#Isn't Real.

14 3 0
                                    

sepertinya  menyenangkan jika kita kunjungi sekolah Earth hari ini. Terlalu lama rasanya jika harus menunggu 3 hari lagi." Sky berdiri dengan semangatnya,  namun Arsel menahan pergelangan tangannya saat Sky mulai mengambil langkah.

"kau tetaplah di sekolah, lagipula aku tidak akan mengunjungi Earth. Pertandingannya 3 hari lagi,  jadi jangan melanggar kesepakatan."

"Memang leader akan kemana?"

"Tidak kemana-mana,  hanya mempersiapkan pertunjukan Yang lebih sempurna besok."

Setelah mengatakan itu Arsel benar-benar  pergi.

Sesuai dengan apa yang di perintahkan sang leader Sky kembali ke kelasnya setelah tadi ia membolos selama pelajaran sejarah.

Sky memasuki kelas dengan santai tanpa peduli Mr. Andra  sedang menerangkan beberapa rumus  fisika di papan tulis. Mr. Andra yang melihat itu juga tak memberi tanggapan apapun, pasalnya hal- hal seperti ini memang sudah biasa terjadi. Tak ada satupun aturan sekolah yang bisa mengikat sang leader dan Sky, bahkan jika ada guru yang mencoba untuk menegur mereka, guru itu akan dipermalukan setengah mati oleh mulut tajam keduannya. Jadi selagi mereka tidak mengganggu aktivitas mengajar dan belajar di kelas, semuanya tak akan jadi masalah.

Geng yang di ketuai Arsel bukanlah geng Berandalan  kelas rendah, yang akan membully siapapun yang mereka inginkan, merekan hanya akan membalas orang-orang yang mengusik mereka. Mereka tidak akan menolak siapapun yang datang menantang mereka,sebaliknya  Mereka akan dengan senang hati menerima tantangan yang datang dan memberikan kekalahan yang begitu besar pada lawan- lawan mereka.

Namun ada situasi dimana mereka akan membully seseorang sesuka hati mereka dan itu akan  terjadi pada setiap murid baru yang menginjakkan kaki di sekolah mereka. Tak peduli itu adalah murid angkatan baru atau murid pindahan, semuanya akan mendapatkan penyambutan yang berkesan dari sang leader.

Kembali pada Sky yang kini telah duduk di kursinya. Ia memasang ekspresi dingin dan angkuh di wajahnya seperti biasa dan mengikuti pelajaran tanpa ingin  Bersuara sedikitpun.

"Apa leader menemuinmu, Sky?" Tanya seorang siswa bernama Nick yang juga merupakan anggota dari Geng Arsel.

Sky menjawabnya dengan anggukan  tanpa menoleh pada si penanya, sambil terus menggores tinta pada bukunya untuk mencatat apa yang sedang di ajarkan.

Siswa itu masih menatap Sky, "Lalu kemana leader sekarang? Dan mengapa hanya kau yang kembali ke kelas?" Ucapnya.

Mendengar pertanyaan majemuk itu, Sky menghentikan sejenak goresan tinta pada bukunya. Ia sedikit melirik Nick dan kemudian kembali melanjutkan tulisannya. "Aku kembali ke kelas atas perintah Leader. Dan masalah leader pergi kemana itu buka urusanmu." Jawabnya sambil tetap fokus pada pelajaran di depannya.

Jawaban kelewat datar dari Sky membuat Nick diam seketika dan kembali pada pelajarannya.

.
.
.
.
.
.

Arsel baru saja selesai mandi sore saat seseorang mengetuk pintu kamar pribadinya.

"Siapa?" Ujarnya seraya masih mengeringkan rambut basahnya.

"Maaf tuan muda, ada tuan muda Nick di bawah, ia ingin bertemu dengan anda." Jawab seorang maid  dari luar.

"Suruh dia langsung masuk ke kamar ku."

"Baik tuan muda."

Tak berapa lama, ketukan pada pintu kamar Arsel kembali terdengar.

"Pintunya tidak di kunci Nick." Arsel berujar seraya mengenakan t-shirt tipis berwarna putih.

the greystoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang