05

2 1 0
                                    

"ahh lega nya gue ,sumpah kebelet banget dari tadi,ini pasti efek pelajaran kimia deh,sampe buat gue kebelet kaya gini "ucapan Shasa pada Alana.

"Hem lebay deh! Masa sampe segitunya sih."ucap Alana karna Shasa yang berlebihan

"Hehe gue superius Alana ,Lo tau kan kalo gue udah ketemu sama reaksi kimia bawaannya perut gue juga ikutan direaksikan sampai menghasilkan anu"

"Terserah Lo deh Sha"Alana memutar bola matanya.

"Oke sekarang kita buruan sampai kekelas ,Jagan sampai kita terkena semprot sambal balado mulut Bu Meli ,bisa budeg gue"cerocos Shasa .Tak menjawab cerocosan Shasa ,Alana berjalan terlebih dahulu untuk masuk kelasnya kembali.

Shasa menghentikan langkahnya ketika melihat tali sepatunya tidak tersimpul lagi .ia pun langsung jongkok untuk Kemabli mengikatkan tali sepatunya .tadinya ia ingin memanggil Alana untuk berhenti dan menunggunya ,tapi niatnya ia urung karena ia tertinggal cukup jauh dari Alana,gak mungkinkan Shasa harus teriak -teriak di koridor sekolah .Setelah tali sepatunya beres ,Shasa langsung berdiri dan ia langsung mundur selangkah ,karna entah dari mana wajah Sadam sudah dihadapan wajah Shasa.

"Kenapa Lo kaget gitu liat gue?kaya liat setan aja"ucap Sadam sambil memegang buku ditangannya

"Lo kan setan,wajarlah kalau gue sampai terkejut kaya gini "sahut Shasa.
Plak,Sadam memukulkan pelan buku ke kepala Shasa.

"Mana ada setan keren kaya gue "ucapnya dengan penuh percaya diri .Shasa hanya memutar bola matanya .ia langsung berjalan namun langkah nya dihadang oleh Sadam.shasa geser kanan Sadam ikutan geser kanan begitu pula ketika Shasa geser kiri Sadam juga ikutan geser kiri.

"Mau Lo apaan coba?gue geser kanan Lo kekanan gue kekikri Lo kekiri "kesal Shasa

"Gue juga gak tau shasayang ,mungkin kita jodoh kali"ucap Sadam sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Sayang-sayang pala Lo peang! Amit-amit gue punya  jodoh kaya Lo" sinis Shasa sambil mengetok kepalanya sendiri

Plak. Sadam memukulkan bukunya lagi di kepala Shasa ,namun sangat pelan.

"Bilang amin kek,kan enak punya pacar keren kaya gue"

"Idih, damai aja ogah apalagi pacaran sama Lo" judes Shasa lalu pergi meninggalkan Sadam yang tengah mengulum senyum.

*****

"Sadam"

"Bangsul"

"Kunyuk"

"Setan"

"Anjing"

"Monyet"

Begitulah suara-suara yang memanggil Sadam saat pria itu baru saja akan masuk ke rumahnya setelah menjahili tetangga depan rumahnya ,Shasa. Kedua orang itu memang kerap berdebat tidak melihat tempat.

Teriakan Shasa terhenti karena kehadiran papa Shasa "Eh ada apa hm?" Tanya papa Shasa terheran karna mendengar teriakan anaknya.

Disisi lain Sadam tengah terkekeh geli melihat kekesalan Shasa

"Sadam" panggil mama sadam .Sadam sudah tau apa yang harus dia lakukan .Mamanya pasti akan memarahinya karena selalu menjahili anak gadis orang.

"Sadam shasa itu tetangga kita ,dia anaknya juga baik.kenapa kamu selalu saja membuat dia kesal hm?"

"Hmm itu ma,suka aja" jawab Sadam dengan cengiran tak berdosanya

"Suka sama Shasa nya apa suka bikin dia kesel?"

"Ya suka bikin dia kesel lah ma"

"Ngga pa,itu si Sadam jahil banget." Adu Shasa lalu masuk kedalam rumahnya dan meninggalkan papanya.

Sam mengulas senyum melihat tingkah laku dua remaja itu yang selalu berdebat jika sudah bertemu.

Sinta gemas dengan tingkah laku putra sulungnya yang sangat lucu jika dalam menyembunyikan masalah tentang percintaan.Sadam lah satu-satunya anak laki- laki yang akan meneruskan perusahan keluarganya,Sadam juga sangat mirip dengan papanya waktu kecil mulai dari hidung,bibir,dan bola matanya.Senyumnya pun memiliki kadar manis yang hampir sama dengan papanya .Hanya saja senyum papanya lah lebih manis menurut mamanya,Sinta.

"Yaudah Sadam Ayo kita masuk ,gak enak sama tetangga liat kamu gak pernah akur sama Shasa "ajak Sinta pada anaknya"Bunda masakin makanan kesukaan kamu,ayo kita makan"

"Papa mana ma?"tanya Sadam begitu mereka sudah sampai keruang makan dan tidak melihat papanya .

"Papa di kamar lagi nyelesaiin tugas kantor katanya"

Sadam sudah mengerti setelah mendengar ucapan mamanya ,seingatnya papanya dari semalam sudah sibuk dengan berkas-berkas itu ,namanya juga kepala keluarga dia selalu mementingkan perusahan demi kejayaan keluarga

"Kebiasaan deh papa kalo udah liat berkas suka gak inget waktu" ucap Sadam lalu segera makan,makanan yang sudah disediakan mamanya .

"Biasa aja kali dam,kamu juga nanti seperti itu .mama yakin itu" ucap Sinta ,Sadam langsung meraih minum yang di berikan mamanya.

"Iya ya ma"  ucap Sadam.

"Engga usah khawatir .kaya ngga tahu aja siapa papa kamu ,kamu tinggal belajar saja nanti juga kamu kerjanya di perusahaan papa.kalau enggak ya kamu cari kesenangan sendiri pokoknya hidup kamu dan keluarga mu kelak akan enak" celetuk Adrian yang tiba-tiba turun dari lantai dua dan ikut bergabung dengan anak dan istrinya.

Jagan tanya kemana adik Juan,dia sedang menjelajahi alam mimpinya.

"Ya seenggaknya aku gak banyak bebanin keluarga" ucap Sadam

"Oh iya ,kan kamu anak kebanggaan keluarga."

"Kamu mau lanjut kemana setelah lulus ?"tanya Adrian memandang putranya

"Belum tau pa ,mama papa ada kasih saran?"tanya Sadam ke orang tua nya

"Papa sih pengen kamu nerusin usaha papa,kalo kamu gak mau ya gak papa"

"Mau sih ,tapi liat aja nanti ya pa"Sadam melirik ke arah papanya yang tengah tersenyum

"Ya udah papa sih terserah kamu aja "ucap Adrian

"Yaudah pa,ma kalo gitu Sadam ke kamar dulu ya"ucap Sadam lalu meninggalkan meja makan.

"Makan nya sudah selesai Sadam?" Tanya sani

"Iya ma "

Adrian menatap kepergian anaknya yang sudah beranjak dewasa ,ya memang kata Sinta Adrian sering bersikap kekanak-kanakan ketika sudah bersama Shasa .namun sebenarnya Sadam memiliki pemikiran yang dewasa,cerdas, tanggung jawab,tegas ,namun sedikit tertutup.walaupun begitu dia termasuk remaja yang ceria.

"Papa mau mama buatin apa?"

"Buatin kopi aja ya ma ,taruh di meja taman.papa tunggu disana"

"Iya pa"

"Sadam jangan gangguin adik kamu tidur"teriak Sinta yang melihat putra nya yang akan menuju Kekamar putrinya.

"Yaelah ma masuk doang gak gangguin kok"

" Awas aja kalo Adek kamu bangun terus nangisnya kemama " perintah Sani

Sadam terkekeh pelan melihat kemarahan mamanya serasa melihat kemarahan Shasa

"Enggak ma,cuma Kekamar nya doang kok gak bakalan buat dia bangun " ucap Sadam membuat mamanya sedikit merasa lega.

*****

"Kenapa tu muka di tekuk" ledek reon saat melihat muka Shasa yang baru saja masuk kedalam kamarnya.

" Itu si Sadam ngeselin" aduh Shasa pada abang sepupunya.

"Yee...kirain apa,lebay Lo"

"Tau ah"

*****

Thanks for reading

Salam penulis amtirr

Meylndsr

Dengan carakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang