Beranjak dari kursi yang sejak tadi didudukinya, Angela tampak terkejut. Melepaskan kaca mata, terbelalak ketika dari kejauhan terlihat peserta dengan nomor urut seratus melangkah tertatih sambil memanggul pria yang merupakan pengawal pribadinya. Tak hanya sang putri bangsawan, Manager Gun dan peserta yang lebih dulu telah tiba pun menatap heran.
"Wah ... curang, nih!"
"Dari tadi gentian gendong itu. Ga boleh itu!"
"Woi ... ga malu sama badan?! Masa digendong sama yang lebih kecil."
Berbagai reaksi terlontar dari mulut para peserta. Namun, Wira tak mempedulikan. Ia terus memacu langkahnya. Diiringi peluh yang turun semakin deras. Menempuh jarak sekitar dua puluh meter lagi keduanya akan berhasil mencapai finish.
"Empat puluh delapan peserta telah lolos. Tersisa dua lagi. Siapakah yang akan berhasil ...?" Manager Gun menginformasikan.
***
Dari belakang, tampak dua peserta hampir menyusul. Tak lama, salah satunya telah melewati. Melihat hal tersebut, Leo bergerak turun dari panggulan Wira.
Bluuug ....
Ia melemparkan diri ke tubuh peserta dengan nomor urut enam puluh tujuh hingga mereka terjatuh di atas pasir. Selanjutnya mendekap erat tubuh pria tersebut.
"Hei ... apa-apaan ini?!" Meronta, berusaha melepaskan diri.
"Wiraaa ... lariii ... cepat capai finish!"
Tampak bingung, Wira bergeming. Seolah tak tahu apa yang harus dilakukannya. Belum melakukan tindakan apapun, tiba-tiba saja seorang peserta lainnya melewati.
"Wiraaa ... cegah dia!" perintah Leo.
Kali itu Wira langsung bergegas. Hendak melakukan tindakan sama dengan apa yang Leo perintahkan.
Bluuug ....
Ia menubrukkan diri ke peserta yang jauh lebih besar darinya. Namun, bukannya sama-sama terjatuh, tubuh Wira malah terpental. Pria yang semula sedang fokus berlari, menoleh dan melemparkan pandangan sangar.
Wira yang saat itu jatuh terduduk, menelan ludah. Tak lama, ia bangkit, kemudian mencoba lagi mematahkan gerakan pria berbadan besar yang telah kembali melanjutkan langkah.
Blaaag ....
Bluuug ....
Beberapa kali menubrukkan diri. Pria itu tak juga tumbang. Tampak merasa terganggu dengan apa yang dilakukan Wira padanya. Ia menghampiri. Mengangkat tubuh kurus pesaingnya tinggi-tinggi.
"Aaaggg ... maaf, Pak. Maaaf ...."
Berjalan menuju batas laut sambil memanggul tubuh kurus Wira.
Byuuur ....
Dilemparkan pengganggunya itu ke gelombang air yang menyapu pasir. Tak mengucapkan sepatah kata pun. Peserta bernomor urut sepuluh kembali berlari.
Tampak belum menyerah, Wira kembali mengejar pria yang melemparnya. Tak lagi mencoba menumbangkan dengan menubrukkan diri. Mungkin menyadari ketidakmampuan. Kini ia berusaha menghalau langkah dengan bergelayut di kaki pessaingnya itu, hingga terseret-seret.
Sreeet ....
Sreeet ....
Di belakang, Leo bergelut dengan dua orang peserta yang sedang berusaha ia cegah untuk mencapai finish.
Blaaag ....
Bluuug ....
"Aaaggghhh ... asetkuuu ... wajah tampankuuu ...." Pria yang menerima hantaman mengeluhkan kerusakan pada wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Angela
HumorAngela Delfico, gadis bangsawan yang kurang kerjaan. Mengadakan turnamen untuk memperebutkan hatinya dengan hadiah 10 Miliar, dengan syarat 'pria yang turut serta haruslah suami orang'