Kontradiksi

270 37 1
                                    

Berakhirnya hubunganku dengan Kala tidak terhitung sebentar. Dan aku suka kepikiran mengenai hal yang dilakukan Kala saat tidak bersamaku. Kurang kerjaan, kan? Walaupun Kala sering bilang padaku 'Intinya sekarang aku sama kamu. Gak usah mikir aneh-aneh ah.'

Tolong ya Kalandra. Siapa sih perempuan yang tidak penasaran dengan siapa mantannya berhubungan setelah tidak bersamanya? Yah, mungkin hanya aku. Ya, ini aku. Tapi aku sudah mulai mencoba untuk tidak memikirkan hal semacam itu setelah kemarin. Hari ini aku kembali dipusingkan dengan kekhawatiranku sendiri.

Kemarin aku main ke apartemen Kala. Iya, Kala tidur di apartemen sekarang. Gaya banget dia emang. 'Bukan punya aku, Fa. Yakali, uang darimana aku?' Gitu katanya.

Apartemen tidak terlalu luas sebenarnya, tapi nyaman. Hampir semua dekorasinya putih, jadi kelihatan bersih. Apalagi Kala orangnya bersihan. Aku sempat masuk ke kamarnya dan satu hal yang menarik perhatianku. Meja belajar? Meja kerja? Entahlah. Yang jelas tempat dia meletakkan laptopnya.

"Eh ada foto aku nih?"

"Iya, sebenernya ngerusak banget itu foto. Tapi sayang mau dibuang.", kata Kala sambil lalu ke dapur. "Heh kurang ajar!"

Aku lihat sekilas Kala keluar dari kamar dan aku bisa dengar suara gelas atau piring dari sini. Tapi aku masih tetap sibuk memperhatikan setiap sudut ruangannya. Kesal. Kamarnya super rapih. Bahkan buku-bukunya pun rapih sesuai nama pengarangnya. Dan di antara buku-buku itu aku lihat ada sesuatu yang mengintip, kertas. Sudah jelas seorang Alfa adalah gadis yang super curious. Jadi kertasnya ya diambil.

Oh, foto?

Tapi foto siapa ya?

Dan ya bisa ditebak, Kala tiba-tiba masuk dan itu membuatku tidak sempat mengembalikan foto tadi ke tempat semula dan malah aku masukkan sembarang ke dalam tas yang kupakai. Aduh mampus.

"Makan dulu, yuk?"

Enggak. Aku gak ngomong apapun, hanya mengangguk karena masih merasa sedang tertangkap basah mencuri barang orang. Maunya saat Kala keluar, aku buru-buru meletakkan kembali foto itu di tempatnya tapi, Kala ngeselin. Dia malah menungguku keluar lebih dulu.

Hari itu, kami hanya makan malam dan eum..Kala yang membantuku memilih sesuatu yang ingin ku beli. Entah kenapa, daridulu sejak sebelum kami bersama, maksudnya lebih dari seorang teman, Kala selalu berhasil dalam menentukan pilihan. Mungkin termasuk memilihku sebagai kekasihnya? Haha!

Oh iya! Sebenarnya angkatan di jurusanku memang sedang ada acara di Bandung, dan tentu saja aku senang. Bukan seangkatan lebih merujuk pada tugas proyek. Tapi mayoritas memilih Bandung, tidak sedikit juga yang sampai ke luar Jawa Barat. Sungguhan, bukan aku yang menyarankan kelompokku untuk memilih Bandung. Mereka yang setuju dan aku tentu saja. Kalian tau sendiri alasannya, kan?

"Fa, udah sampai. Langsung tidur, loh. Awas aja kalo di telpon masih jawab."

Aku menghadap ke arahnya, "Ntar aku angkat sambil tidur."

"Apaan?", Kala mencubit pipiku dan aku pura-pura mengaduh karena sebenarnya cubitan Kala tidak lebih sakit daripada cubitanku.

Aku mencium tiga jari tengahku dan menempelkannya di bibir Kala, "Dadah, hati-hati."

Kala cepat-cepat menarik lenganku sebelum aku sempat kabur dari tindakanku tadi, dia mencium dahiku dan menyentuh hidungku dengan telunjuknya. "Gaya banget pake begituan, cringe ah."

"Biarin deh. Dah, aku masuk. Hati-hati, La."











Pukul 11.08 malam. Aku baru ingat soal foto di kamar Kala tadi. Langsung saja aku menggeledah tasku dan mengamati foto itu lebih lama. Ini..siapa? Gak pernah liat. Temen Kala? Sahabat? Sepupu?

ᴋᴀʟᴀ ɪᴛᴜ ㅡ Kim Seungmin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang