بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Hijab adalah pernyataan
sederhana bahwa kamu adalah muslimah sejati.~Akhwat Akhir Zaman~
***
Author POV
Setelah sholat 'isya berjamaah di masjid milik keluarga kakek Sulaiman--kakek Zakiya dan Reza, dilanjut dengan acara intinya yaitu pengajian di rumah Zakiya. Seharusnya kajian dimulai setelah ba' da maghrib, tetapi karena lokasi masjid milik keluarga besar itu lokasinya dekat dengan rumah Zakiya, jadi seluruh anggota keluarga melakukan sholat 'isya berjamaah terlebih dahulu.
"Loh sayang? Kok kamu malah pakai baju kurang bahan begitu? Ini kan acara pengajian, Nak".
Khadijah mendapati Zakiya yang turun dari kamar nya. Gadis 15 tahun itu mengenakan dress se-paha, dengan rambut di model qerly."Nggak apa-apa kali, bun. Lagian kajian ini kan di rumah kita, bebas dong mau pakai pakaian kayak apa!".Benar-benar keterlaluan. Zakiya begitu lalai terhadap kewajibannya sebagai muslimah. Sudah menjadi kewajiban wanita untuk menutup auratnya. Dia menyepelekan acara yang berhubungan dengan agama. Astagfirullah.
"Ganti pakaianmu sekarang!". Ucap Khadijah tegas.
"Apaan sih! Lagian aku gak punya gamis, Bun!".
"Pakai celana kulot dan sweater mu kan bisa, atau pakailah gamis Bunda. Kamu harus tau, muslimah itu wajib menutup auratnya, tapi tidak harus memakai gamis syar'i, yang utama dan paling utama adalah aurat sudah tertutup. Namun jika wanita memakai baju serba ketat, itu sama saja telanjang! Kamu harus paham itu! ". Jelas Khadijah panjang lebar. Kini, wanita paruh baya itu benar-benar ingin merubah perilaku anaknya,walau usahanya masih sia-sia belaka.
Mata Zakiya hanya jelalatan menatap langit-langit rumahnya. Gadis itu tak menggubris ucapan ibunya. Terlihat Reza mendekati Khadijah dan Zakiya. Pria itu benar-benar tampan dengan baju koko yang panjangnya sampai bawah lutut.
"Loh kenapa? Kok ribut, Bun?." tanya Reza Kepada Khadijah.
"Lihat sendiri adikmu, masa ada pengajian menggunakan baju kurang bahan gitu!". Jelas Khadijah.
"Cukup bun! Ini tuh baju mahal, bukan baju kurang bahan!". Zakiya membalas ucapan ibunya sambil menggebrak meja di depannya.
"Zak! Gak sopan kamu bentak bunda kayak gitu!" Emosi Reza hadir saat Zakiya menggebrek meja ditambah nada bicaranya yang sangat tinggi.
"Serah kalian!".
"Zakiya mau ke rumah temen aja! Males disini banyak manusia sok bijak!".
"Jangan, Nak". Pinta Khadijah sambil menarik tangan Zakiya.
Zakiya hanya mendengus kesal.
"Sekarang kamu ikut ke kamar Bunda ya". Khadijah berusaha membujuk putrinya dengan nada yang sangat lembut.
"Hm".
Satu per satu anak tangga telah dilalui. Bersama Khadijah, Zakiya masuk ke kamar wanita paruh baya itu. Dihadapkan pada Zakiya almari kaca berisi gamis-gamis syar'i. Memang, Khadijah lebih suka memakai baju gamis ketimbang setelan atas bawah. Tak heran, jika lemari pakaiannya dipenuhi gamis-gamis.
"Anak Bunda yang cantik, pilih lah baju bunda,inshaa Allah kamu pasti suka dengan dres syar'i ketimbang baju kurang bahanmu itu".
"Terserah Bunda aja! Aku lagi males debat!" Jawab Zakiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhwat Akhir Zaman (Al-Zakiya)
Spiritual[HIJRAH SERIES] Perjalanan hijrah Zakiya sampai bertemu kekasih halal.