9' Alvin vs Aska (1)

38 6 0
                                    

"aneh.
Merasa kehilangan ketika dia pergi."


Sudah 2 hari berlalu sejak kejadian itu. Aska masih menjauhinya. Rere benar-benar gelisah dengan keadaan ini.

Tak biasanya ia merasakan keganjalan ini. Walaupun ia tak suka di benci, tapi tak biasanya terus kepikiran tentang Aska.

"gue ingin lo selalu disisi gue."

Hati berkata seperti itu, tapi tak sanggup di ungkapkan.

Bahkan Rere belum tau siapa yang ia sukai di antara keduanya. Rasanya egois jika menginginkan keduanya untuk bersamanya.

Rere terus mengehembuskan nafas berat berkali-kali karena pikirannya sangat kacau ditambah hatinya yang gelisah.

Melina yang melihat tingkah Rere jadi kaget."lo kenapa si Re? Kaya kena asma tauk."

"kalo ngomong seenak jidad lo. Udah tau Rere kita lagi gelisah."Sena menoyor pala Melina dengan Geram.

"auch!"pekiknya dengan sok manis.

"baru kali ini gue merasa kaya kehilangan seseorang yang berharga."Rere akhirnya buka mulut selama tadi dia hanya diam.

"ya wajar lah, dia kan selalu ngusik lo, isengin lo, nolongin lo. Jadi tanpa sengaja dia bagian dari hidup lo juga Re."ucap Sena.

"lagian Aska juga lebay banget ih. Gitu doang ngambek nya lama banget."

"iya juga si Mel, Aska nya juga berlebihan. Gimana kalo gue sama Melina yang ngomong sama Aska."saran Sena.

"ha? Napa bawa-bawa gue? Males banget."Melina memutar bola matanya dengan malas.

Melina malah mendapat tatapan maut dari Sena. Sena mengodekan padanya seperti mengatakan lo-gak-kasian-sama-Rere?!!

Melina yang menyadari itu langsung berubah pikiran."eh, umm gue juga mau kasi dia pencerahan deh."

"makasih ya."ucap Rere dengan senyum yang tak biasanya. Seperti senyum yang di paksakan.

Sena dan Melina yang melihat senyum Rere merasa khawatir dengannya lalu memeluk Rere erat-erat.

"lo gausah sedih lagi Re."

"iya. Rere harus semangat!"

Ucap kedua sahabatnya dalam pelukan. Rere hanya bisa tersenyum bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka.

***

Istirahat pertama~

Semua siswa siswi berlomba lomba untuk ke kantin. Aska pun juga ingin bergegas ke kantin. Tetapi tak lama lehernya merasa sempit ketika sudah berada di pintu keluar kelas.

"woi, ini siapa yang narik kerah belakang gua sialan."

"kita mau ngomong sama lo."Sena sengaja menarik kerah belakang Aska untuk menghentikan langkahnya.

Refleks Aska menoleh, ternyata ada Sena dan Melina."ngomong tinggal ngomong."

Melina geram sekali dengan tanggapan Aska. Ingin sekali ia menimpuk mukanya dengan sepatu.

TERDATA (Terjebak Dalam Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang