Bab II

56 5 0
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Author POV

Sinar sang surya terpancar di balik tirai kamar Zakiya. Burung burung bernyanyi sambil menari nari gembira. Cuaca hari ini cukup cerah. Terlihat Khadijah sedang menyapu halaman rumahnya yang cukup luas. Walaupun statusnya menjadi ibu sekaligus ayah untuk anaknya --Zakiya dan Reza, ia selalu rajin merawat rumahnya yang menjadi peninggalan sang suami. Bagi Khadijah, rumah sederhana itu menjadi harta berharga kedua setelah anaknya semenjak sang suami menghilang entah kemana.

Zakiya masih tertidur pulas memeluk bantal guling dengan orokan cukup keras. Sungguh, gadis itu benar-benar pemalas, padahal hari sudah cukup siang. Jam dinding menunujuk pukul 06:00, Zakiya memang sengaja bangun agak siang karena sedang halangan. Tapi ketahuilah, gadis brandalan itu tetap menjalankan sholat fardu, karena ia tahu kewajiban seorang muslim adalah melaksanakan sholat 5 waktu.

"Pagi bunda..". Ucap Reza sambil menuangkan air putih dalam gelas.

"Eh, sudah bangun nak".

"Pagi juga anak bunda yang paling ganteng seantera Asiaaa!!". Balas wanita itu sambil terkekeh.

"Ah, bunda ini, bisa saja nge-gombal". Reza dan Khadijah tertawa geli.

Reza sangat menyayangi, menghormati, dan mencintai ibunya. Sebagai lelaki, ia menggantikan posisi ayahnya yang Reza selalu berusaha untuk membuat Ibunya selalu tersenyum.

Ia merupakan tipikal cowok idaman kaum hawa. Lihat saja penampilannya, Reza sangat tampan, senyumnya mendamaikan jiwa, bibir merah merona ditambah lesung pipit saat ia tersenyum. Reza juga seorang hafizh Qur'an. Subhanallah. Wanita mana yang tidak tertarik padanya.

"Adikmu sudah bangun, Nak?." tanya sang ibu pada Reza.

"Kayaknya belum deh, Bun".

"Ya sudah, biar bunda bangunkan, kamu lanjutkan memotong bawangnya ya!." perintah nya.

Khadijah mulai menaiki anak tangga,dengan membawa baki plastik bercorak bunga-bunga indah yang berisi teh hangat dan sandwich untuk Putrinya--Zakiya.

Tokkk...

Tokkk....

Tokkk.....

"Sayang, bangun sudah siang". Ucap Khadijah sambil mengetok pintu kamar Zakiya.

"Ah... Nanti, Bun! Aku masih capek!". Jawab sang putri dengan nada tinggi.

"Bangun nakk". Pinta Khadijah sambil mengusap kepala sang putri.

"Ihh! Bunda apaan sih? Aku tuh masi capek, bun! Tahu sendiri kan? Semalam aku pulang larut malam!".

"Tapi naaa-kk

"Iya, udah! Aku bangun! Bawel banget sih!". Gadis itu bangkit dengan muka lesu dan emosi

Dalam AL-Qur’an surah Ali Imran yang sudah dijelaskan 'Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaan mu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepadanya keduannya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik'

Astagfirullahhaladzim
Batin Khadijah.

"Ini minum dulu teh hangatnya, lalu habiskan sandwich kesukaan mu. Setelah itu mandi, lalu ke dapur, bantu abangmu menyiapkan untuk acara pengajian Ahad". Jelas Khadijah panjang lebar.

Akhwat Akhir Zaman (Al-Zakiya) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang