#let me go [✔]

62 10 10
                                    

Jika anak pertama paling dipercaya dan dibanggakan,

Jika anak ketiga(terakhir) paling di sayang dan dimanja,

Lalu bagaimana dengan anak kedua?

.
.
.
.
.
.
.

Aku disini akan menceritakan sebuah kisah yang begitu ku hafal.

sebuah cerita pendek. Disini mungkin kalian bisa temukan jawaban atas pertanyaanku. karna jujur aku masih belum tahu apa jawaban dari pertanyaanku sendiri.

So let's to strat it.....

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang gadis berseragam SMA tengah menunduk dalam diam mendengarkan apa yang dikatakan kedua orang tuanya yang entah mengapa terasa menusuk dihatinya. Sesekali ia akan menjawab, membela dirinya yang disalahkan.

"Kamu kalau pagi pagi itu jangan nyari ribut sama adik kamu, kamu tuh udah besar harus ngalah sama yang lebih kecil!" ucap sang ibu.

"Isa ga salah bunda dia yang emang males, minta tolong dikit aja ga mau." Jawabnya yang memangil dirinya sendiri dengan sebuta Isa.

"Ngelawan kamu ya? udah ilang kemana sopan santun kamu!" kembali bundanya berucap dengan nada tinggi.

"Ga kok buda Isa ga ada niat ngelawan emang itu kenyataannya."

SPALSSS

lap cuci motor melayang ke rok birunya meninggalkan kesan basah disana. si pelempar yang tak lain ayahnya sendiri.

"pinter ya mulut kamu terus aja ngejawab." ucapnya.

"Emang kenyataannya gitu, apapun yang Isa mintak tolong ke Devan pasti dia ga mau, dan bilang ga bisa, lagian dia hari ini juga libur" kembali dia berucap.

"Makin pinter ya kamu silat lidah, makin berani aja mulutmu." Sindir bundanya. Jujur jika mereka tau sebenarnya dia sudah sakit hati dengan semua perkataan itu, hanya saja ia enggan membiarkan dirinya di persalahkan dan ini selalu terjadi.

"kamu ga liat umur? Umur kamu lebih gede dari dia, harusnya kamu bisa ngerti."

"Selalu aja Isa yang salah,apa apa Isa yang disalahin."

"Mau kamu gimana?, kamu mau bunda seret Devan?, pukul Devan dan marahin dia biar kamu ngerasa adil?" ia bingung. bukan itu yang ia inginkan

Dia terdiam tak bisa menjawab, karna merasa tak ada respon bundanya berdiri memasuki kamar dimana Devan-sang adik berada, tak lama berselang terdengar teriakan bundanya juga Devan sepertinya bundanya memang benar benar melakukan apa yang diucapkan tadi.

setelah itu bundanya keluar kamar dan menuju ke arahnya. "Puas kamu Devan udah bunda kasih pelajaran, inikan yang kamu mau?"

Ia terdiam menahan dentuman rasa sakit yang begitu kuat. "Bunda ga tau apa yang aku pikirin, aku tau bunda ngelakuin ini cuma buat bikin aku merasa bersalah dan itu ga akan ngebuat aku berenti mikir bunda emang selalu lebih sayang Devan." Ucap nya lalu berdiri kembali ke kamarnya.

Didalam kamar ia mulai menjambak rambutnya frustasi. Namun tetap saja air matanya tak dapat ia keluarkan, ia hanya bisa memegangi dadanya yang terasa sesak.

mengingat jam yang audah menunjukan pukul 06:15 ia kembali membenahi rambutnya mengambil tas ransel dan turun ke bawah dimana masih ada bundanya, sedangkan ayahnya yang pasti sudah berangkat kerja.

"Bunda aku berangkat." ucapnya lalu melengang pergi.

"Sa sarapannya di abisin!"

"Ga selera, kasih aja semuanya sama anak bunda yang namanya Devan."

the greystoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang