2

12.6K 303 27
                                    

Tiga hari sudah Eni berada di dalam kamar mandi yang begitu dingin dan lembab ini. Eni tak bisa keluar dari dalam sana. Dan selama tiga hari ini dia hanya bisa mengisi perutnya dari air keran di bathtub. wastafel pun terlalu tinggi. Eni tak bisa apa-apa, karena tidak ada orang di rumah ini. Eni hanya bisa berdoa untuk anaknya, agar bisa bertahan dan berjuang bersama dirinya. Setidaknya sampai suaminya itu bisa menerima anaknya saja sudah cukup baginya.

Berbeda dengan Eni yang sangat menyedihkan, dan kelaparan. Di tempat berbeda, seseorang sedang asik tertawa dan saling melemparkan makanan tanpa perduli sekitarnya yang menatap mereka memuja.

Seorang wanita dengan panik dan cemas, berjalan cepat ke arah genk yang paling di idolakan di kampus.

"Christ Eni baik-baik saja kan? Kenapa dia tidak ke kampus dan aku telpon tidak bisa. Apa dia sakit Christ?" tanya Mia dengan nada kahwatir karna dia sangat cemas pada Eni.

Christ dan teman-temannya yang tadi sedang terbahak-bahak, langsung menoleh ke arah Mia.

"Eh ada pengasuh kampungan. Lagi nyari si cacat?" Tanya kevin dengan nada mencemooh dan membuat Mia merasa sedih.

"Iya, ya. Gimana dengan si cacat itu? Sudah tiga hari gua kurung."ucap Christ dalam hati. Dan dia baru sadar jika dia telah mengurung istrinya.

"Hey lo, di tanya sama pengasuh istri lo tuh. Malah bengong lo?" tanya Vino karena Christ hanya diam.

"Gak apa-apa kok." Jawab Christ sedikit gelagapan.

"Udahlah Mia, lo gak usah nanyain si cacat itu lagi. Karena dia baik-baik saja. Dan lo jangan sekali-kalinya hubungin dia lagi. Karena sakarang apapun yang gue lakuin ke dia, itu hak gua. Jadi lo gak usah ikut campur. Dan kalo lo berani ngadu sama om dan tante, si cacat itu gak ke kampus. Jangan salahin gua, kalo terjadi sesuatu sama si cacat itu. Paham Mia kampungan?" Tanya Christ dengan nada tegasnya.

Mia pun hanya diam, dan itu cukup untuk Christ.

"Udah sana pergi! Jangan ke sini lagi, bau tau gak!" Ucap Christ tegas dan Mia pun akhirnya pergi dari sana. Setelah Mia pergi, Beni langsung kepo.

"Christ gua baru inget, lo kan nikah baru tiga hari. Lo juga gak pulang tiga hari. Jadi, gimana sama istri lo yang lo tinggal sendiri di rumah? Lo inget kan dia takut gelap?" Tanya beni yang tahu, karena mereka pernah mengunci Eni di toilet bekas yang gelap gulita sampai Eni masuk rumah sakit.

Christ tak menjawab, dia terlalu malas bahas si cacat itu. Kalau nanti dia mati kan, dia bisa bebas. Lagi pula lampu kamar mandi lupa ia matikan, jadi tidak ada masalah kan?"

"Christ." Panggil kevin.

"Ya." Jawab Christ dan menatap Kevin.

"Christ, menurut gua, lo manfaatin aja istri lo." Ucap Kevin dengan santai meminum jus jeruk di depannya.

"Kevin, udah deh. Lo dulu jadiin dia taruhan, sekarang lo masih mau nyuruh gue manfaatin dia? Dan sialnya yang kena gue lagi?" Tanya Christ tak percaya.

"Udah cukup ya... gua malu karena nikah sama si cacat yang nyusahin itu dan buat hidup gue sengsara. Dan tadi apa kata lo? Mau di manfaatin? Apanya di manfaatin, orang cacat kaya gitu." Lanjuta Chrust bertanya sambil mendengus kesal.

"Jangan marah dulu dong pak bos. Ya maksud gua, biar dia guna dikit lah... misal nih ya, lo suruh dia kerjain tugas kuliah lo. Lagi pula walau pun dia junior kita, dia lebih pinter dari pada lo. Lo gak usah susah -susah dan pusing buat kerjain tugas. Lo juga kan, bisa minta jatah sama dia. Kalau gua jadi lo, gua bakal manfaatin dia. Lo gak usah pusing-pusing kerjain tugas, pengen juga tinggal lakuin. Jadi lo, cuma tinggal kerja aja. Manfaatin dikit lah punya istri, itung-itung buat mainan lo biar gak bosen. Lo juga biarin dia kuliah, biar kita ada hiburan. Bosen tau, gak ada hiburan." Ucap kevin memberi saran.

hurt wife ( Tahap Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang