Chapter 5

5 3 0
                                    

Happy Reading❤
Maafkan Typo_-

Kreeek  Pintu terbuka
Tepat di balik pintu, Hanika,Berlian, dan bu Teti keluar secara berurutan.
Berlian menghampiri pria yang sekarang berada di samping josen dan langsung mengajaknya pulang.
"Awas lo!" ucap Berlian sembari menunjuk Hanika sesaat sebelum dia beranjak dari tempatnya.

Sementara itu, Hanika tengah sibuk merapikan rambutnya.

"Kamu gapapa?" Tanya rival memecah keheningan.

"Enggak" Jawab hanika singkat.

Rival mengangguk tanda mengerti. "Yaudah, yuk! Aku anterin pulang" ajaknya

"Emm, aku kayanya pulang bareng Josen aja deh" Ujar Hanika ragu-ragu.

"Loh, kenapa? Gapapa aku anterin aja"

"Itu, aku... Emmm.. Aku.." Hanika tampak sedang berpikir.

"Dia ada urusan sama gue"  Serobot Josen. Dia sangat mengerti kondisi Hanika saat ini. "Kita mau ke.. Toko buku! Yah, toko buku" sambung Josen.

"Oh gitu, yaudah aku pulang duluan ya" Seru Rival. "Tapi beneran gapapa kan?" Tanya rival meyakinkan Hanika.

"Iya, gapapa"

"Yaudah, kamu jaga diri ya sayang" Ucap rival sembari mengacak lebut puncak kepala Hanika. "Aku pulang dulu, daaah!"

"Daah"

Hanika memperhatikan dengan lekat punggung Rival yang semakin lama semakin jauh dan menghilang. Begitupula dengan Josen.

***

Hanika sekarang berada di mobil Josen. Rencanaya malam ini dia akan menginap di rumah Josen. Dia takut untuk pulang ke rumah dengan kondisi seperti ini. Mengingat sifat bundanya yabg selalu Over kepadanya.

"Makasih ya sen, lo tuh bener-bener ngerti gue banget" Ucap Hanika dengan tulus.

Josen menatap tajam sahabatnya itu.

"Harus berapa kali gue bilang, ga ada kata 'Maaf' dan 'Terima kasih' dalam sebuah persahabatan Hanika. Udah kewajiban gue sebagai sahabat buat ngelindungin lo"

"Iya sen gue tau, tapi gimana caranya gue berterima kasih sama lo, lo udah baik banget sama gue"

"Udah gue bilang ga ada kata 'Maaf' dan 'Terima kasih' dalam sebuah persahabatan!" sungut Josen sembari mengetuk kesal kepala Hanika. " Lo ga perlu ngasi apapun, lo ga perlu bilang apapun! Cukup lo selalu ada disamping gue, selalu support gue. Itu udah berarti banget buat gue"

Suasana hening untuk beberapa detik. Hanika berusaha menahan air matanya yang sudah di ujung mata. Dia tak mau menangis di depan Josen. Karena dia tau Josen benci akan hal itu. Namun kata-kata Josen tadi terlalu menyentuh hatinya, hingga dia tak mampu untuk menahannya lagi.

Bulir air mata jatuh di pipi Hanika tatkala Josen memeluknya dengan erat. Dia merasa beruntung mempunyai sahabat seperti Josen. Bagaimana tidak, sejak Hanika duduk di bangku SMP sampai sekarang. Sosok yang selalu ada untuknya hanyalah Josen. Yang selalu mengerti dia hanyalah Josen. Disaat yang lainnya hanya datang hanya untuk singgah, kemudian berlalu pergi, yang tetap ada bersamanya hanyalah josen. Dia benar-benar beruntung.

Untuk sepersekian detik, suasana memang sangat mengharukan. Adegan seperti ini sangat-sangat membuat hati menjadi emosional.

"Sen"

"Hmmm?"

"Lo bener-bener sahabat gue yang ter ter ter deh"

"Apa? Ter ter ter??"

"Iya, ter ter ter. Terbaik Termanis dan Terjomblo yang gue punya" Ucap hanika dengan senyum sumringah. Yah walaupun sudah beranjak lulus, sikap Hanika terkadang masih seperti anak kecil.

"Hahah, lo bisa aja. Liat aja nanti! Kalo gue udah punya pacar ga bakalan gue lirik lo"

"Cihih, pacar?" saat lo punya pacar, mungkin gue udah gendong anak sen!" Ledeknya

"Ehh, enak aja lo. Gini-gini gue juga banyak yang naksir tau! Gak cuman lo doang yang di incer-incer cowok. Gue juga, cuman yaaaa guenya aja yang ga mau" Ujar Josen kelewat PD.

"Aihh, iya iya percaya deh gue, percaya!"

"Hahah, yaudah lo nginep rumah gue kan?" Tanya Josen

"Iya dungss" Jawab Hanika singkat.

"Hih, sejak kapan lo alay kaya gitu? Jijik gue! Lo udah telpon bunda? Bilang kalo lo nginep rumah gue?"

"Heheh, belom sen" Jawab hanika sembari menggaruk-garuk kepalanya.

"Yaudah telpon, nih hp lo" titah Josen sembari memberikan sebuah handphone

"Eh, kok hp gue bisa ada sama lo sih?" Tanya Hanika

"Heemmm, mulai lagi deh pikunnya. Kan lo sendiri tadi yang nitipin hp lo ke gue"

"Eh masa sih?? Emang iya ya??"

"Ah gue tabok juga lu, buruan telpon bunda! Nanti dia khawatir"

"Aihh, galaknyaaa. Iya iya bentar"

Hanika menekan tombol Calling di nomor yang tertulis nama Bunda. Dia menunggu sejenak.

"Halo" Ucap seseorang dari sebrang telpon yang tak lain adalah bunda.

"Halo bun"

"Iya sayang, kenapa?"

"Bunda baik-baik aja?"

"Iya bunda baik-baik aja, kenapa sayang?"

"Baguslah, bunda malam ini Hanika nginep di rumah josen ya bun" Pinta Hanika "Hanika mau nemein Josen, soalnya josen sendirian di rumah. Yang lainnya pada pergi. Lagian Hanika kan udah lama gak nginep di rumah Josen. Boleh ya bundaa"

"Yaudah boleh, tapi besok pulangnya jangan kesiangan ya, bunda mau pergi"

"Iya bundaa, makasih bundaa"

"Iya yaudah, kamu jaga diri ya. Salam buat Dwi"

"Iyaa, yaudah bunda. Daaah bundaa"

"Daaah"

~

Holaa genss, gimana part yang ini?
Semoga suka ya! Jangan lupa vote dan ramaikan kolom komentar.
Thanks for reading gengss❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapok PACARAN !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang