#I had kept my life(1)

33 9 22
                                    

"Menjaga hidupku adalah tujuanku, dan memanfaatkannya adalah keinginanku"

Erin pov.

"Selamat pagi." Sapaku pada ibu dan adiku yang tengah duduk dan menikmati sarapan mereka.

"Aku berangkat bu." Pamit Aska ketika aku duduk. Sikap dinginnya sudah membuatku terbiasa selama setahun belakangan ini, walau sejujurnya aku tak suka di abaikan, tapi aku berusaha untuk tetap seperti biasa.

"Hati-hati, nanti saat pulang jangan kemana - mana." pesan ibu pada Aska. Sebenarnya aku dan Aska satu sekolah, ia berada satu tingkat di bawahku, tapi ia tak pernah mau berangkat bersamaku.

"Ibu, nanti aku pulang agak terlambat. Aku ada piket." Ucapku seraya memasukan sesendok nasi goreng ke dalam mulutku.

"Hmmm." Balas ibu hanya dengan sebuah deheman. Hahhhh... selalu seperti ini.
Tak lama kemudian ibu berdiri dari duduknya, mengambil tas kerja lalu pergi begitu saja.

Setiap hari memang seperti ini. Tak ada yang memperdulikan keberadaanku. Ingin rasa ku menagis, tapi percuma. Tangisku tak akan merubah apapun.

Setelah selesai sarapan aku mengambil tas ku. Tak lupa aku mengunci pintu rumah sebelum pergi ke sekolah.

_____________________________________

SMA Anugrah Bakti, Ya ini lah sekolahku. Tempat di mana aku merasa lebih hidup.

"Erin!!" Senyumku mengembang ketika mendengar panggilan itu. Panggilan kompak dari beberapa gadis itu sanggup membuatku melupakan mood buruk ku pagi ini. Mereka sahabat -sahabatku.

"Pagi - pagi sudah berisik." Ucapku saat mereka ada di depanku.

"Alah biasanya kau jauh lebih berisik." Jawab Deta; salah satu sahabatku. Aku tekekeh membenarkan ucapannya tadi.

Kami ber-empat tertawa bersama dengan lelucon pagi yang tak pernah terlewatkan saat kami berjalan menuju ke kelas. Hanya dengan begitu saja sudah cukup membuatku bahagia. Aku sungguh menyayangi mereka.

Ke empat temanku dan aku memasuki kelas kami- XIC- yang begitu ramai pagi ini. Hari ini jam pertama adalah pelajaran olahraga. Jika boleh jujur sebenarnya olahraga adalah pelajaran paling ku hindari. Bukan karna aku tidak suka, tapi ada alasan pribadi dari diriku sendiri.

Bel berbunyi..

Aku dan teman temanku menuju lapangan basket. Ya hari ini kami akan bermain bola basket.

Aku dan teman - teman sekelasku melakukan pemansan terlebih dahulu setelah itu kami melakukan pembagian tim.

"Erin, Erlan tolong ambilkan bola di ruang olahraga!" Suruh pak irvan pada aku dan orang itu.

Aku dan Erlan berjalan bersama menuju ruang olahraga namun tidak beriringan.

Tak ada percakapan apapun diantara kami. Oh sungguh mengapa aku harus mengambil bola dengan dia lagi. Ya ini memang bukan pertama kalinya aku dan Erlan diminta pak Irvan mengambil bola bersama, dan aku selalu tidak menyukainya.

Di saat aku membuka keranjang tempat bola bola olahraga di simpan Erlan mulai membukan suara.

"Rin sepertinya beberapa minggu ini kamu menjauhiku. Kenapa?" Tanyanya padaku dengan tangan yang masih sibuk mengambil bola basket.

"Ya. Itu karna kita terlalu dekat dan aku tak suka." Jawabku ketus.

"Jangan menambah masalah di hidupku dengan mengajakku bicara." Ucapku dingin sebelum Erlan ingin bertanya lagi.

the greystoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang