2 - Bertemu

53 14 0
                                        

Bukan sihir apalagi tukang pasir
Namun dialah sang takdir
  yang mempertemukan
kita tanpa senyum yang terukir.

~fabian Adriana Dirgantara

🍃🍃🍃


  Sepeninggal Arkan,bian meminum kembali kopi nya yang sudah tak sehangat tadi,namun sebelum cangkir itu mencapai bibir nya ada seorang bocah kecil tengah berlari dan dengan tidak sengaja menyenggol tangan bian yang memegang cangkir kopi yang akan di minum nya, alhasil kopi itu tumpah dan membasahi celana bian,gadis kecil itu hanya menunduk takut.bian turun dari kursinya dan berjongkok berusaha mensejajarkan dirinya dengan gadis kecil itu lalu, bian tersenyum dan mengacak poni gadis berpipi gembil tersebut.

"Nama kamu siapa cantik ? " gadis itu mendongkak dengan mata bulat nya yang berkaca-kaca,bian yang menatap nya  tersenyum gemas.

"A..aku syahla.maaf ya om eh kakak,tadi aku gak sengaja". Ucap gadis itu dengan cengiran menggemaskan.

" panggil kakak aja, kan kakak masih muda masih imut kayak kamu". Bocah itu terkekeh karena bian menoel noel hidung minimalis nya.

"jadi nama kamu syahla ya,kenalin nama kakak fabian kamu panggil kakak kak bi aja ya" bian mengulurkan tangan nya dan di sambut hangat oleh tangan mungil itu.

" iya kak bi,maaf ya ".

"Gak papa,kamu di sini sama siapa kok lari-larian sendiri sayang ? " tanya bian.
tidak lama kemudian datang sepasang suami istri yang menghampiri syahla mungkin itu orang tuanya fikir bian.

"Syahla ". Yang di panggil menengok ke arah belakang dan berlari menghampiri mereka.sebelum bocah itu naik ke pangkuan ayah nya dia terlebih dahulu membisikan sesuatu pada sang ibu.

" maafin anak saya ya nak,tadi dia lari-lari karena pengen cepet cepet ke mobil padahal ayah nya sedang ke toilet dulu". Ibu itu menjelaskan,bian tersenyum membalas nya.

"Iya saya gak papa kok tante".

" ya sudah tente dan om duluan ya".bian hanya mengangguk mengiyakan.

"Dadah kak biiiiiiii" Teriak bocah gembil itu melambaikan tangan mungil nya.bian pun melakukan hal yang serupa dengan nya.

"Untung bocah kalo ngga udah abis dah lu."  gerutu bian menyambar ponsel nya di atas meja sambil berlalu menuju toilet untuk membersih kan tumpahan kopi tadi.

   Karena terlalu fokus menggosok gosok celana nya yang basah tanpa di sadari ada seseorang yang tidak sengaja menabrak dada bidang nya dari arah berlawanan.
ponsel yang tadi berada di genggaman nya jatuh menimpa lantai. Namun bukan hanya ponsel nya yang tergeletak di atas lantai,ada dua ponsel dengan warna dan merk yang sama di bawah sana.

    Rinai mendongkak untuk memastikan hal apa yang telah di tabrak nya,dan untuk beberapa saat rinai sempat terpaku pada sorot mata yang tampak meneduhkan itu.
Namun semuanya hancur karena suara menyebalkan orang yang tak sengaja di tabrak nya.

" nyaman banget kayak nya dek". Rinai buru buru menjauhkan diri dari orang itu, ketika ia hendak meminta maaf tiba tiba rasa kesal menghujani nya.

"Apaan sih mas gak jelas banget". Sarkas nya dengan mimik muka yang berubah jutek.

" lah bukti nya tadi lo anteng banget peluk peluk gue".

"Siapa yang meluk sih orang lo yang nabrak juga,lain kali kalo jalan tuh pake mata mas".

"Dih dia yang nabrak gue yang kena,lagian ya pada dasar nya jalan itu pake kaki bukan pake mata kalo pake mata apa guna nya si kaki ini hah ". Rinai melongo karena jawaban absurd dari lawan bicara nya itu.

"Mas sehat kan ? ". Nada bicaranya di buat sedatar mungkin.

" alhamdulillah baik,kamu sendiri gimana ? " rinai memutar bola mata nya jengah,tak habis fikir dengan orang aneh yang berada di depan nya ini.

   Tanpa ingin memperpanjang masalahnya dengan orang aneh itu rinai lebih memilih pergi dan memungut asal ponsel nya yang tergeletak di lantai.

"Dasar cowok aneh". Gerutu rinai sambil berlalu meninggal kan cowok aneh itu.
Bian hanya menatap heran pada punggung rinai yang mulai menghilang di tikungan gedung cafe. cowok itu menarik bibirnya dan tersenyum simpul.

" unik". Ungkap nya.
setelah tersadar bian pun memutar tubuh dan kembali menuju tujuan awal nya yaitu toilet,namun sebelum melangkah bian seakan teringat sesuatu dia berjongkok dan memungut ponsel nya yang tergeletak di lantai.
"Yah mati".  Bian memasukan kembali ponsel itu pada saku jaket yang ia gunakan.

****

Rinai menghampiri teman-teman nya yang tengah membereskan barang barang  mereka dari atas meja,tugas nya udah selesai fikir rinai.

" balik yuk".ajak rinai tiba-tiba dengan wajah tertekuk. Elsa yang tengah menonton idola nya merasa terganggu dan mendelik tajam pada rinai.

"Ada apa si lo kok tiba tiba ngajak balik gitu". Yasmin mengangkat alis tipis nya bingung " itu muka juga kenapa ? pedes banget".

Rinai menjawab jutek "Bete " .

"Lah bukan nya tadi lo dari toilet ya,knapa pas balik langsung bete gitu ." tanya andini penasaran.

"Ketemu orang gila ."

"Mana ada orang gila masuk cafe,ngigo lo mah nai ." yasmin berkomentar

"Gila sih engga cuman dia lebih gila dari orang gila". 

Yasmin dan andini tergelak karenanya,tapi tidak dengan elsa karena dia masih fokus dengan idola nya itu.

" udah ah males gue,balik yuk".

"Ok ok kita balik sekarang,udah sore juga". Yasmin menghentikan tawanya.

" Ah curang lo pada baru juga bias gue nongol,rusuh banget sih ". Elsa berdiri dan keluar lebih dulu menuju mobil yasmin dengan bibir yang mencabik kesal.

" dasar bocah " gerutu yasmin.

****

   Setelah membersihkan diri rinai merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur yang berukuran kingsize ,hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi nya,pulang sekolah langsung kerja kelompok dan pulang dari cafe pun dia langsung mengerjakan tugas yang sudah menjadi bagian nya. Sepintas dia mengingat kejadian menyebal kan yang terjadi hari ini,mengingat cowok aneh itu semakin membuat nya lelah.

   Teringat dengan ponsel nya yang tadi terjatuh,dia langsung merogoh saku seragam nya yang tergeletak di atas tempat tidur. Ternyata ponsel nya dalam keadaan mati, rinai menekan tombol untuk menghidupkan. ponsel itu pun menyala menampilkan gambar sebuah apel dengan bekas gigitan yang merupakan merk dari ponsel tersebut.

    Setelah ponsel menyala dahi rinai berkerut dalam.

"Lah siapa yang ganti wallpaper nya ". Rinai merasa heran karena wallpaper awal nya adalah sebuah foto dirinya yang menggunakan topi berbentuk kepala kucing  dan kini berubah menjadi sebuah foto kota impian bikin bottom.

   Karena penasaran rinai mengotak atik ponsel tersebut,dan kesal nya karena ponsel itu bukan lah milik rinai.

" shit! ini mah bukan hape gue ". Umpat nya
" aargghh sialan gue salah ngambil hape". Teriak nya frustasi.

   Setelah bergelut dengan rasa frustasi nya rinai pun mengetikan sesuatu di ponsel itu dan menempelkan benda pipih tersebut pada daun telinga nya.




🐣🐣🐣

TBC

Itu kira² rinai mau telpon siapa ?
Tunggu chapter berikut nya ya.
Terimakasih😍
❤❤

[WNP] SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang