Undangan

283 43 3
                                    

"Iya, iya. Makasih, loh."

"Apaan, sih? Biasa aja kali ahaha!"

"Yaudah, jangan lupa dateng. Gue tunggu, nih."

"Dah!"

Setelah menutup telepon dari Yuna, ingat? Temanku semasa SMA yang menggodaku dulu. Iya, dia. Beberapa teman yang memang tidak bisa ku beri undangan fisik, jadi ku telepon dan aku kirim undangan digital. Yah, zaman modern begini apapun bisa dilakukan.

Setelah itu aku kembali melanjutkan memilah undangan. Kala? Dia masih perjalanan dari Bandung subuh tadi. Baru bisa cuti hari ini, jadi dia masih harus kerja kemarin. Di sela kegiatanku, tiba-tiba ada telepon dari mas Mino. Seriusan dia sudah sangat lama tidak menghubungiku sampai hari ini.

"Halo? Masih inget adeknya ternyata?"

"Eh gaya amat mau nikah udah bisa sombong. Kok ngeduluin mas sih, Fa? Gak sopan."

"Mangkanya kayak Kala dong. Langsung ngelamar. Mas kapan mau ngelamar mbak siapa tuh? Ah lupa aku."

"Langsung ngelamar apanya, berapa tahun kamu pacaran sama dia? Bentar habis kamu nikahan mas lamaran."

"Kemaren aku liat mas ngegendong anak kecil, bukan anaknya mas Mino, kan?"

"Woi kurang ajar. Itu adek sepupunya Lia."

"Oalah iya mbak Lia namanya. Cepetan mas, keburu diambil orang hahaha!"

"Tunggu aja deh. Yaudah, mas baru bisa pulang besok lusa. Titip salam dulu buat ayah ibu sama Kala. Dah."

'Kebiasaan gak salam ini orang.'

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 








Untungnya Kala sampai selepas jam makan siang. Tapi dia bilang belum makan dan maunya makan siang bersamaku jadi di sinilah kami. Warung favoritku saat aku masih SMA, masih jualan. Sambil ngobrol soal banyak hal, mulai dari sebelum kami kenal sampai akhirnya kami akan menikah dalam seminggu. Kadang aku merasa sedih karena aku tidak akan merasakan lagi rasa rindu yang teramat sangat pada Kala seperti saat kami LDR dulu. Berat, tapi aku sangat menikmatinya dulu.

Sebentar lagi aku bisa menikmati lekuk wajahnya setiap pagi, membelai rambutnya, menyentuh hidungnya, memeluknya, mencium aroma tubuhnya setiap hari. Ya Tuhan, membayangkannya saja sudah bikin aku malu padahal orangnya jelas-jelas ada di depanku.

"Kenapa sih, Fa? Ketawa sendiri gak jelas. Bikin takut."

"Ehehe enggak. Gak apa-apa, lucu aja."

Lihat. Cara Kala makan itu gemas dan bikin aku kenyang duluan.

 Cara Kala makan itu gemas dan bikin aku kenyang duluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"La.."

"Hmm?"

Aku tersenyum gemas melihatnya yang masih sibuk dengan makannya. "Gak deh. Lanjutin dulu makannya."

"...loh bee, kamu gak makan?"

"Udah tadi, beneran."

"Awas sampe bohong."

Setelah Kala selesai dan membayar, kami bertujuan mengantar undangan ke teman-temanku maupun teman Kala. Oh iya, kami akad di Jogja. Aku dan Kala sudah mempersiapkan semuanya sebulan sejak dia melamarku di depan ayah ibu, di bantu kakak laki-laki Kala dan istrinya. Maksudku, calon kakak iparku, aduh malu.

Dan kami tidak dipingit. Iya, pada pernikahan adat Jogja seharusnya calon pengantin dipingit. Maksudnya, pengantin perempuan tidak boleh kemanapun maupun bertemu dengan calon pengantin pria. Kata ibu tidak perlu, yang modern saja.

"Haaah aku jadi grogi gini deh, La.", ujarku ketika kami baru saja keluar dari warung.

Kala menarik bahuku dan menepuknya, "Harusnya aku yang grogi. Takut salah nyebut namamu."

"Jangan lupa, La! Latihan!"

"Hehehe, iya iya, sayang."

"Ih kok aku geli kamu manggil aku gitu."

"Fa, kamu manggil aku gak pernah pake nama kesayangan btw."

"Gak ah! Malu."

Aku mempercepat langkahku menuju mobil dan berusaha menyembunyikan wajahku dari Kala. Daritadi kebayang memanggil Kala dengan embel-embel sayang. Beneran, malu. Karena aku memang sangat jarang memanggil Kala dengan nama kesayangan. Apa aku harus belajar?










"Ehem. Okay."
Aku mulai bermonolog mengahadap diriku sendiri di depan cermin.

"Iya, s-sayang. Aku yang masak, enak gak?"

Cringe parah ewh. Jijik banget gue.

"Ah! Sial! Sayang sayang apaan! Yang ada Kala malah jijik."

Ting!

"Ah Kalandra! Bikin gue gila!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah Kalandra! Bikin gue gila!"

Aku : 😳😫😭






●●●

588 words.💙

-jjemarkkim

ᴋᴀʟᴀ ɪᴛᴜ ㅡ Kim Seungmin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang