02

9 1 0
                                    

Shasa melepaskan helm yang di pakainya,memberikannya kepada pemiliknya yang tengah sibuk melepaskan jaket yang dipakainya .

Tanpa mengucapkan satu kata pun,Shasa pergi meninggalkan parkiran menuju ke kelas .

"Makasih Sadam" ucap Sadam untuk dirinya sendiri.

Sadam menaruh helm yang di pakainya tadi ke jok motor nya dan segera menuju ke kelas.

"Woy Sha ,lo gak pernah keramas berapa tahun sih?"Tuduh Sadam ingin menjahili Shasa .

"Kenapa ?" Tanya Shasa sinis,dan sedikit tidak enak dengan perkataan Sadam karena menurutnya dia tidak pernah tidak keramas.

"Helm gue yang Lo pakai tadi BAU BANGET" ucap Sadam tanpa dosa lalu menuju ke tempat duduknya ,dibelakang meja Shasa.

"SADAMMMM"

"Apa sayang?" Goda Sadam dengan entengnya

"Rambut Lo gue rontokin lagi mau?" Ancam shasa sadis.

"Engga Sha ,gue gak selingkuh kok" ucap Sadam sambil mengusapkan tangannya di atas kepala Shasa .

Shasa menepis tangan Sadam.

"Ntar pulang sekolah gue tunggu di parkiran,inget kata nyokap Lo"pinta Sadam dengan nada mengejek.

"BODO AMAT" Teriak Shasa tepat di telinga sadam,membuat sang empunya meringis .

"Kebiasaan ngemil toa sih,jadi suara udah kayak gentong bocor " gerutu sadam sambil memegang telinganya .

*****

Shasa dan Sadam keluar dari kelas XII IPA 2 ,sesuai janji Sadam dengan mama Shasa tadi dia akan mengantar Shasa pulang .

Mereka meninggalkan sekolah cukup elite dikota Jakarta menuju ke komplek perumahan yang mereka tinggali merupakan milik orang tua sadam

Ditengah kebisingan motor ,Sadam sengaja membawa motor nya dengan kecepatan pelan ntah apa alasannya,intinya dia ingin.

Sadam mencoba memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.

"Abang Lo dirumah?" Tanya Sadam, Abang yang Sadam maksud adalah kakak sepupunya Shasa yang memang biasa tinggal dirumah shasa kalau sedang libur bekerja .

"Iya,kenapa? "

"Tanya aja,"sahut Sadam tak berdosa.

"Tanya Lo gak penting!"

"Mau banget nih di pentingin? Kelamaan jombloh sih" goda sadam

Shasa memberikan decakan sinis dengan tatapan tak enak.

Mereka memang seperti itu kadang akur kadang tidak ,meskipun begitu mereka tidak melupakan perinsip mereka yang 'itu'

Keheningan kembali menyelimuti mereka hingga akhirnya mereka sampai di depan rumah shasa.

"Gue masuk dulu" pamit Shasa sambil membuka pintu gerbang rumahnya.

Sadam mendaratkan sikunya di helm yang ada di pangkuannya,memandang ke Shasa lekat.

"Sha"panggil Sadam mencegah Shasa sebentar

"Apa?" Balas Shasa malas

"Gak papa" ucap Sadam tanpa dosanya

Shasa menyibakkan rambutnya ,bertingkah angkuh.

Shasa membuka pagar rumahnya lebar-lebar"GAK JELAS!"Teriak Shasa kencang,ia melangkah masuk tak memperdulikan sadam yang masih berada di depan rumahnya yang Shasa yakini jika terus meladeni Sadam mungkin akan sampai tengah malam mereka berdebat tanpa jeda.

Dengan carakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang