3

10K 278 22
                                    

Malam sudah semakin larut, namun seorang pria masih mengendarai mobilnya dengan santai tanpa perduli dengan seseorang yang sedang berada di rumah. Christ, ya Christ orangnya. Christ memarkirkan mobilnya begitu saja. Dia masuk kedalam rumah kemudian mengunci rumahnya. Namun, saat dia berbalik dia di kejutkan dengan kehadiran kakek dan orang tuanya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Dari mana saja kamu?" Tanya Kakek menatap tajam ke arah Christ.

"Kakek kok ada disini?" tanya Christ dengan bingung. Karena tadi di depan rumahnya tidak ada mobil orang tuanya. Dan bagaimana caranya orang tuanya bisa masuk, bukannya pintu dia kunci?

"Memang kenapa, kalau Kakek kesini?" Tanya kakek Jax dengan dingin.

"Gak apa-apa kek, lagi pula yang beli rumah kan Kakek. Hehehehe..." Ucap Christ dengan mengaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kenapa kamu gak ke kantor tadi?" Tanya kakek Jax dengan sinis.

"Tadi Christ memang mau ke kantor kek, tapi Eni ngidam minta bubur. Jadi Christ gak jadi ke kantor. Ini aja baru dapet buburnya." ucap Christ sambil menujukan plastik yang dia bawa tadi. Dalam hati Christ bersyukur tadi sempat membeli bubur untuknya sendiri dan bisa dia jadikan alasan.

"Kamu gak usah alasan Christ, kamu bisa nyuruh mia beli bubur buat Eni atau memang kamu yang cari alasan biar gak ke kantor?" Tanya kakek Jax dengan dingin.

"Kakek gimana sih, katanya Christ yang harus ngurusin Eni dengan baik. Nanti kalau ada apa-apa sama anak Christ gimana? Dan kata kakek, orang kantor gak ada yang boleh tau kalau Eni istri Christ. Sebenarnya, Christ udah mau ke kantor, tapi Eni gak mungkin juga christ tinggal." Ucap Christ menjadikan istrinya alasan, karena memang benar dia yang malas ke kantor.

"Sebenarnya kamu niat kerja gak? kalau memang gak niat, ya sudah gak usah ke kantor lagi!" Seru Kakek Jax dengan tegas.

"Dan kamu pikir uang jajan sama uang band gak jelas kamu itu cukup buat kehidupan rumah tangga kamu?" Lanjut Kakek Jax dengan tegas sambil menatap tajam Christ.

"Iya kakek, Christ akan ke kantor besok." Jawab Christ menunduk takut.

"Apa ucapan kamu bisa di pegang?" Tanya kakek Jax dengan dingin.

Christ hanya menganggukan kepala saja sebagai jawaban.

"Besok kamu ada meeting dengan relasi bisnis dari korea. buktikan kamu bisa. Jika mereka masih mau lanjut berkerjasama dengan perusahaan kakek, kamu masih bisa lanjut bekerja. Tetapi Jika mereka tidak mau, kamu harus mencari pekerjaan tanpa nama Pradana." Ucap kakek Jax dengan tersenyum menatang.

Mendengar ucapan kakek Jax,
Semua orang langsung membelakan matanya kaget. Tanpa Pradana sama saja dengan mati.

"Tapi dad, relasi dari korea itu sangat besar keuntungannya untuk perusahaan. Bagaimana bisa, membiarkan Christ yang baru kerja 3 hari menghandle itu? Kita bisa rugi dad." Ucap Ayah Christ dengan panik.

"Kehilangan satu rekan kerja, tidak akan membuatku bangkrut. Dan kenapa kau panik, apa kau mulai ragu bahwa anakmu ini memang tidak bisa di andalkan? Dan kau akan terus berusaha menjadikannya, untuk menjadi yang terbaik padahal anak kebanggaanmu ini sangat bodoh Axel." Ucap Kakek Jax dengan berjalan meninggalkan mereka bertiga tanpa mendengarkan jawaban dari Ayah Christ.

"Christ kau harus buktikan pada kakek. Kau harus bisa menguasai pradana group. Pelajari itu dengan benar, jika kau tak mau jadi gembel." Ucap Ayah Christ dengan tegas dan melempar dokumen yang harus di pelajari pada Christ.

Christ yang mendengar ucapan ayahnya, tersenyum miris untuk dirinya sendiri. Karena hidupnya selalu seperti ini di bawah tekanan ayahnya.

Setelah ayah dan bundanya pulang, Christ langsung membawa buburnya ke dapur, menuangkannya ke dalam mangkuk. Kemudian dia ke kamar dan duduk di sofa dengan laptop di pangkuanya dengan sesekali memakan bubur.

hurt wife ( Tahap Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang