Joshua Hong
Neul batgiman haeseo
Beoreutman nappajyeo
Yoksimman neureoseo
Neol kkok jwigo isseoJoshua memejamkan matanya dengan nyaman. Baru kali ini ia merasa tenang dengan suara yang didapatnya langsung dari mulut seseorang. Tanpa efek, tanpa harus direkam terlebih dulu, tanpa bantuan sound system yang canggih. Semuanya murni, langsung dari sepasang bibir seseorang.
Pemuda dengan mata cokelat semanis madu itu menyenderkan punggungnya nyaman. Rasanya hendak tidur saja. Alunan yang membelai telinganya sekarang terlalu indah. Joshua tak bisa berhenti berdecak kagum.
Na neol nohaya
Nega sal tende
Ne yeorin mamman barae
Motdoen nareul yongseohaeRiuh tepuk tangan, Joshua anggap sangat pantas untuk didapat oleh Lee Dokyeom. Mahasiswa baru pindahan Daeguk University. Meski tidak sampai satu minggu Dokyeom berada di Universitas Hanin, nampak tanpa ragu ia mendaftarkan diri dan bergabung dalam klub vokal. Joshua dengar, pemuda satu ini memang aktif sejak di Universitas lamanya sebagai pengisi acara pentas seni.
Joshua ingin berteman dengannya. Pemuda itu nampak begitu ramah. Senyumnya begitu tinggi, menciptakan kerutan di sekitar mata dan pipi. Membuat senyumannya terkesan jauh lebih manis. Oh, jangan lupakan suara Dokyeom tadi. Joshua sungguh iri dibuatnya.
Berada di klub yang sama, membuat Joshua dan Dokyeom semakin dekat dengan cepat. Ditambah lagi saat latihan, tanpa ragu pemuda Lee itu mendatangi Joshua yang tengah memainkan gitar. Bernyanyi bersama, seakan dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua.
Awalnya Joshua tak menyadari semua kejanggalan yang Dokyeom tunjukkan. Mulai dari keluar-masuk ruang latihan setiap kurang dari satu jam, hingga beberapa wadah obat yang selalu Dokyeom bawa dan tak sengaja dilihatnya. Semuanya dianggap normal.
Joshua pun tidak jarang keluar-masuk ruangan, hanya untuk mendatangi toilet atau menghampiri Wonwoo di area parkir. Joshua juga sering membawa banyak vitamin dan obat-obatan, apalagi jika di saat musim dingin yang ketara dinginnya, juga musim panas yang luar biasa panasnya.
Jika saja Joshua tidak melihat bercak darah yang terdapat di sapu tangan kesayangan Dokyeom, mungkin ia tidak akan pernah tahu apa yang disembunyikan oleh Dokyeom selama ini.
"Aku antar ke rumah sakit, ya?" Bujuk Joshua lagi.
Namun, Dokyeom menggeleng kuat untuk menolak. Ia merasa masih sangat amat sehat, jika dibandingkan dengan kondisinya sebelum kuliahnya dipindahkan. "Aku hanya lupa meminum obat, sebelum berangkat tadi. Setelah meminum obat, darahnya akan berhenti keluar, kok!"
Lagi-lagi pemuda itu mengeluarkan suaranya dengan riang. Membuat hati Joshua miris. Ia merasa jauh lebih bisa menghargai diri sendiri dengan melihat semangat Dokyeom seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Sides (✓)
Fanfiction[Joshua, Wonwoo and DK Seventeen Fanfiction] Karena setiap sudut pandang, akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Jangan salahkan seseorang, hanya dengan melihat satu sudut pandang. Cobalah membuka mata, maka kau akan melihat ada begitu banyak fakt...