. "Lancar banget nih."
"Oh iya, buku itu tentang lu sama Andira kan?" Tanya Megan memancing Dani.
"Hah? Iya," jawab Dani pasti.
"Andira itu siapa?" Tanya Megan lagi. Gadis itu benar-benar tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Ia benar-benar ingin tahu siapa Andira sebenarnya. Kenapa ada banyak baju perempuan didalam lemari kamar rahasia itu? Dan juga, kenapa ponsel Andira ada di Dani?
Kenapa?
Dani sebenarnya kenapa?
Atau, Andira yang sebenarnya kenapa?
"Hah? Kok tiba-tiba nanyain Andira sih?" Tanya Dani bingung.
"Enggak, penasaran aja kaya mana anaknya," jawab Megan sambil melipat tangannya.
"Eh iya, lu juga belum pernah ngasih tau gua apa-apa tentang si Andira. Setiap gua nanya, lu ngalihin topik mulu," sahut Kevin.
"Oh ya?" Tanya Megan. "Wah, misterius banget si Andira ternyata."
Dani terlihat bingung sekarang. Entah kenapa ia merasa sedang dipojokkan.
"Siapa nama lengkap Andira?" Tanya Megan asal.
"A-Andira Pangestu," jawab Dani gugup.
"Gua mau nanya, lo punya berapa hape?" Tanya Megan lagi.
Dani terlihat mengerutkan alisnya. Pertanyaan macam apa itu?
"Ya satu—"
"Terus hape yang gua temuin di kamar misterius itu hape siapa?" Sambar Megan, kali ini dengan nada yang mengintimidasi.
"Hah? Yang mana?" Tanya Dani kebingungan.
"Oh gua tau, punya Andira, kan?" Tanya Megan. Kali ini pertanyaan Megan mampu membuat Dani membeku.
Bahkan Kevin ikut terdiam.
"Hah? Apaan sih?" Tanya Kevin tidak mengerti.
"Kemarin gua ngeliat Dani nelfon seseorang, nama kontaknya Andira. Abis itu Dani kirim pesan ke cewek itu," jelas Megan.
"Ya terus?" Tanya Kevin lagi.
Megan tersenyum misterius.
_
beberapa chapter lagi sebelum end nih wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
jurnal dani.✔
Fanfiction[#5] lee juyeon ft. son juyeon tentang dani, dan imajinasinya.