Patah Bertumbuh [1]

1.6K 92 3
                                    

Aku bukan orang yang mudah dendam pada seseorang, apalagi membenci. Tapi tidak untuk membenci aku sendiri. Malam ini benar-benar malam yang ingin aku lupakan selamanya. Setelah melihat hasil SNMPTN yang sangat aku inginkan, hancur. Kali ini aku benar-benar membenci kalimat 'kurang beruntung'.

"Gue payah..gue payah.."

Aku sedang sendirian di rumah. Belum ada satu pun yang ku hubungi setelah jajaran kalimat yang tertera di layar laptop-ku berhasil merenggut semua usahaku selama ini. Tapi, ibu tiba-tiba menghubungi melalui pesan singkat.

Ibu
|Gimana nduk?

|Belum bisa Bu, maaf

Setelah itu ibu hanya menjawab dengam sederetan kalimat penyemangat yang berhasil meredakan sedikit rasa kecewaku.

Ibu
|Gak papa, nduk..ibu dulu juga pernah gagal, masmu juga, jangan kecewa terus..nanti coba ikut tes aja ya. Ibu sama ayah minggu depan pulang

Yes. She's my real best friend.
Masih saja aku menangis semalaman hingga jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas lebih. Rasanya hari ini aku telah menjauhkannya dari prioritasku sampai sebuah pesan singkat masuk saat aku baru saja memejamkan mata.


|Fa?
|Udah tidur?
|Mangkanya jan bandel kalo disuruh belajar, gini kan jadinya

Ah, pasti ibu yang cerita.
Sambil menghapus sisa air mata yang masih terus-terusan keluar sampai pesan terakhir laki-laki itu aku baca.

"Resek. Orang lagi kesusahan malah disalahin.."

Dengan rasa kesal yang masih menumpuk aku membalasnya.

|Resek

Kala
|Kok kasar

|Kamu yang mulai

Kala
|Besok aku kesana

|Ngapain
|Aku gak di rumah

Kala
|Gak mau ketemu kamu
|Mau ngomelin anak orang yang gak lolos snm

Kala benar-benar sudah melewati batas kali ini. Tunggu sampai aku benar-benar mendengar omelannya besok. Tapi belum sempat aku mengirim balasan, dia menyambungkan panggilan.

'Halo'

Iya sesingkat itu sapanya.

"Kenapa nelfon."

'Mau denger suaramu nangis'

Dan di ujung kalimatnya itu, dia tertawa? Bisa-bisanya.

"Kalau nelfon cuma mau ngetawain, aku tutup."

'Enggak, Fa.'

Sekitar lima menit hanya keheningan yang ada di antara kami berdua. Dia bukan laki-laki romantis dan idaman seperti laki-laki lain. Dia tidak bisa menunjukkan perasaannya secara langsung. Tapi aku tau, dia khawatir. Aku sangat tau dia tidak ingin ikut kecewa sepertiku, dimana itu akan menambah bebanku. Dia tau itu. Dan selalu begini setiap aku sedang tertekan karena masalah pribadiku. Dia selalu diam begini sampai akhirnya aku mulai bercerita. Aku tau seorang Kalandra selalu khawatir diam-diam.

ᴋᴀʟᴀ ɪᴛᴜ ㅡ Kim Seungmin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang