"Aku mungkin akan menyakitimu," ucap Lucius serak. Bibir pria itu menyapu leher jenjangnya dengan perlahan, menikmati setiap jengkal area yang ditelusurinya.
"Aku tidak peduli," jawab seorang wanita berambut pirang. Napasnya terengah, percikan gairah dalam dirinya menginginkan lebih.
"Kau bisa terluka." Tangan Lucius sudah menarik turun satu sisi bajunya. Kecupan ringan dari pria itu meninggalkan jejak panas. Desiran darahnya semakin cepat merambat ke seluruh tubuh hingga membuatnya merasa pening.
Gadis tersebut mendesah tatkala merasakan Lucius mulai merambat turun menggoda diiringi tubuh besar pria itu yang semakin mendesaknya ke tembok. Seakan tidak ada jarak yang lebih rapat lagi.
"Tidak akan," sahutnya meyakinkan.
"Kau akan menyesalinya, Theresa."
"Aku percaya padamu." Kali ini jemari lentik Theresa meremas rambut halus pria itu ketika Lucius memberikan gigitan-gigitan kecil hingga meninggalkan bekas. Gadis itu masih mencoba menahan luapan yang sedari tadi menyentak-nyentak di dada dengan tidak sabar.
Tidak tahu kah Lucius bahwa dirinya sudah menyerah dan hanya menginginkan pria itu sekarang juga?
Sang Pangeran meremas dan mengangkat pinggul Theresa. Membuat wanita itu langsung melingkarkan kakinya di pinggang Lucius. Bibir keduanya bertaut dan saling menggoda.
Pria tersebut membawanya tanpa melepas cumbuan mereka, lalu menghempaskan tubuh mungilnya ke ranjang.
Ciuman keduanya terhenti. Napas Theresa sudah semakin memburu dan jantungnya berdebar seakan meloncat keluar. Berbanding terbalik dengan pria yang berada di atas tubuhnya.
Senyum miring Lucius tergurat jelas di wajah tampan itu. Sepasang netra birunya sempat berkilat merah memancarkan gairah. "Kau salah karena telah mempercayai seorang iblis," tuturnya diiringi suara robekan kain serta kancing yang berceceran di lantai tak lama kemudian.
*****
Hola! Kaget? Koq udah bab 3 baru Prolog? Biasanya Prolog itu kan sebelum bab 1.
I know ... I know ...
Sebenernya aku emang sengaja bikin Prolog setelah bab 3, why? Pengen aja!
Digaplok massa.
Nggak koq nggak, ampun! Hehehe...
Seperti yang ku bilang dari awal, The One Lucius ini genre Fantasi Romance yang ditambah sedikiiiiittt action dan gore. Nah, gore yang diawal itu cuma buat pemanasan aja wkwkwk...Teruuuusss.... Kenapa tuh adegan gak ditaro di tengah?
Dedek diancem ama Luc, katanya orang harus tahu dia itu garang. Lagian ini kan dah ditag mature, para degems yang nyasar kemari dan nyari adengan nananina doang pasti bakal syok pas baca bab awal ini wkwkwk...
*ketawa iblis* suruh sapa baca story dewasa hah? 😈😈😈😈
KAMU SEDANG MEMBACA
The One : Lucius
VampirePangeran Lucius le Conquerior tersadar dari pingsannya. Namun, keadaan istana amat mengenaskan. Semua penghuni di sana sudah menjadi mayat, termasuk sang Ayah. Hanya ia satu-satunya orang yang masih hidup. Oh, tidak! Lucius juga tidak hidup, ia tida...