Part 5

3.5K 152 23
                                    

Sambil memapah Leo yang telah hampir tak sadarkan diri, Wira mengedar pandang untuk menghindari peserta lain yang mungkin akan menyerang. Terdengar suara derap langkah kaki diiringi ocehan lantang seorang pria.

“Mana curut-curuuut … saya habisi kalian!”

Bergegas Wira berusaha mencari tempat persembunyian. Terlihat sebuah tong sampah, tanpa pikir panjang, dengan susah payah ia menggotong tubuh besar Leo, kemudian memasukkannya ke dalam tong sampah tersebut. Saat hendak turut masuk, tiba-tiba saja seorang peserta memergoki.

“Heeei … mau ngumpet di tong sampah? Sini siniii ….”

Dengan percaya diri, pria bernomor urut lima belas memutar tubuh Wira, kemudian bersiap menarik nametag-nya. Namun, seketika dari arah belakang.

Breeet ….

Name tag peserta penyerang Wira lebih dulu tercabut.

“Apaaa?!” Ia pun terkejut.

“Jangan ganggu mangsa saya!” bentak peserta bertubuh besar yang beberapa saat lalu menyerang Leo dan Wira di dapur.

Mengambil kesempatan saat keduanya mengalihkan pandang darinya, Wira segera berlari untuk menghindari serangan. Pria bertubuh kekar yang menganggapnya mangsa pun mengejarnya.

“Mau kemana kamu! Mana kawanmu ituuu … ketangkap habis kalian!”

Pria besar itu bagai monster yang dengan ganas berusaha memangsa Wira.

"Sini curut keciiil ...."

Tubuh kurus Wira membuatnya bergerak lincah kesana kemari. Ia pun melihat sebuah pipa paralon. Tiba-tiba saja idenya jalan, ia masuk ke dalam benda tersebut. Ukuran badan yang kecil mampu membuatnya menelusup.

Pria besar yang sejak tadi mengejarnya berusaha menggapai. Namun, Wira terus masuk semakin dalam. Menuju ujung lain dari pipa ini. Hingga pemangsanya tak lagi memiliki kesempatan untuk menyerang.

"Ah, sial! Bisa lepas lagi itu curut," ucap peserta bernomor urut sepuluh kesal.

***

Wira menyusuri lorong pipa hingga menemukan ujungnya. Paralon yang dilewatinya ternyata lubang angin yang berfungsi sebagai fentilasi pengatur kelembaban udara, dan terhubung ke ruang pribadi Angela. Kini ia berada di sebuah ruangan berisi gaun-gaun indah.

"Seandainya ini dipakai Sara, pasti dia cantik banget." Berucap lirih sambil mengelus-elus gaun sutra yang begitu lembut di tangan.

Keluar dari ruang penuh pakaian serta aksesoris, tiba-tiba Angela memasuki ruangan. Wira pun bergegas mencari tempat persembunyian. Ia bersembunyi di kolong ranjang.

Sehelai demi sehelai pakaian yang dikenakan Angela jatuh ke lantai. Wira dapat melihat kaki jenjang putri bangsawan itu melangkah menuju toilete. Setelah merasa aman, ia segera beranjak dari kolong ranjang. Berniat keluar dari ruangan itu untuk segera kembali menuju tempat di mana ia menyembunyikan Leo.

Saat hendak keluar, tiba-tiba saja pandangannya teralihkan. Terlihat pintu toilete yang sedikit terbuka, lantai terhias noda merah terang.

"Haaah ... apa itu?"

Penasaran, Wira pun mendekat untuk mengintip. Ternyata Angela sedang berendam di air yang berwarna merah menyerupai darah segar.

Seketika Wira bergidig, batinnya berucap,'Ternyata benar yang Leo bilang, perempuan itu pembunuh.'

Angela beranjak dari bath tub. Terlihat tubuh rampingnya terlumuri noda merah.  Diiringi degup jantung yang cukup kencang karena takut ketahuan, Wira pun melangkah perlahan menuju pintu keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lady AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang