4

1K 99 33
                                    

"Ayah ku bernama Uchiha Sasuke dan Ibuku Uchiha Sakura"

Jantung Sumire berdebar kencang. Dia yang ikut menguping pembicaraan teman-teman sekelasnya memegang jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang.

'Uchiha Sasuke, rasanya aku pernah mengenal nama itu, tapi siapa?' Batinnya.

"U-Uchiha Sasuke, di-dia Persdir Uchiha Technology Inc itu kan....
Dia sangat tampan dan berwibawa.
Pantas saja, Sarada-hime sangat cantik. Dia mewarisi gen Uchiha Sasuke" girang seorang gadis bernama Wasabi.

"Jangan lupakan, Uchiha Sakura juga sangat cantik. Ia dokter terkenal di Tokyo. Kau sangat beruntung mempunyai ayah dan ibu yang hebat seperti mereka. Aku iri padamu Sarada-Hime" timpal gadis di samping Wasabi.

Sementara Sarada, gadis yang mereka banggakan itu hanya tersenyum lembut mendengar ucapan mereka yang menyanjung keluarganya.

Sumire memfokuskan kembali dirinya pada kertas yang masih kosong. Sedikit berjalan, Sumire mencoba meminta teman di depannya untuk bertukar biodata dengannya.

"Maaf, apa aku boleh meminta biodatamu?"

"Nggak" jawab gadis itu singkat meninggalkan Sumire.

Waktu berjalan begitu cepat, hingga tidak terasa bel pulang berbunyi kencang di penjuru sekolah. Semua siswa kala itu berhamburan meninggalkan kelas membosankannya .

Sumire juga mulai merapihkan alat tulisnya. Pandangannya jatuh pada kertas tugas yang masih kosong melompong. Dengan lesu, gadis itu meninggalkan kelas belajarnya.

Di gerbang sekolah, dia melihat para siswa tengah bercengkrama ria dengan orang tuanya.

Sedikit rasa iri menghampiri hatinya. Dia juga ingin seperti mereka. Ketika berangkat mereka diantar ayah dan ibunya, begitupun ketika pulang.

"Papaaaa!" suara itu memecah lamunan Sumire. Membuat fokusnya teralihkan pada gadis rupawan yang memanggil sang ayah. Gadis itu adalah primadona di kelasnya, siapa lagi kalo bukan Sarada Uchiha.

Ketika itu Sumire melihat sang ayah memeluk anaknya hangat, membuat Sumire yang memandangnya semakin iri dengan pristiwa di gerbang kala itu.

Sumire terus memandangi wajah rupawan Ayah dari teman sekelasnya. Mata obsidian milik Sasuke Uchiha tanpa sengaja bertatapan dengan violet Sumire.

'Kenapa hatiku menghangat?' Batin Sumire bertanya saat merasakan debaran aneh dihatinya.

Sumire tetap memfokuskan matanya pada keluarga bahagia itu. Dan ia melihat seorang wanita berambut pink keluar dari mobil sport berwarna dongker, berjalan menghampiri Sasuke dan Sarada.

'Pasti itu mamanya Sarada' batin Sumire menebak.

Sumire membenarkan tebakannya kala melihat Sasuke mengecup kening Sakura penuh cinta dihadapan Sarada. Lantas keluarga Uchiha itu berpelukan ria. Setelahnya, mereka meninggalkan gerbang sekolah menuju mansion Uchiha yang megah layaknya istana.

'Kaa-chan, aku ingin memelukmu meski dalam mimpi. Dan Tou-chan, aku berharap kita akan segera bertemu. Aku ingin seperti mereka, merasakan hangatnya pelukan dari kalian.' Batin Sumire. Ia menitikkan air matanya. Berharap Tuhan mengabulkan harapannya itu. 

"Kau belum pulang?" Seorang guru mengembalikan kesadaran Sumire dengan menepuk bahunya lembut.

"A-ano, a-anda ju-juga be-belum pu-pulang Shino-sensei" jawab Sumire. Dengan cepat ia menghapus air mata yang keluar dari mata indahnya.

"Ada apa?" Tanya Shino ketika melihat lelehan air mata Sumire.

"A-aku baik, Sensei" jawab Sumire gugup.

Sumire no Kaa-chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang