Floppy straw berwarna kuning terang, senada dengan corak kenanga menghiasi mini dress yang dikenakan Angela. Kaca mata hitam menyembunyikan indah bola matanya. Namun, juga melindungi dari paparan sinar matahari pagi yang mulai liar memancarkan kilaunya.
Duduk menyilangkan kaki, ia mengedarkan pandang ke pria-pria yang sedang saling memamerkan otot dada dan perut mereka.
***
Ombak tersapu angin yang kala itu bertiup kencang. Gemuruh begitu mendominasi apa yang ditangkap oleh indera pendengar. Ucapan jarak jauh mungkin tak akan sampai pada penerima pesannya.
Seorang lelaki paruh baya memegang microphone, ia bersuara.
"Para milik orang ... hari pertama seleksi tahap tiga akan dimulai. Masih bersemangatkah kaliaaan ...?"
"Masiiihhh ...." Serempak para pemilik wajah tampan dan tubuh gagah menjawab.
Ada yang mengepalkan genggaman tangan, kemudian mengangkat lengannya sambil berseru, "Semangaaat!"
Juga menepuk-nepuk dada sambil berkata, "Saya pasti pemenangnya."
Mereka tampak begitu bersemangat hendak menjalani seleksi tahap tiga untuk memenangkan hati putri pemilik perusahan cokelat terbesar di dunia.
"Sepertinya semua sudah tidak sabar untuk menjalani test penyisihan tahap ini. Mari kita mulai saja."
Pria paruh baya itu mulai menjelaskan tes yang harus dijalani oleh para kandidat. Semua menyimak instruksi dengan serius.
"Nona Angela selalu menyukai pria yang kuat, tangguh, dan cekatan. Seleksi tahap ini menyingkirkan mereka yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Kalian lihat bukit di sebelah sana?" Menunjuk ke arah kanan dari posisi berdirinya.
"Yaaa ...." Peserta seleksi mengarahkan pandangan ke bukit yang ditunjuk.
"Petik setangkai bunga mawar yang tumbuh di sana. Lima puluh peserta yang lebih dulu sampai dan memberikan mawarnya ke sang putri. Merekalah yang lolos."
"Waaah ...."
Bermacam-macam ekspresi terpancar dari para peserta. Ada yang tampak percaya diri, maupun sebaliknya.
Tak lama setelah instruksi dilayangkan, mereka mulai bersiap-siap. Hanya dibekali sebotol air mineral, wajib menaiki bukit setinggi kurang lebih 2 km, kemudian kembali dengan membawakan sang putri bangsawan setangkai mawar merah.
***
Indah bola mata Angela berkeliling, terhenti ketika melihat salah seorang peserta seolah tidak bersemangat. Pria yang sempat beberapa kali meminta dikeluarkan dari pulau ini, ia duduk di atas pasir membelakangi para pesaingnya.
"Manager Gun, panggil Leo." Angela memerintah pria yang sejak tadi menjadi pembawa acara.
"Leo sedang menjadi peserta, Non."
"Iya, tau. Panggil dia."
"Baik, Non."
Manager Gun berlari kecil menghampiri kerumunan kandidat. Ia menarik lengan salah seorang pria bertubuh kekar, membisikkan sesuatu, kemudian menggiringnya berjalan menuju wanita yang memberi perintah.
"Ada apa, Non?" tanya peserta bernomor urut sembilan puluh sembilan.
"Kamu didiskualifikasi, Leo."
"A-apa?!"
"Iya, ga bisa ikut lagi."
"Kenapa?!" tanya Leo bingung.
"Karena kamu sebenarnya belum punya istri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Angela
HumorAngela Delfico, gadis bangsawan yang kurang kerjaan. Mengadakan turnamen untuk memperebutkan hatinya dengan hadiah 10 Miliar, dengan syarat 'pria yang turut serta haruslah suami orang'