Karena kita tidak bisa memilih kepada siapa kita merasa nyaman.
-SERENDIPITY-
🍃🍃🍃
"Bian ke papa dulu mah". Fabian memutuskan untuk meninggalkan rinai bersama maya dan pergi menemui mario papah nya.
Ketika hendak menghampiri ternyata mario tengah berbincang dengan seorang pria paruh baya dengan setelan jas rapinya, yang jelas bian tidak mengenal orang itu. Dan seperti nya mereka tengah membicarakan hal penting.
Fabian membelokan langkah nya menuju halaman belakang, sekedar memastikan adakah hal yang berubah, yang jelas kenangan indah di halaman luas ini takan pernah berubah masih tetap manis meski hanya tinggal sebuah kenangan.
Rumah pohon itu,taman itu, gudang kecil tempat penyimpanan rahasia nya semua masih sama masih terlihat menyenangkan. Hanya ada sedikit yang berbeda mungkin cat nya yang baru karena cat lama sudah tampak lusuh.
Fabian tersenyum mengingat masa masa kecil nya dengan kafka.
Gue masih inget semua nya kaf, apa lo masih inget juga ?
Sebuah suara menarik fabian dari ingatan tentang masa lalu nya.
" gue kira udah lupa jalan pulang ". Ujar orang itu menarik sebelah ujung bibir nya.
" heh, ga ada sedikit pun hal yang gue lupa kan ". Bian tersenyum kecut. "Bahkan gue fikir lo yang udah lupa tentang persaudaraan kita ". Lanjut nya.
"Persaudaraan ? Cih Bahkan di sini hanya lo anak keluarga Dirgantara ga ada yang nganggap kehadiran saurada lo ini ".
"Lo ngomong apaan sih kaf ?" fabian sangat benci topik yang kafka angkat saat ini.
" Udah puas ? Dengan cara lo yang pergi dari rumah malah buat mamah sama papah sibuk mikirin lo tanpa perduli dengan kehadiran gue, dari dulu mereka cuma mikirin lo. Heh heran kok suka banget cari perhatian " Ucap orang itu sinis
"Gue ngalakuin ini karena-- ". Fabian menghentikan kalimat nya ketika ekor mata nya tidak sengaja menangkap bayangan seseorang di ambang pintu dan sepertinya orang itu memperhatikan mereka.
" terserah lo yang jelas lo tetap abang gue dan gue perduli sama lo ".
Bian berlalu meninggalkan kafka yang tampak termenung. Saat menuju pintu bian rasa orang itu menyadari kedatangan nya.
****
Rinai rasa cowok itu menyadari keberadaan rinai karena bukti nya cowok itu berjalan ke arah nya.
Rinai menegapkan tubuh nya dan bersandar pada dinding agar tidak terlalu kentara bahwa dia tengah memperhatikan nya.
Di rasa cowok itu tidak juga muncul dari balik pintu tersebut, rinai memberanikan diri untuk mengintip ke arah dalam dari ambang pintu namun tak ada yang ia temukan.
"Lah kok ilang ". Gumam nya.
Sebelum ketahuan mengintip rinai memutuskan untuk segera pergi, namun naas nya ketika ia berbalik cowok itu sangat jelas berada di depan wajah nya.
Karena terlalu kaget rinai terhuyung ke belakang dan mungkin jika orang di depan nya itu tidak menahan dirinya punggung rinai sudah jatuh menimpa lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[WNP] SERENDIPITY
Novela JuvenilFabian Adriana Dirgantara. "Dia seperti langit,terlalu jauh tuk ku tempuh dan terlalu angkuh untuk ku rengkuh. " ___________ Rinai Shazfa Wiranata "Dia seperti bintang mengisi kekosongan langit yang tampak begitu kelam ". ___________________________...