Bab 5 : Perburuan 2

125 15 4
                                    

California, 2016

Bau hangus menguar sepanjang Los Angeles, mengepulkan duka ketika pesawat plat merah milik Indonesia tergelincir di pesisir California. Hujan jarang jatuh di wilayah tandus. Kering yang menyesakkan penuh debu, kali ini dilengkapi bau kematian yang tidak mengenakkan. Sebanyak 657 penumpang beserta awak pesawat terbakar dalam sekejap.

Dalam satu kedipan mata, pesawat itu meledak dan menciut tertarik daya gravitasi. Musnah menjadi kepingan tidak terbentuk. Lebih janggal lagi, sosok pemuda duduk di salah satu sayap pesawat yang terbakar. Tak terluka, begitu santai tanpa mengaduh kepanasan. Matanya seperti kilatan elang pemburu, kembali kosong memandang langit. Di balik bayang asap dan api yang membara, persis sebelum sirene polisi muncul dengan suara rendah, dia menghilang bersama kepulan asap pekat.

Pemuda itu benci pada dirinya sendiri. Tatapannyalah penyebab segala sesuatu lenyap. Dia tidak mengerti kekuatan yang ada padanya. Keinginannya satu. Hidup sewajarnya seperti manusia lain. Tidak pernah terjebak dalam kekuatan supranatural yang dimiliki sejak lahir.

Ivander Carlos. Begitulah orang lain memanggilnya. Dia berperawakan kurus tinggi dengan rambut hitam legam. Parasnya tampan sekali. Salah satu kriteria sempurna para pencari bintang yang akan direkrut sebagai model di dunia industri hiburan, tetapi kesempurnaan fisik itu tidak mengubah keadaan.

Paras seperti dewa itu tidak berdampak apa-apa. Dia selalu menyendiri dan tidak terkesan untuk memiliki teman. Makhluk anti-sosial yang terkenal misterius. Salah satu mahasiswa Harvard di departemen Fisika. Setiap kali dosen memanggil nama Ivander, tidak satu pun manusia peduli pada kehadiran Ivander. Manusia normal pun tidak akan sadar, bahwa Ivander pernah berada di antara mereka.

Pria itu sedang menghabiskan musim panasnya di Amerika, melarikan diri dari kemelut pikiran yang jauh dari nalar. Sudah bertahun-tahun dia seperti ini. Merasa aneh pada dirinya sendiri.

Ivander mengatupkan bibir melihat sisa daging manusia yang terpanggang berceceran. Aroma darah yang hangus disertai jerit kesakitan terus menjalar ke udara kosong. Suara bising bersamaan puluhan mobil bala bantuan berlapis terparkir mendekat. Ada histeria baru atas kejadian mengerikan di depan manusia yang bermaksud memberi bantuan keselamatan.

Dia melihat siluet tidak asing yang terus mengejarnya. Ketakutan kembali merayap. Semenjak Ivander bangun di sebuah pantai, bencana yang terjadi di depan mata karena ketidaksengajaan. Setiap Ivander melihat sesuatu, ada saja masalah yang timbul. Tak heran dia takut pada sosok yang gigih memburunya di segala penjuru.

Melihat bayang putih yang selalu mengejarnya, di tengah revolusi dan kehidupan manusia yang terus berbenah, disertai kecerdasan buatan mendominasi semua aspek, Ivander lelah.

Dia melihat bagaimana Yugo menangkap seseorang yang memiliki kekuatan supranatural. Jika dia mengalami hal yang sama, diringkus oleh mata putih itu, tentu saja Ivander lebih takut menghancurkan lebih banyak kehidupan.

Ivander punya kekuatan luar biasa. Jika dia ditangkap—Ivander ngeri sendiri—bukankah kekuatannya bakal bertambah dua kali lipat?

Ivander hanya ingin tenang. Tetapi sejujurnya, Ivander suka berada di kerumunan manusia, untuk mengamati banyak perbedaan-perbedaan sekitarnya. Bagaimana bentuk rambut bisa lurus, kribo atau ikal, bagaimana warna kulit bisa coklat eksotis, albino dan hitam legam, bagaimana iris mata bisa biru cerah, hijau, cokelat dan abu-abu, serta bagaimana fisik orang bisa terpengaruh semata demografi tempat tinggal.

Hanya saja, perbedaannya terletak pada kekuatan Ivander yang bisa membunuh siapa saja. Ivander selalu mendatangi ahli nujum di mana pun dia mengetahui dan mendengar kekuatan supranatural mereka, lagi-lagi tanpa sengaja, Ivander menumpas semua mantra dan kekuatan dukun-dukun, termasuk dukun gadungan. Keinginan Ivander adalah mencabut matanya agar tidak mengacau lagi. Dia pernah bunuh diri, meloncat dari gunung, menenggelamkan diri di laut, termasuk metode-metode pembunuhan paling berbahaya lainnya. Tetapi mata pisau tumpul, tali putus, bumi longsor, laut susut dan menjadi tsunami di area lain. Bumi menolak si Bloodstone mati.

PLANET CAHAYA : GEMSTONERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang