Bab 10 : Rumah di Tengah Hutan

64 13 1
                                    

💎💎💎💎💎💎💎
Jangan lupa vote-nya ya Dear ;)

💎💎💎💎💎💎💎

Suara derap kaki berlari sepanjang jalan aspal yang panas itu terdengar nyaring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara derap kaki berlari sepanjang jalan aspal yang panas itu terdengar nyaring. Cavan menoleh ke belakang dan mencicit ketakutan kehadiran sosok gelap yang mengejarnya.

Dia tidak menduga bakal dikejar sosok lain. Misil terus ditembakkan ke arahnya tanpa henti. Karena itu Cavan terus mengeluarkan energinya lewat putaran cincin sakti yang melekat di jari telunjuknya.

"Habislah aku!" engah Cavan terus berlari.

Pemuda itu melompati tebing curam dan menyusuri jalan sepanjang hutan cemara. Di persimpangan jalan setapak, derap kaki pengejarnya hilang. Tak ada suara apapun kecuali deru napasnya sendiri yang tidak beraturan. Cavan menatap telapak tangannya yang basah keringat. Lalu dia melepas cincin di jari telunjuknya.

Kabut merah muda memancar dari cincin. Kabut itu memadat dan menampilkan seraut wajah yang mirip dengannya. Tidak lama kemudian duplikat Cavan melompat dari cincin dan bersiaga menghadapi serangan.

"Teruslah ke utara," perintah Cavan.

Cavan palsu mengangguk paham, lalu berlari ke arah yang dimaksud. Tidak ada ekspresi takut di wajah kembaran Cavan. Cavan mengambil arah berlawanan, berharap pengejarnya mengikuti Cavan palsu.

Cavan mengakui jika asyik dikejar pemburu. Apalagi bila pengejarnya tertipu. Alih-alih senang menangkapnya, tetapi yang ditangkap hilang bagai kabut. Sudah lama Cavan tidak melepas cincinnya. Terakhir kalinya, tiga abad lalu dikejar sosok kegelapan. Untungnya Yugo menyelamatkan Cavan. Sayangnya dia malah dikurung selama dua puluh tahun ini.

Parahnya, yang mengejar selain Yugo adalah sosok yang sama seperti yang dahulu. Pemburu itu memiliki rajah yang sangat khas.

Cavan menyusuri tepi hutan. Di pinggiran jalan setapak, langkahnya melambat. Matanya menangkap sebuah rumah kecil. Ada cahaya lampu tergantung, bergoyang diembus angin.

"Arghhhh..." jerit Cavan kaget. Kedua kakinya ditarik tali jebakan. Pemuda itu tergantung secara terbalik dengan kepala di bawah.

Dia menggeliat ingin melepaskan diri. Namun, tangannya sulit menjangkau kakinya yang terikat tali jebakan. Alih-alih babi hutan yang tertangkap, justru dirinya sendiri menggantung secara mengenaskan. Cavan lebih suka dikejar sosok kegelapan dari pada terikat memalukan seperti ini.

"Sial!" keluhnya semakin putus asa. Tangannya berat mengambil cincin di dalam saku celananya. Seluruh badannya kesemutan dan Cavan menyesal telah mencopot cincin sakti itu. Padahal cincinnya adalah satu-satunya pertahanan Cavan.

"Aha! Ini hama kebun ketemu juga akhirnya!" pekik seseorang tertawa riang. Dia bergegas penuh semangat menghampiri jebakan yang dibuat.

Cavan semakin panik. Dia tak pernah bertemu siapapun selama pelariannya. Semak yang tumbuh lebat di depannya bergerak. Sosok jangkung itu menyibak semak, lalu terkejut setengah mati.

PLANET CAHAYA : GEMSTONERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang