5. - Perjodohan ? -

86 7 0
                                    

Langit tampak mendung sore itu

Sabiya dan Shakila berlarian mengambil semua pakaian yang mereka jemur pagi tadi, setelah itu mereka pun masuk kedalam rumah

Shakila yang telah meletakkan baju baju itu ke dalam keranjang pun menoleh ke arah jendela. Netra gadis itu dapat melihat dengan jelas air hujan yang jatuh membasahi tanah, seulas senyum terbit di bibirnya sambil menggumamkan doa "Allahumma Shoyyiban Naafi'an".

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Tok...tok...tok..

Mendengar suara ketukan itu membuat Shakila hendak membukanya,tapi sepertinya ia keduluan dengan Sabiya. Ia bisa mendengar dengan jelas umminya sedang mengomeli abinya.

"Abi gimana sih, kalau ke kantor itu jangan lupa bawa payung bi, berapa kali lagi ummi harus bilangin" ucap Sabiya dengan kedua tangan sibuk mengeringkan rambut suaminya menggunakan handuk

"Maaf mi, Abi lupa. Lagi pula Abi kenanya dikit kok" ucap Rahman santai hingga ia tidak sadar bahwa ucapannya membuat sang istri makin bad mood

"Dikit apanya udah basah kek gini, kalau abi sakit gimana?, siapa yang menderita?"

"Udah udah bi mi, nih Shakila udah buatin jahe hangat buat abi insyaa Allah abi gak masuk angin" ucap Shakila menyodorkan segelas jahe hangat buatannya pada rahman

Rahman tersenyum lalu berucap "syukron sayang, kamu memang paling ngerti abi"

Perkataan Rahman makin buat Sabiya kesel sekesel keselnya, hingga ia berjalan pergi meninggalkan suami dan anaknya

"Ih abi tuh kan ummi ngambek, abi sih tahu ummi lagi khawatir sama abi ehh malah godain" ucap Shakila yang melihat kepergian Sabiya

"Udah yang namanya bidadari itu ngambeknya gak pernah lama, cukup di gombalin aja insyaa Allah moodnya mode on" ucap Rahman terlihat santai padahal di dalam hati ia juga agak was was

" iya iya deh, Shakila mah bisa apa" ucap Shakila membuat Rahman terkekeh geli

**

Langit yang tadinya mendung berganti dengan cahaya jingga yang menghiasi ufuk barat.

Shakila, gadis itu kini sedang memandang betapa indahnya ciptaan-Nya dengan bibir yang tidak henti hentinya melantunkan pujian pujian kepada Sang pencipta

"Shakila" sapa suara yang melantun lembut pada gadis itu

Shakila menoleh dengan senyum manis terpatri di bibirnya

"Ada apa ummi?, ummi butuh sesuatu?"

"Enggak sayang ummi gak butuh apa apa, tapi abi lagi nungguin kamu tuh di ruang tengah"

"Eh, emang ada apa mi?"

"Gak tahu juga tuh, udah sana samperin"

"Iya ummi" ucap Shakila kemudian berjalan menuju tempat abinya menunggu

"Abi"

"Eh Shakila, ayo duduk nak" ucap Rahman mempersilahkan putrinya untuk duduk di sofa seberang nya

"Jadi gini Abi mau ngomong sama Shakila, tapi Shakila harus janji jangan potong omongan abi dulu" ucap Rahman dengan tatapan serius

"Ada apa sih kok serius bener" kata Sabiya sambil membawa nampan berisi tiga gelas teh hangat kemudian duduk di samping suaminya

"Insyaa Allah abi" turur Shakila

"Jadi gini Shakila , ummi, kemarin abi bertemu dengan sahabat lama abi. Kami cerita banyak hal. Tentang pekerjaan, dan keluarga juga. Nah karena si temen abi ini tahu abi punya anak gadis cantik plus insyaa Allah sholehah beliau menawarkan kepada abi untuk menjadi besan. Yang artinya beliau mau shakila dan putranya berjodoh. Tapi abi belum jawab apa apa karena bagaimana pun Shakila yang akan menjalani kehiduannya" tutur Rahman

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Destiny FisabilillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang