NAPW - Part 3

160K 5.4K 161
                                    

Sebuah taman dengan dengan danau kecil sudah didekorasi dengan cantik. Taman itu kini penuh dengan berbagai macam warna bunga. Sebuah pesta pernikahan dengan konsep pesta kebun telah dipersiapkan sejak 3 bulan yang lalu membuat semuanya tampak sempurna.

Para petugas catering pun juga sudah menata makanan utama, minuman,  dan  juga dessert untuk para tamu. Pelaminan minimalis bewarna putih dan gold sudah berdiri dengan megah. Tinggal menunggu sepasang pengantin yang berbahagia melengkapinya. Seperti raja dan ratu.

Tidak ada yang tahu tentang sebuah kesedihan dihari ini, bahkan sang pengantin wanitanya pun tidak tahu tentang sebuah rahasia besar  itu.

Raina sudah mulai dirias sejak pukul 12 siang. Make up dengan sentuhan warna-warna pastel menghiasi wajah putihnya. Rambutnya yang panjang disanggul kepang ditaburi dengan mutiara bewarna putih membuatnya semakin natural. Raina menjadi sangat cantik dihari bahagianya.

Bahkan kedua orangtua Raina dan juga kedua kakaknya, takjub melihat adiknya yang keluar dari kamarnya. Dia berjalan dengan langkah sangat anggun. Kebaya pink membalut tubuh indah Raina dengan sangat sempurna.

Raina tersenyum manis melihat keluarganya. "Cantik nggak?"

Pasha melirik sesaat kearah Mama, Papa dan Arman. Dia mengepalkan tangannya. Entah sampai kapan dia sanggup menyembunyikan rahasia besar ini. Raina, adik perempuan satu-satunya. Kesayangannya. Dia tidak akan sanggup jika melihat Raina bersedih, apalagi menangis. Tapi sebuah janji yang telah mereka sepakati, harus mereka jalankan.

Dia mendekat kearah Raina. "Aku jadi pendamping kamu ya, Sweety. Boleh kan Ma?" Tawar Pasha.

Arman sangat tahu perasaan yang bergejolak dihati Pasha. Karena dia juga merasakan hal yang sama, "Aku juga jadi pendamping, Raina." Kata Arman.

Mama dan Papanya hanya tertawa. "Kalian tuh malah kaya bodyguard. Mukanya tegang begitu." Ledek Papanya.

Akhirnya mereka tertawa. "Kak, jalannya pelan-pelan ya. Aku pake high heels 12 cm lho." Raina mengangkat sepatunya.

"Pantes kok tinggi kamu jadi sekuping aku." Kata Pasha. "Atau perlu digendong aja?" Godanya.

"Kakak.... Jangan digodain terus." Kata Raina.

"Iya deh yang sebentar lagi punya bodyguard pribadi." Ledek Arman. "Inget pesen Kak Arman ya. Setelah Akad nikah nanti, sayangi dan cintai sepenuhi hati suami kamu. Karena dia yang akan menjaga kamu."

Raina tertegun mendengar kata-kata kakak pertamanya. Ingin rasanya dia memeluk Kak Arman. Tanpa kata-kata dari Kak Arman pun, dia akan selalu mencintai dan mengabdikan dirinya seumur hidup pada Raka. Laki-laki yang paling dicintainya.

Arman melirik sekilas pada Papa dan Mamanya. Mereka tahu dengan jelas maksud dari kata-kata Arman. Hanya Raina yang tidak tahu dengan keadaan yang telah berubah dari perkiraannya selama ini.

Mobil iring-iringan pengantin pun sudah mulai berjalan kearah Bogor. Tempat pesta pernikahan nanti akan berlangsung. Senyum merekah tak henti-hentnya keluar dari Raina. Bibir tipis yang sudah dipoles lipstik bewarna merah muda itu sesekali tertawa ringan menanggapi ocehan dari kedua kakaknya.

--------------------------------------------------------------------------

Ditempat yang berbeda, keluarga Rahardi juga tengah mempersiapkan perjalanan mereka menuju Bogor. Sang pengantin pria sudah siap dengan tuxedo hitamnya. Rambut-rambut halus dari rahangnya sengaja dia tidak cukur. Bukan dia tidak menganggap istimewa hari ini, tapi ada sesuatu yang tidak bisa dia pungkiri. Sebuah kenyataan, bahwa hari ini dia akan memulai sebuah kehidupan baru yang bernama pernikahan.

Not A Perfect WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang