moonchild

04 Raehan

Ada sedikit cerita tentang Raehan Rakaditya Fauzi.

Adik dari Mahesa Wirajalu ini adalah salah satu siswa pintar di jurusannya— TKJ. Pintar di bidang produktif apalagi MIPA dan sering mengikuti beberapa olimpiade tingkat provinsi, alhasil sering juga membawa piala emas maupun perak.

Pemilik sabuk hitam taekwondo dan juga vokalis band sekolah yang terkenal akan suara emasnya. Benar-benar arti dari kata sempurna.

Jangan lupakan wajah tampannya, bertambah lah list kesempurnaan milik Raehan.

Walaupun begitu, anak itu selalu berpikir bahwa dia biasa saja. Apalagi kalau sudah bersanding dengan Esa, dia langsung ciut seketika karena sadar diri. Mungkin karena memang sadar bahwa kakaknya itu mempunyai tingkat ketampanan yang luar biasa bagaikan dewa yunani—ah terlalu berlebihan.

Tapi dibalik kesempurnaannya itu ada cerita cinta yang kandas dan memprihatinkan.

Dia mencintai Nabila Anjasmarani. Siswi SMA yang gedungnya bersebelahan dengan STM dimana Ehan sekolah, sempat berpacaran selama 6 bulan tapi harus berakhir karena Ehan yang meminta sendiri. Ah lebih tepatnya Ehan terpaksa.

Kenapa? ya tentu saja karena Daniel yang kemusuhan pada Esa, padahal Ehan tidak pernah ikut-ikutan kenakalan sang kakak.

"Maaf Nab, tapi keknya gue gak bisa hubungan lagi sama lo. Mendingan kita udahan aja ya?"

Itu adalah ajakan putus dari Ehan waktu malam minggu sekitaran jam delapan malam di dekat Masjid Agung alun-alun.

Iya, sebelum meminta putus dia sempat mengajak Nabila untuk jalan-jalan mengelilingi kota Bandung seperti biasa. Wanita mana yang tidak syok ketika sang pacar yang tadi siangnya masih biasa saja tapi pas malam malah mengajak putus secara tiba-tiba.

Bahkan Ehan masih ingat ketika Nabila memintanya untuk memikirkan kembali sembari menangis dan Nabila juga sempat bertanya akan perasaannya pada gadis itu seperti apa. Cuma bercandaan atau bagaimana?

Tentu saja dia cinta Nabila, tapi Ehan lebih sayang kakaknya.

Siapa juga sih yang tidak kaget ketika tahu bahwa kakak sendiri dikeroyok oleh Daniel dan antek-anteknya sampai masuk UGD hanya karena masalah Ehan pacaran dengan adiknya terus dituduh mau memanfaatkan Nabila?

Kehaluan tingkat dewa mana lagi ini?! Bahkan Ehan baru tahu bahwa Nabila itu ternyata adik Daniel saat Esa sudah dimasukan keruang UGD. Jadi mau memanfaatkan bagaimana?!

Alhasil saat itu Ehan harus mendatangi Daniel dengan amarah yang meluap, membiarkan ibunya kini menjaga Esa tanpa sang ayah yang kebetulan tengah ditugaskan ke Jogja untuk mengikuti seminar.

Intinya sih waktu itu Ehan meminta Daniel untuk melawannya dengan satu lawan satu bukan keroyok bagaikan rakyat praaksara. Walaupun harus berakhir dengan Ehan yang hampir sama keadaanya dengan Esa.

Terima kasih kepada bapak karena telah memasukannya ke klub taekwondo yang membuatnya bisa selamat dari Daniel yang tidak bisa dipegang perkataanya.

Ya kembali lagi ke hari dimana Ehan memutuskan Nabila. Hari dimana ia diharuskan mengantar sang pujaan hati sampai rumah dengan keadaan matanya yang bekak akibat sang pujaan menangis sepanjang jalan dengan tersendu-sendu.

Tentu saja Ehan mana tega, rasanya ingin memeluk tubuh mungil itu kedekapannya untuk segera menenangkan.

Tapi apa daya, keputusan sudah dibuat maka Ehan juga harus menerima konsekuensinya. Menerima bahwa kini ia telah melanggar janjinya untuk tidak membuat Nabila menangis. Mencap diri sendiri sebagai lelaki brengsek.

Bagaimana dengan sekarang? Tentu saja rasa itu masih ada. Apalagi ketika ia tidak sengaja berpapasan dengan Nabila di depan pos, hatinya auto dangdutan saat itu juga.

Ditambah rasa rindu yang tiap harinya makin menggunung. Mau mati rasanya.

Ah sebernarnya tidak sampai mau mati juga, tapi intinya Ehan itu mencintai Nabila dengan tulus, bukan karena sebutuhnya apalagi karena ada apanya.

Mencintai karena memang hati nya telah membuat tempat khusus untuk gadis bernama Nabila Anjasmarani seorang.
.

.

.
Tbc~

✨🌙✨