4 - syarat macam apa

28 9 0
                                    

Pada kenyataan nya kita tidak bisa lepas dari yang nama nya takdir.

-SERENDIPITY-

🍃🍃🍃


Fabian dan teman teman nya tengah menikmati jam istirahat dengan mengikuti keinginan sang cacing yang bertalu di dalam perut meminta asupan makanan. Seperti biasa mereka duduk di pojok kantin dengan kegaduhan yang mereka ciptakan. Dan jangan lupakan juga ulah daniel yang selalu bersiul jail bila ada siswi yang melewati tempat duduk nya.

" eh kudanil kagak pegel apa tuh mulut monyong monyong mulu " alfian yang duduk di depan daniel merasa terusik karena tingkah nya.

" hooh bosen gue denger nya, lagian dari tadi lo itu manggil anak orang apa manggil anak burung dah " ledek babas menimpali

" manggil induk burung nya dia " jawab fabian sarkas

" Anjay induk burung apaan tuh " alam menambah kan dengan kekehan

" Burung kakak tua hinggap di jendela " fabian mulai bersenandung ria dan di lanjutkan oleh babas dengan lirik yang di ganti nya asal.

" Daniel sudah tua playboy nya gak ilang juga "

" Ga ga ga kuat aku gak kuat sama playboy playboy " alam bernyanyi dengan menjentik-jentikan dua jari nya di atas kepala seolah memperagakan ala ala girlband yang terkenal dengan nama 7icon itu.

" sialan lo pada " umpat daniel tidak terima.

perbincangan mereka terpotong karena seseorang yang tiba-tiba muncul di samping fabian.

" Nih tadi nyokap telpon " ucap orang itu menyodorkan sebuah ponsel di sebelah tangan fabian yang tengah menyuapkan pentol bakso ke dalam mulut nya. Sebelum mengunyah bakso tersebut fabian melirik orang itu terlebih dahulu lalu berkata

" ke gue " tunjuk fabian pada diri nya.

"Bukan, ke demit "

" oh ya udah " jawab nya acuh

" Ck nyebelin lo ya, buruan sebelum gue berubah fikiran " . tandas nya

" Lah tadi katanya ke demit, labil cewek teh "

" Bodo amat ". Rinai menyimpan ponsel yang ia genggam di atas meja samping mangkuk bakso cowok itu, kemudian rinai berlalu menuju meja di mana teman teman nya berada.

" ganteng gini di bilang demit " gerutu fabian pada dirinya.

" heem harusnya tuh dia bilang kalo lo bapak nya demit, udah cocok soal nya " ledek alfian menimpali.

" Nah itu setuju gue " ujar daniel

" Diem lo " bian pun berdiri dari tempat duduk nya berlalu meninggalkan kegaduhan dan menempelkan benda persegi panjang itu pada telinga nya. Nada tunggu berganti dengan suara lembut yang sangat ia rindukan.

" Hallo assalamualaikum " merasa tak ada jawaban wanita dengan suara lembut itu pun bersuara kembali.

" hallo ini kamu nak " tanyanya

" iya mah waalaikumsalam "

" alhamdulillah, tadi mamah telpon kamu tapi yang jawab malah perempuan kalo ga salah nama nya itu rinai "

" iya dia temen bian, gimana kabar mamah ? "

" mamah baik nak, kamu apakabar ? mamah kangen banget "

" bian baik-baik aja mah, ada apa ? "

" Malam ini kamu pulang ya nak, kami kangen papah juga nanyain kamu terus " terdengar helaan nafas dari sebrang sana. Pertahanan bian selalu goyah bila mendengar keluhan wanita kesayangan nya itu.

[WNP] SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang