Chapter 11 : Bloodstone Membakar Sebuah Stasiun

57 12 3
                                    

Valda merasakan dadanya nyeri luar biasa. Dia tidak menduga bahwa sosok kegelapan yang mengejarnya bakal sekuat ini menendangnya. Kondisi dua rekannya tidak lebih baik. Lais terkapar setelah gagal mengusir sosok itu bagai uap. Hanya Gerald yang masih bertahan. Pemuda itu terus menangkis segala taktik Gonzai.

Petarung itu sangat hebat. Dia memiliki tato yang sama dengan pria botak yang mereka temui di tempat kerja Lais.

Valda menyesal tidak pernah melatih kekuatannya. Terlena sesaat oleh uang dan permainan. Valda berkelana, menghampiri kasino yang berbeda setiap malam. Menang taruhan setiap waktu. Dia tahunya hanya bersenang-senang seolah kiamat tak pernah terjadi untuk menimpuk kepalanya sampai mampus.

Kini yang terjadi sebaliknya. Kata-katanya tidak akan pernah dipercaya Yugo. Dia gagal menjaga Lais dan Gerald tidak terluka. Kekuatan kedua orang itu tidak sekuat dirinya. Kekuatan yang sudah sempurna butuh waktu genap satu tahun setelah menelan kapsul.

Tidak sampai dua hari bagi Gerald dan Lais meminum kapsulnya. Mereka sudah menemukan kekuatannya sejak kembali ke Korea. Tempat ini punya daya magis yang menambah kekuatan para Gemstoners.

Celakanya, jejak mereka sudah ketahuan utusan Hector. Valda tidak bisa membiarkan Gonzai kembali ke Pluto. Monster berbadan gempal bak pegulat sumo itu harus mati bagaimana pun caranya. Valda memastikan sampai genap satu tahun mendatang, bila Ivander ikut bergabung dalam misi liontin milik Aquamarine, mereka bertujuh harus aman tersembunyi.

Gonzai terus melempar kembali angin, api, kayu dan bebatuan yang para Gemstoners kerahkan, tetapi semuanya tidak mempan. Gonzai menyeringai bangga, bahwa kekuatannya melampau manusia-manusia yang lebih mungil darinya.

"MUNDUR!"

Para Gemstoners merapatkan diri begitu Yugo muncul.

Gonzai mundur selangkah, menyadari ada pendar enam warna campur aduk.

"Di mana Aquamarine?" tanya Gonzai dingin mengancam.

"Siapa Aquamarine?" Yugo mengingkari segalanya di depan Gonzai. Segala pengetahuan milik Aquamarine dia tamengi dengan sikap tidak mengenal.

"Wanita Venus yang harus dihukum atas pembangkangannya. Berikan padaku, Aquamarine, kau akan diampuni."

"Tidak ada Aquamarine di sini."

"PEMBOHONG!" Gonzai menyerbu lingkaran saling memunggungi itu. Yugo mengibaskan tangannya. Tameng putih cemerlang melindungi serangan Gonzai. Sosok itu meraung murka. "KELUARLAH AQUAMARINE! JANGAN SEMBUNYI DI BELAKANG MANUSIA-MANUSIA ITU!"

Cavan melepas cincinnya. Muncul enam duplikat mengelilingi Gonzai. Buru-buru rombongan yang baru datang menarik ketiga rekan yang kepayahan. Lagi-lagi mereka menghilang ditelan udara. Teleportasi kembali ke tempat di area kastil Aquamarine.

Kemunculan mereka tidak menguntungkan. Mereka kembali muncul di sebuah gua terowongan beratap dedaunan. Lagi-lagi Gerald dan Lais hampir terjengkang ke dalam jurang. Dalam kondisi senyap, mereka beriringan masuk kembali ke kastil.

Gaia menyambut mereka dengan tatapan khawatir. Dia memberikan setumpuk selimut hangat untuk para Gemstoners yang kelelahan berlarian mencari Cavan. Cavan mengabaikan selimut yang diulurkan padanya.

"Cavan," Yugo memanggil anggota paling kurus itu, "kemarilah."

Cavan mendekat. Dalam satu kali sentakan, Yugo menarik rantai tipis keperakan yang melekat di leher Cavan. Yugo harus mengamankan liontin itu bagaimana pun caranya. Ditinggalkan di suatu tempat tak pernah aman. Yugo mengalungkan liontin itu ke lehernya sendiri. Cahayanya tidak lagi berpendar menyilaukan. Barangkali liontin itu tahu, posisinya terancam. Jadi liontin itu menyamarkan diri menjadi liontin biasa.

PLANET CAHAYA : GEMSTONERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang