Chapter 3

10 4 1
                                    

Cihuyy, apa kabar?
Sebelumnya aku mau ngucapin, turut berduka atas tsunami yang terjadi di daerah yang terletak di sekitar Selat Sunda. Pada hari Sabtu kemarin tepatnya pada tanggal 22 Desember 2018. Turut berduka juga buat korban tsunaminya, sama beberapa personil band Seventeen yang meninggal dunia karna tsunami tersebut.
Semoga para korban di tempatkan di tempat terbaik di sisi Allah Swt. Dan mereka yang ditinggalkan diberikan kesabaran.

Oke gengss, langsung aja ke ceritanya ya

Happy Reading❤

Hanika dengan tidak sengaja tentunya, menabrak seoarang wanita yang tak lain adalah Berlian. "Wanita pendengki" bisa dibilang begitu. Karena sejak hari pertama Hanika menginjakkan kakinya di sekolah ini, satu satunya orang yang paling menunjukan rasa ketidaksukaannya kepada Hanika cuma dia.

Berlian menarik napas dalam-dalam. "Maaf" satu kata yang sempat di ucapkan Hanika sebelum akhirnya emosi Berlian memuncak.

"Lo kalo jalan pake mata dong!" sentak Berlian

"Yeee, dimana-mana kalo jalan ya pake kaki!" timpal Hanika. Dia tidak terima dengan perkataan Berlian. Dia kan sudah minta maaf

"Lo kalo dibilangin suka nyolot ya! Sekarang juga lo ambilin gue air yang baru!" perintah berlian. Pasalnya karena di tabrak oleh Hanika, minuman di tangannya jadi jatuh dan tumpah.

"Eh, enak aja lo nyuruh-byuruh gue. Lo pikir lo itu siapa? Sultan? Pake acara nyuruh-nyuruh gue segala. Lagian ya, lo itu gak cacat! Tuh, lo masih punya dua kaki, dua tangan, dua mata, hidung. Tuh semuanya masih lengkap. Jadi ya ambil sendiri lah" Cibirnya

"Maksud lo apaan ngomong kaya gitu? Ujar berlian dengan nada yang sedikit kasar sembari mendorong kasar pundak kiri Hanika. Tak terima, Hanika pun membalas perbuatan Berlian dengan mendorong kasar pundak kanan Berlian

"Eh, lo biasa aja dong! Ga usah dorong dorong!" Pekik Hanika sehingga membuat semua orang melihat ke arahnya.

Karena tak satupun dari mereka yang mau mengalah, terjadilah keributan. Semua orang mengerumuni Hanika dan Berlian yang saat ini tengah berlaga. Aksi saling menjambak pun mengiringi pertengkaran mereka.
Sadar dengan suasana yang ricuh, Rival dan teman-temannya yang semula masih asik becengkerama penasaran dan langsung menghampiri sumber keributan itu.

Josen yang tengah asik dalam lamunannya terusik dengan suara bising di telinganya. Dia dan seorang pria yang kini berada di sampingnya segera beranjak dari kursi dan menghampiri kerumunan orang disana.

Dengan berdesak desakan, Josen berhasil lolos dari kerumunan itu, dan apa yang dia lihat?

Hanika?



Nah gimana gengs?
Semoga suka ya sama part yang ini, jangan lupa! Follow, Vote, dan Comment ya gengss.
Byee❤❤

Kapok PACARAN !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang