two

1.9K 64 7
                                    


Saat bibir itu berucap..

Langit kan mengelap..

Maka mata ini kan berbinar..

Mematahkan hati yang kian beku..

•○•○•○•○•○•○•

Mata itu memandang kosong dunia. Jiwanya tak berminat untuk hidup maupun mati..membiarkan raga itu terseret bagai air yang mengalir, mengamati dalam bungkam dan menandanggi dunia dengan bosan. Yah,hanya menunggu waktu baginya untuk menetapkan pilihan. Hanya perlu bertahan--bertahan dari kehampaan di depannya, mengabaikan bisikan menyesatkan yang menarik jiwa polos itu ke dalam kegelapan. "Mau main apa hari ini kin?" gadis di depannya tersenyum lembut.
"Main apa aja! Kamu main apa!?" Tanya ku balik antusias. Ah,betapa lelahnya untuk berpura-pura ceria.

"Gambar mau!?" Ajaknya. Hanya di balas anggukan olehku.

Aku terteggun,dia bisa menggambar!? Selama aku berteman dengannya baru aku tau dia bisa menggambar. Mungkin,aku sudah terlalu sering menutup mata,merasa lelah oleh orang di sekitarku..mereka yang selalu menjahuiku--entah apa alasannya..aku pun tidak mengerti.

"Emm..sebenarnya sejak dulu aku udha pinter gambar" jawab Nabila agak canggung.

"Maaf" balas ku berbisik pelan.

"Gk apa-apa" ucapnya ceria,menarik tangan ku untuk duduk di lantai dan menggambar bersama. Aku dan dia memang di karuniai bakat seni.


•○•○•○•○•○•○•

'Aku terlalu senang memiliki teman..

Sehingga tidak peduli siapa mereka--karena aku tau aku selalu di jauhi..

Dan kalian bertanya "siapa saja temnku?"

Maka aku jawab "tidak banyak--tapi mereka menyukai ku tanpa alasan walau yang lain menjahuiku..dan tak akan ku biarkan mereka terluka..'

•○•○•○•○•○•○•

Aku hanya berharap..

Tak banyak meminta..

Karena aku tau semua itu tka akan pernah terwujud..

'

Malam semakin larut dan hujan turun rintik-rintik,menemani kedua gadis itu berdiri memantung memandangi lahan luas di depan mereka. Satunya menerawang dan satunya berkutat dengan hp kecil de genggamannya. "Pulang naik apa kin!?" Satu bertanya.

"Ojek. Aku minta mama pesenin, sekalian buat kamu" balas ku ke Nanda dan di balas anggukan.

Sepi..anak-anak mulai di jemput-abah-guruku sendiri sepertinya menunggu kami. Aku menekan angka-angka di hp ketik jadul yang tidak terlalu jadul itu dan nada sambung pun terdengar.

"Hallo ma!! Pesenin aku sama nanda dong, biasa di kantor abah ballitro" ucapku. Di ujung telepon mama membalas dengan iya-an.

Kedua gadis itu menunggu lama. Kemudian datang satu motor, dan yah, itu bukan "milik kami". Mereka semakin lelah dan malam semakin larut. Gadis itu masih berkutat dengan hpnya.

"Ma,udah pesenin ojek belum?" Tanya-nya pelan.

"Kin! Ballitro itu di mana!? Jalannya?"

"Ballitro ma..aku lupa jalannya"

"Lah kok gitu!? Minta kertas,catet nomor ojeknya!"

"Ya ma" kemudian gadis itu buru-buru masuk gedung untuk meminta sebuah kertas dan pulpen. Ia mendengarkan sambil tangannya menulis nomor  para ojek yang di pesan. Kemudian gadis itu mengetik nomor para ojeknya...satu tidak menjawab dan satunya tidak aktif...gadis itu makin setres.

"Ma,ojeknya gak ada yang jawab" ia kembali menelefon mama-nya.

"Iya! Ojeknya gk mau,udah di cancel! Tunggu mama pesenin lagi. Nanti kamu kasih ke abah buat kasih tau alamatnya,ngerti!?" Jawab mama dengan nada tinggi. Gadis itu sadar suara sang mama terdengar walau tidak menggunakan efek suara. Dan gadis itu merasa malu.

Setelah menunggu lama,sang mama kembali menelefon dan memberikan nomor ojek yang baru. Gadis itu menekan nomor yang ia catat. Setelah tersambung memberikannya pada abah--gurunya..kembali menunggu akhirnya satu ojek tiba. Dengan suara di paksa lembut menahan sesak ia meminta sang ojek menunggu satunya lagi. Akhirnya kedua gadis itu berpamitan dan menaiki ojek masing-masing. Di tengah jalan sang gadis-kina--merasa sesak luar biasa..dari kekalahanya di pertandingan di tambah nada marah mama-nya membuatnya tambah tertekan dan mungkin depresi...di tengah jalan di atas motor di temani angin malam yang dingin gadis itu sekuat tenaga menahan tangis di balik kaca helm.

•○•○•○•○•○•○•

Lihat gadis kecil..

Apa yang kau dapat dari hidup..

Hanya depresi dan tertekan..

Ikut aku yuk,untuk terlelap

Dalam rengkuhan api yang menjilat panas..

°My Depression°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang